Shema
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Ulangan 6:4).
Ayat kita hari ini di sebut Shema. Kita bisa mencatat tiga hal unik didalamnya. Pertama, ia menyebut nama TUHAN, dan bukan yang lain. Bahkan nama TUHAN disebut dua kali dalam ayat ini.
Kedua, kata yang diterjemahkan “esa” (echad) dapat berarti “sendirian” – yang mengandung makna “satu-satunya.”
Ketiga, pada umumnya tata bahasa Ibrani tidak membutuhkan predikat “to be” (adalah/menjadi). Sehingga ada kalimat yang secara harfiah dibaca “Aku ingin pemadam kebakaran saat dewasa nanti.” Pembaca atau penerjemah yang akan menyisipkan predikat: “Aku ingin menjadi pemadam kebakaran saat dewasa nanti.” (Alkitab terjemahanKing James memberikan cetak miring pada predikat yang disisipkan, agar pembaca mengetahui bahwa itu tidak ada di dalam teks asli.)
Dengan pedoman itu, terdapat empat kemungkinan penerjemahan ayat di atas: (1) “TUHAN [adalah] Allah kita: TUHAN [adalah] satu”; (2) “TUHAN[adalah] Allah kita; TUHAN sendirian”; (3) TUHAN Allah kita [adalah] satu TUHAN”; (4) “TUHAN Allah kita [adalah] satu.”
Menurut Moshe Weinfeld (Ulangan 1:11, Anchor Bible), terjemahan (1) dan (2) tidak sesuai dengan pola tata bahasa di kitab. Ulangan dan karenanya tidak cocok dengan konteks saat itu. Pilihan terakhir, menurutnya, tidak lazim, yaitu terjemahan (3) yang paling masuk akal: “TUHAN Allah kita [adalah] satu TUHAN.”
Secara tradisional, ayat ini dipakai sebagai landasan monoteisme, dengan pengertian echadsecara numeric dan menerjemahkannya sebagai satu-satunya Allah. Namun ia bisa juga dibaca dalam pengertian natur Allah sebagai satu kesatuan yang tak terbagi. Karenanya para teolog dapat berbicara tentang pribadi Allah yang “esa.”
Namun mereka harus memutuskan apakah penggunaan kata echad di dalam Shema membuat pengertian Allah sebagai tiga pribadi menjadi keliru. Ternyata tidak. Di dalam Kejadian 2:24 tertulis bahwa dalam pernikahan suami dan istri menjadi satu (echad) tubuh. Kejadian 11:6 dan 34:16 merujuk pada sekelompok orang yang menjadi satu (echad). Jadi kata itu mungkin saja digunakan untuk menunjukkan kesatuan yang terdiri atas beberapa pribadi. Sehingga kita tak perlu bertanya-tanya apakah Allah tritunggal bertentangan dengan Shema.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar