Rabu, 11 Maret 2020

Kabar Baik 16 Maret 2020 : MEMBENARKAN DIRI SENDIRI

MEMBENARKAN DIRI SENDIRI

Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.---Roma 3: 10.

Dan pengakuan seseorang bahwa ia tanpa dosa, adalah suatu bukti bahwa ia yang membuat pengakuan itu sebenarnya jauh dari kudus. Hal itu disebabkan karena ia tidak mempunyai konsepsi yang benar mengenai kemurnian dan kesucian Allah, atau mengenai bagaimana caranya menjadi selaras dengan tabiat-Nya. Karena ia tidak mempunyai konsep yang benar mengenai kemurnian dan kekudusan Yesus yang ditinggikan dan permusuhan dan kejahatan dosa, sehingga orang menganggap dirinya suci. Semakin besar jarak antara dia dengan Kristus, dan semakin tidak memadai konsepsinya mengenai tabiat Ilahi dan tuntutan-Nya, semakin benar ia tampak oleh matanya sendiri.

Pengudusan yang diberikan di dalam Alkitab mencakup manusia seutuhnya--roh, jiwa dan badan. Rasul Paulus berdoa bagi orang-orang di Tesalonika, agar "semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita" (1 Tesalonika 5: 23). Sekali lagi ia menulis kepada orang-orang percaya, "Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah" (Roma 12: 1).

Pada zaman Israel kuno, setiap persembahan yang dibawa sebagai korban kepada Allah, harus diperiksa dengan teliti. Jika ditemukan cacat pada hewan yang diserahkan, persembahan itu akan ditolak, oleh karena Allah telah memerintahkan bahwa persembahan itu haruslah "tanpa cela" Jadi orang Kristen dihimbau untuk mempersembahkan tubuhnya menjadi "persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah." Agar dapat melaksanakan ini, seluruh kuasa harus disimpan dalam keadaan yang paling baik. Setiap perbuatan yang melemahkan kekuatan fisik atau mental membuat seseorang tidak layak bagi pelayanan kepada Khalik-Nya. Dan apakah Allah akan senang dengan sesuatu yang kurang dari yang paling baik yang kita persembahkan kepada-Nya? Kristus berkata, "Hendaklah kamu mengasihi Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu." Mereka yang mengasihi Allah dengan segenap hati ingin memberikan kepada-Nya pelayanan terbaik dari kehidupan mereka, dan mereka akan terus berusaha membawa seluruh kuasa tubuhnya tetap selaras dengan hukum yang mengembangkan kemampuan mereka untuk melakukan kehendak-Nya. Mereka tidak akan melemahkan atau mengotori persembahan yang mereka serahkan kepada Bapa surgawi oleh pemanjaan selera atau hawa nafsu...

Setiap pemuasan hawa nafsu dosa cenderung melumpuhkan kemampua-kemampuan jasmani dan mematikan kemampuan pikiran dan rohani, sehingga Firman atau Roh Allah hanya memberikan kesan lemah kepada hati.

GBU

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...