Nubuatan Yang Tergenapi Sebagian
“Lalu mereka menguburkan raja Samaria….
Ketika kereta itu dicuci di tepi telaga Samaria, maka darah raja dijilat
anjing” (1 Raja-raja 22:37, 38).
Ahab, raja Israel, bersekutu dengan Yosafat, raja Yehuda untuk
berseteru dengan suku Ramot-Gilead. Namun serangan tidak dilakukan begitu saja.
Ahab berkonsultasi terlebih dahulu dengan 400 nabinya, yang segera
meyakinkannya – meskipun dalam kalimat yang mendua arti – bahwa mereka
akan memenangkan pertempuran. Yosafat menginginkan pendapat kedua, maka Nabi
Mikha pun diminta pendapat. Meskipun awalnya Mikha membeo apa yang dikatakan
400 orang nabi itu, akhirnya ia mengemukakan bahwa ia melihat “seluruh Israel
bercerai –berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak mempunyai
gembala, sebab TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan” (1 Raj. 22:17).
Ahab dan Yosafat tetap maju ke medan perang. Ahab berperang dengan
menyamar, sementara ia menyuruh Yosafat memakai pakaian kebesarannya ke medan
perang. (Para ahli berbeda pendapat apakah Ahab dengan tindakannya itu
melindungi Yosafat atau dirinya sendiri).
Akhirnya muslihat Ahab itu malah menyelamatkan hidup Yosafat.
Sebaliknya, seorang pemanah berhasil menyarangkan anak panahnya di titik lemah
baju zirah Ahab. Raja Israel ini pun mati karena kehabisan darah di kereta
perangnya. Jasadnya lalu dibawa ke Samaria, dan darahnya, setelah dicuci dari
kereta dijilati oleh anjing-anjing. Dan “perempuan-perempuan sundal mandi”
(ay.38) di dalam air yang bercampur darahnya.
Kitab raja-raja bercerita betapa Ahab menemui nasib yang telah
dinubuatkan. Satu nubuat tercatat (anjing menjilati darahnya), sedangkan nubuat
lainnya tidak tercatat (para pelacur mandi, entah untuk apa, dikubangan
darahnya).
Elia telah menubuatkan, “Di tempat anjing telah menjilati darah
Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu” (1 Raj. 21:19). Elia
benar… sebagian. Darah Ahab memang dijilati anjing seperti darah Nabot, tapi
peristiwa ini tidak terjadi di tempat yang sama seperti disebut dalam
perkataan Elia. Jasad Nabot di Yizreel, sedangkan jasad Ahab di Samaria.
Baik Elia maupun Mikha tidak berbicara sepatah katapun tentang
perempuan sundal yang “mandi darah” Ahab, sehingga barangkali kejadian aneh ini
merupakan penggenapan sebuah nubuatan yang tidak diketahui.
Kejadian-kejadian aneh menyisakan misteri bagi kita. Bagaimanakah
mungkin Elia, Mikha, dan seorang nabi tak dikenal lainnya bisa bernubuat dengan
tepat tentang suatu kejadian, tetapi Elia bisa salah tentang tempat kejadian
itu? Nubuatan dapat salah (Paulus dikemudian hari menyatakan hal yang serupa
dalam 1 Kor. 13:8), terutama karena para nabi pun memiliki kehendak bebas. Di
sinilah nampak betapa Allah menghargai kebebasan kita..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar