Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia.----Amsal 31: 28.
Berbahagialah orangtua yang hidupnya adalah pantulan Ilahi yang sejati, agar janji-janji dan perintah Allah membangunkan rasa hormat dan syukur dalam diri anak-anak itu; orang tua yang kelemahlembutan dan keadilan serta kesabarannya menggambarkan kepada anak itu akan kasih, keadilan dan panjang sabar Allah; dan yang dengan mengajar anak supaya mengasihi dan memercayai serta menuruti mereka, mengajar dia untuk mengasihi dan memercayai serta menuruti Bapanya di surga. Orang tua yang menanamkan kepada seorang anak karunia seperti itu telah memberikan kepadanya suatu harta yang lebih berharga dari kekayaan sepanjang zaman-harta yang bertahan sampai kekekalan.
Terhadap diri anak-anak yang dipercayakan kepada pemeliharaannya,
setiap ibu mendapat tugas suci dari Allah. ''Ambillah anak laki-laki dan
perempuan ini", kata-Nya, "didiklah dia bagi-Ku; tanamkanlah padanya
tabiat yang dipahat untuk bangunan istana, agar dia boleh bercahaya dalam
istana Tuhan untuk selamanya."
Pekerjaan ibu seringkali tampak baginya seperti suatu pelayanan
yang tidak penting. Itu adalah pekerjaan yang jarang dihargai. Orang lain hanya
tahu sedikit dari banyak kesusahan dan bebannya. Hari-harinya dipadati dengan
tugas-tugas kecil, semuanya memerlukan usaha yang sabar, pengendalian diri,
kewaspadaan, kebijaksanaan dan kasih pengorbanan diri; namun dia tidak bisa
menyombongkan apa yang telah dilakukannya itu sebagai sesuatu prestasi yang
besar. Dia hanya mengatur rumah tangga agar berjalan dengan lancar; sering
merasa lelah dan bingung, dia sudah berusaha untuk berbicara ramah kepada
anak-anaknya, membuat mereka tetap sibuk dan bahagia, dan menuntun kaki-kaki
yang kecil itu di dalam jalan yang benar. Dia merasa seakan tidak melakukan
apa-apa. Tetapi sebenarnya bukanlah demikiaN. Malaikat-malaikat surga mengamati
ibu yang letih itu, memperhatikan beban-beban yang dipikulnya setiap hari.
Namanya mungkin tidak terdengar di dunia ini, tetapi nama itu tertulis di dalam
kitab kehidupan Anak Domba.
Ada Allah di atas, dan cahaya serta kemuliaan dari takhta-Nya turun ke atas ibu yang setia sementara dia mencoba mendidik anak-anaknya untuk menolak pengaruh yang jahat. Tidak ada pekerjaan lain yang setara dengan pekerjaannya dalam hal pentingnya. Dia bukan seperti pelukis yang melukis sebuah sosok yang cantik di atas kanvas, atau seperti pengukir yang mengukir di atas batu pualam. Dia bukanlah seperti seorang penulis yang mencanangkan suatu pemikiran yang mulia melalui kuasa kata-kata, atau juga seperti pemusik yang menanamkan suatu rasa keindahan melalui lagu. Tugasnya, dengan pertolongan Allah, ialah mengembangkan dalam satu jiwa manusia keserupaan Ilahi.
Tuhan Yesus memberkati.
--Seri
Membina Keluarga, jld. 4, hlm. 341-342.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar