Turun ke Jalan Lagi
“Atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas
titah TUHAN juga mereka berangkat” (Bilangan 9:23)
Mereka yang bukan pencinta musik country pun mungkin mengetahui
lagu Willie Nelson “On the Road Again,” yang ditulisnya pada tahun 1980 untuk
film Honeysuckle Rose. Bepergian sepertinya ada “di dalam darah”
orang-orang tertentu. Sebagai anak dari seorang gembala gereja Advent, saya
mulai merasa tidak betah setelah berdiam di satu tempat selama tiga tahun.
Tidak selalu mudah untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk
berpindah tempat – atau untuk melakukan perubahan lainnya.
Ketika saya kuliah di Atlantic Union College ayahku
mendapat panggilan dari konfrens lain, tapi ia mengganggap bahwa panggilan itu
berasal dari setan (jika menganggapnya dari Allah , maka ia harus berangkat,
padahal ia tidak mau pindah). Pada suatu kesempatan, mertuaku, juga seorang
gembala gereja Advent, menerima tiga panggilan sekaligus dari beberapa
konfrens. Ia mencari pertanda, mana yang merupakan kehendak Allah.
Orang Israel menghabiskan waktu 40 tahun untuk berjalan dari Mesir
ke Kanaan. Perintah bagi mereka untuk berpindah tempat atau berdiam di
suatu tempat datang langsung dari Allah melalui tanda yang kasat
mata. Sebuah tiang api pada malam hari dan tiang awan pada siang hari menjadi
tanda pimpinan Ilahi. “Dan setiap kali awan itu naik dari atas kemah, maka
orang Israel pun berangkatlah, dan ditempat awan itu diam, di sanalah orang
Israel berkemah” (Bil. 9:17).
Sekiranya kita memiliki tanda yang jelas untuk menunjukkan apa
yang harus kita lakukan – pindah ke kota lain, atau ke negara lain, pindah
pekerjaan, memilih rumah, memutuskan jenis pengobatan unuk penyakit yang kita
derita… dan seterusnya, saya kira daftar itu akan tidak terbatas.
Doa, tentu saja sangat penting ketika kita dihadapkan pada
keputusan. Memang tidak selalu jelas mana yang Allah ingin kita lakukan,
sehingga pada umumnya pengambilan keputusan bukan hal yang mudah bagi kita. Tak
jarang pikiran kita berkecamuk saat harus mengambil keputusan.
Kita tidak memiliki tiang api di malam hari dan tiang awan di
siang hari untuk menunjukkan arah hidup kita. Yang tersisa adalah belajar
Alkitab, berdoa untuk menunjukkan arah hidup kita. Yang tersisa adalah belajar
Alkitab, berdoa, nasihat dari sesama, dan menggunakan kehendak bebas yang
diberikan Allah. Bila kita menggunakan semua itu, niscaya kita akan yakin untuk
melangkah dalam iman.
Immanuel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar