Senin, 05 Februari 2018

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 06 Februari 2018

Musa Pun Merajuk

“Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku” (Bilangan 11:14).

Memimpin Bangsa Israel ke Tanah Perjanjian bukanlah suatu perjalanan yang mudah! Musa sudah merasakan sejak awal, sehingga ia berdebat panjang dan a lot dengan Allah di semak terbakar. Akhirnya Allah yang menang. Musa dikirim kembali ke Mesir, di mana segala sesuatunya berubah dari buruk menjadi lebih buruk – bagi Bangsa Israel maupun Mesir.

Ada masalah, Musa bersikap seperti anjing penjaga – membela umat Allah. Seperti saat ia berada di Gunung Sinai dan Bangsa Israel menyembah lembu emas di kaki gunung Allah hendak memusnahkan mereka, tapi Musa malah menguliahi Allah, dan menyuruh-Nya menyesali rencana pemusnahan itu.

Cepat atau lambat, tanggung jawab seorang pimpinan dapat membawa pada keputusasaan. Seperti juga terjadi pada Musa. Orang Israel mulai bersungut-sungut soal makanan; mereka mulai bosan makan manna. Mereka menginginkan waktu di Mesir.

Tidak berapa lama, Allah dan Musa pun menjadi tidak sabar mendengar tuntutan mereka. Kali ini Musa yang mencapai batas kesabarannya. Dengarkan kata-kata sarkastisnya yang ditujukannya kepada Allah: “Mengapa Kau perlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini? Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu…. Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku…. Sebaliknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu.” (ay. 11-15).

Musa melakukan apa yang dilakukan banyak pemimpin. Ia menanggung bebannya sendirian. Allah memiliki gagasan yang lebih baik – mendelegasikan wewenang (Mertua Musa pun memberikan saran yang sama) “Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang… lalu sebagian dari Roh yang hinggap pada itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu.” (ay,16, 17).

 Anda mungkin juga seorang pemimpin – guru sekolah Sabat, orang tua, dsb. Anda tidak akan tahan bila melakukan semua pekerjaan sendirian. Cobalah solusi dari Allah – delegasikan. Anda dapat mulai dengan menyerahkan tanggung jawab – yang sepadan dengan usia mereka – kepada anak-anak Anda. Bahkan Allah pun butuh bantuan dan meminta dari Musa.


Pekerjaan yang membosankan bukanlah karunia Ilahi! Ingatlah peribahasa yang usang namun sungguh benar ini: “Banyak tangan akan meringankan pekerjaan.”

Immanuel.

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...