Rabu, 11 Maret 2020

Kabar Baik 18 Maret 2020 : PEPERANGAN TERBESAR YANG KITA HADAPI

PEPERANGAN TERBESAR YANG KITA HADAPI

"Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."---2 Timotius 2: 19.

Segenap hati harus diserahkan kepada Tuhan, kalau tidak, perubahan takkan pernah terjadi dalam diri kita, perubahan yang akan memulihkan kita menjadi seperti Dia. Dengan keadaan seperti ini kita terpisah dari Allah. Roh Kudus melukiskan keadaan kita dalam kalimat seperti berikut: "Kamu dahulu sudah mati sarena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu....tidak ada yang sehat" (Efesus 2: 1; Yesaya 1: 5, 6). Kita telah dikungkung di dalam jerat lblis, "yang telah mengikat mereka pada kehendaknya" (2 Timotius 2: 26). Allah ingin menyembuhkan kita, membuat kita bebas. Tetapi karena ini memerlukan perubahan yang menyeluruh, pembaruan seluruh keadaan kita, maka kita harus menyerahkan segenap diri kita pada-Nya.

Peperangan melawan diri sendiri adalah peperangan terbesar yang pernah berlangsung. Penyerahan diri sendiri, memasrahkan sepenuhnya kepada kehendak Allah, memerlukan satu pergumulan; tetapi jiwa itu harus lebih dulu diserahkan kepada Allah barulah dapat dibarui di dalam kesucian.

Pemerintahan Allah bukanlah seperti yang digambarkan Iblis, di dasarkan atas penyerahan yang buta, satu pengendalian yang tidak masuk akal. Pemerintahan itu menarik pikiran dan hati nurani. "Marilah, baiklah kita berperkara" adalah merupakan undangan Khalik Pencipta kepada makhluk-makhluk ciptaan-Nya (Yesaya 1: 18). Allah tidak memaksa kehendak makhluk ciptaan-Nya. Tuhan tidak mau menerima perbaktian yang dilakukan dengan pikiran dan kemauan yang tidak rela. Sebuah penyerahan yang terpaksa akan menghalangi semua pertumbuhan pikiran maupun tabiat; penyerahan demikian hanyalah membuat seseorang seperti tidak mempunyai akal. Bukan demikian yang dimaksud Khalik Pencipta. Allah ingin supaya manusia, makhluk ciptaan-Nya yang mulia itu akan mencapai pertumbuhan tertinggi yang dapat dicapainya. Dia menaruh di depan kita puncak kemurahan, ke mana Ia ingin membawa kita melalui karunia-Nya. Dia mengundang kita supaya memasrahkan diri kita kepada-Nya, supaya Dia dapat mengerjakan kehendak-Nya di dalam kita. Terserah kepada kita memilih apakah mau dilepaskan dari rantai dosa, dan mendapat bagian dalam kebebasan yang mulia dengan anak-anak Allah.

Dalam menyerahkan diri kita kepada Allah kita harus menanggalkan semua hal yang memisahkan kita dari pada-Nya. Karena itu Juruselamat berkata: "Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku" (Lukas 14: 33). Apa pun yang menjauhkan hati dari Tuhan harus disingkirkan.---

GBU

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...