Senin, 02 April 2018

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” 2 April 2018




Nubuatan Yang Tergenapi Sebagian

“Lalu mereka menguburkan raja Samaria…. Ketika kereta itu dicuci di tepi telaga Samaria, maka darah raja dijilat anjing” (1 Raja-raja 22:37, 38).

Ahab, raja Israel, bersekutu dengan Yosafat, raja Yehuda untuk berseteru dengan suku Ramot-Gilead. Namun serangan tidak dilakukan begitu saja. Ahab berkonsultasi terlebih dahulu dengan 400 nabinya, yang segera meyakinkannya – meskipun dalam kalimat  yang mendua arti – bahwa mereka akan memenangkan pertempuran. Yosafat menginginkan pendapat kedua, maka Nabi Mikha pun diminta pendapat. Meskipun awalnya Mikha membeo apa yang dikatakan 400 orang nabi itu, akhirnya ia mengemukakan bahwa ia melihat “seluruh Israel bercerai –berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala, sebab TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan” (1 Raj. 22:17).

Ahab dan Yosafat tetap maju ke medan perang. Ahab berperang dengan menyamar, sementara ia menyuruh Yosafat memakai pakaian kebesarannya ke medan perang. (Para ahli berbeda pendapat apakah Ahab dengan tindakannya itu melindungi Yosafat atau dirinya sendiri).

Akhirnya muslihat Ahab itu malah menyelamatkan hidup Yosafat. Sebaliknya, seorang pemanah berhasil menyarangkan anak panahnya di titik lemah baju zirah Ahab. Raja Israel ini pun mati karena kehabisan darah di kereta perangnya. Jasadnya lalu dibawa ke Samaria, dan darahnya, setelah dicuci dari kereta dijilati oleh anjing-anjing. Dan “perempuan-perempuan sundal mandi” (ay.38) di dalam air yang bercampur darahnya.

Kitab raja-raja bercerita betapa Ahab menemui nasib yang telah dinubuatkan. Satu nubuat tercatat (anjing menjilati darahnya), sedangkan nubuat lainnya tidak tercatat (para pelacur mandi, entah untuk apa, dikubangan darahnya).

Elia telah menubuatkan, “Di tempat anjing telah menjilati darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu” (1 Raj. 21:19). Elia benar… sebagian. Darah Ahab memang dijilati anjing seperti darah Nabot, tapi peristiwa ini  tidak terjadi di tempat yang sama seperti disebut dalam perkataan Elia. Jasad Nabot di Yizreel, sedangkan jasad Ahab di Samaria.

Baik Elia maupun Mikha tidak berbicara sepatah katapun tentang perempuan sundal yang “mandi darah” Ahab, sehingga barangkali kejadian aneh ini merupakan penggenapan sebuah nubuatan yang tidak diketahui.

Kejadian-kejadian aneh menyisakan misteri bagi kita. Bagaimanakah mungkin Elia, Mikha, dan seorang nabi tak dikenal lainnya bisa bernubuat dengan tepat tentang suatu kejadian, tetapi Elia bisa salah tentang tempat kejadian itu? Nubuatan dapat salah (Paulus dikemudian hari menyatakan hal yang serupa dalam 1 Kor. 13:8), terutama karena para nabi pun memiliki kehendak bebas. Di sinilah nampak betapa Allah menghargai kebebasan kita..

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...