Kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.---Titus 2: 12.
Kita harus membiarkan Kristus masuk ke dalam hati dan rumah tangga kita jika kita berjalan dalam terang. Rumah harus dibuat sesuai dengan arti kata itu.. Rumah harus menjadi surga kecil di bumi, tempat di mana kasih sayang dibina daripada ditindas secara terus-menerus. Kebahagiaan kita bergantung pada pemeliharaan kasih, simpati, dan kesopanan sejati satu sama lain. Alasan mengapa ada begitu banyak pria dan wanita yang keras kepala di dunia kita adalah karena kasih sayang sejati telah dianggap sebagai kelemahan dan telah putus asa dan ditekan. Bagian yang lebih baik dari sifat orang-orang kelas ini telah diselewengkan dan dikerdilkan di masa kanak-kanak, maka kecuali sinar cahaya Ilahi dapat melenyapkan kedinginan dan keegoisan mereka, kebahagiaan seperti itu terkubur selamanya. Jika kita memiliki hati yang lembut, seperti yang Yesus miliki ketika Dia ada di atas bumi, dan simpati yang disucikan, seperti yang dimiliki para malaikat untuk manusia berdosa, kita harus memupuk simpati seperti anak kecil, yaitu kesederhanaan. Kemudian kita akan disempurnakan, ditinggikan, dan diarahkan oleh prinsip-prinsip surgawi.
Kecerdasan yang dibudidayakan adalah harta yang besar; tetapi tanpa pengaruh simpati kelembutan dan kasih yang disucikan, itu bukan nilai tertinggi. Kita harus memiliki kata-kata dan perbuatan pertimbangan yang lembut untuk orang lain. Kita dapat memanifestasikan seribu perhatian kecil dalam kata-kata ramah dan terlihat menyenangkan, yang akan tercermin pada kita lagi. Orang-orang Kristen yang tak beriman dimanifestasikan oleh pengabaian mereka terhadap orang lain bahwa mereka tidak bersekutu dengan Kristus. Tidak mungkin bersekutu dengan Kristus namun bersikap tidak ramah kepada orang lain dan melupakan hak-hak mereka. Banyak yang rindu akan simpati yang ramah. Tuhan telah memberikan kita masing-masing identitas kita sendiri, yang tidak dapat digabung dengan orang lain; tetapi karakteristik individual kita akan jauh lebih tidak menonjol jika kita menjadi milik Kristus dan kehendak-Nya menjadi milik kita. Hidup kita harus ditahbiskan untuk kebaikan dan kebahagiaan orang lain, seperti Juruselamat kita. Kita harus melupakan diri sendiri, selalu mencari peluang, bahkan dalam hal-hal kecil, untuk menunjukkan rasa terima kasih atas bantuan yang kita terima dari orang lain, dan mengawasi peluang untuk menghibur orang lain serta meringankan kesedihan dan beban mereka dengan tindakan kebaikan yang lembut dan perbuatan kasih. Sambutan penuh perhatian ini, yang, dimulai di keluarga kita, meluas di luar lingkaran keluarga, membantu menutupi kebahagiaan hidup; dan pengabaian hal-hal kecil ini akan menambah kepahitan dan kesedihan hidup.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar