Kamis, 19 April 2018

Saat Teduh 19 April 2018 : Pandanglah Salib-Nya


1 Petrus 2:18-25

Pandanglah Salib-Nya

2:18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan i  kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, j  tetapi juga kepada yang bengis. 2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah k  menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. 2:20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. l  2:21 Sebab untuk itulah m  kamu dipanggil, n  karena Kristuspun telah menderita untuk kamu o  dan telah meninggalkan teladan p  bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya 1 . 2:22 Ia tidak berbuat dosa, q  dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. r  2:23 Ketika Ia dicaci maki, s  Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, t  tetapi Ia menyerahkannya u  kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. v  2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita 2  w  di dalam tubuh-Nya di kayu salib, x  supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, y  hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. z  2:25 Sebab dahulu kamu sesat a  seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala b  dan pemelihara jiwamu. c 
============================================

Pada tahun 155 M, hiduplah seorang Uskup di kota Smyrna yang bernama, Polycarpus. Dia ditangkap oleh pemerintah Romawi untuk diadili. Saat diminta perwira Romawi untuk menyangkal imannya, dia menjawab, "Selama 86 tahun aku berbakti kepada Kristus dan selama itu belum pernah Dia mengecewakan aku. Bagaimana aku dapat mengutuki Raja yang menyelamatkan aku?" Sikap teguh dan kesetiaannya kepada Yesus mengakibatkan dirinya dibakar pada sebuah tiang gantungan.

Penderitaan tidak pernah lepas dari hidup manusia. Sebab manusia yang ada di dunia adalah berdosa. Namun, kita perlu membedakan antara penderitaan yang disebabkan karena kesalahan diri sendiri atau karena iman. Penderitaan karena kesalahan diri tentu tak patut dipuji, justru dijadikan sebagai cara untuk memperbaiki diri. Penderitaan karena iman dilihat sebagai ganjaran yang mesti kita terima. Meski sebagai sebuah kasih karunia dari Allah, terkadang harus diakui terasa berat untuk ditanggung.

Di sini penulis mengajak umat untuk tidak fokus pada luka dan penderitaannya, tetapi mau melihat Tuhan. Dia yang telah dicaci maki, difitnah, diludahi, dipukuli bahkan sampai dibunuh di kayu salib adalah kekuatan bagi orang percaya. Salib adalah lambang kutukan dan penghukuman. Setiap orang yang disalib dianggap sebagai orang yang dikutuk dari hukum pemerintah dan agama. Menariknya Yesus tidak tidak menggunakan kekuasaan-Nya untuk menghukumnya. 

Sebaliknya Dia menerimanya dengan keiklasan sebagai bagian hidup yang harus dijalani demi untuk penyelamatan manusia. Keteguhan hati untuk tetap setia, meski penuh penderitaan inilah yang harus dijadikan arah dan pandang umat percaya. Oleh bilur itu kita diselamatakan.

Saat ini banyak sekali orang yang tidak kuat dengan penderitaan hidup. Banyak yang meninggalkan Tuhan karena tidak kuat dengan tekanan, penderitaan, dan kesuskesan hidup. Saat kita menderita, marilah kita selalu memandang penderitaan Yesus yang jauh lebih besar. Mari memandang salib, yang menjadi kekuatan kita. [AHH]

---
I LG. Hutagalung,

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...