Petualangan Simson
“Yang mati dibunuhnya
pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu
hidupnya” (Hakim-hakim 16:30).
Simson berjumpa dengan seorang
gadis Filistin di Timna yang amat menyukakan hatinya (bdk. Hak. 14:2). Seekor
singa menyerangnya saat ia pergi untuk bertunangan, tapi Simson
mencabik-cabiknya. Lalu ketika ia kembali untuk menikah dengan wanita itu.
Simson melihat lebah bersarang di bangkai singa yang dibunuhnya. Ia pun membuat
teka-teki berdasarkan peristiwa itu dan memberi waktu seminggu kepada orang
Filistin untuk memecahkannya. Tetapi Simson memberi tahu jawaban teka-teki itu
karena bujuk rayu istrinya, yang kemudian membocorkannya kepada orang-orang
sebangsanya. Pernikahan itu pun hanya bertahan tujuh hari.
Kemudian Simson pergi ke Gaza,
atau tepatnya kepada seorang pelacur di Gaza. Seorang pembunuh diam-diam
menunggunya di balik pintu gerbang. Simson pun bangun pada tengah malam dan
mencabut pintu gerbang, beserta tiang-tiang dan palangnya, lalu menggotongnya
sejauh bermil-mil.
Akhirnya Simson bertemu dengan
seorang wanita bernama Delila di Lembah Sorek. Setelah tiga kali mencoba
mengorek rahasia kekuatan Simson, akhirnya wanita itupun berhasil
mendapatkannya. Maka saat Simson tertidur dengan kepala berada di pangkuan
Delila, seorang tukang cukur datang memangkas rambutnya. Simson ditangkap dan
matanya dicungkil. Wanita itu mendapat upah 5.500 syikal perak!
Lalu Simson dipaksa bekerja
mendorong batu gilingan seperti seekor sapi layaknya. Tapi perlahan-lahan
kekuatannya pulih seiring dengan bertumbuh rambutnya. Maka takkala orang
Filistin mengadakan pesta pora di Kuil Dragon. Simson meruntuhkan bangunan itu
dengan menarik pilar-pilar penyangganya. Tiga ribu orang Filistin mati saat
itu, termasuk Simson, yang telah melayani sebagai Hakim Israel selama 20 tahun.
Mengapa ada kisah duniawi yang
mendebarkan seperti itu dalam Alkitab? Simson boleh jadi seorang pahlawan yang
dahsyat bagi orang dunia, tapi cerita tentang tingkahnya yang diuraikan jelas
bukan bacaan yang cocok untuk pria dan wanita yang sudah bertobat!
Seorang imam Katolik Roma
Andrew M. Greeley, menulis novel tentang imam-imam yang mempertunjukkan
“kekuatan” moral dan etika mereka dengan perzinahan, hubungan sumbang, dan
perilaku asusila. Alasannya menulis novel-novel yang menyeramkan seperti itu,
yang disebutnya buku-buku “religious”, barangkali serupa dengan alasan
direkamnya kisah Simson di dalam Kitab Suci. Greeley mengatakan bahwa
novel-novelnya “dianggap sukses” jika para pembacanya bisa belajar Allah dapat
“menarik lurus dengan garis yang lengkung.”
Allah, dengan kasih
karunia-Nya, dapat mengubah garis lengkung yang kita tarik dalam hidup yang
penuh noda ini menjadi garis lurus – seperti yang diperbuat-Nya kepada Simson
yang moralnya kurang terpuji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar