Jumat, 02 Februari 2018

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 03 Februari 2018

Turun ke Jalan Lagi

“Atas titah TUHAN mereka berkemah dan atas titah TUHAN juga mereka berangkat” (Bilangan 9:23)

Mereka yang bukan pencinta musik country pun mungkin mengetahui lagu Willie Nelson “On the Road Again,” yang ditulisnya pada tahun 1980 untuk film Honeysuckle Rose. Bepergian sepertinya ada “di dalam darah” orang-orang tertentu. Sebagai anak dari seorang gembala gereja Advent, saya mulai merasa tidak betah setelah berdiam di satu tempat selama tiga tahun.

Tidak selalu mudah untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berpindah tempat – atau untuk melakukan perubahan lainnya.

Ketika saya kuliah di Atlantic Union College ayahku mendapat panggilan dari konfrens lain, tapi ia mengganggap bahwa panggilan itu berasal dari setan (jika menganggapnya dari Allah , maka ia harus berangkat, padahal ia tidak mau pindah). Pada suatu kesempatan, mertuaku, juga seorang gembala gereja Advent, menerima tiga panggilan sekaligus dari beberapa konfrens. Ia mencari pertanda, mana yang merupakan kehendak Allah.

Orang Israel menghabiskan waktu 40 tahun untuk berjalan dari Mesir ke Kanaan. Perintah bagi mereka untuk berpindah tempat atau berdiam di suatu  tempat datang langsung dari Allah melalui  tanda yang kasat mata. Sebuah tiang api pada malam hari dan tiang awan pada siang hari menjadi tanda pimpinan Ilahi. “Dan setiap kali awan itu naik dari atas kemah, maka orang Israel pun berangkatlah, dan ditempat awan itu diam, di sanalah orang Israel berkemah” (Bil. 9:17).

Sekiranya kita memiliki tanda yang jelas untuk menunjukkan apa yang harus kita lakukan – pindah ke kota lain, atau ke negara lain, pindah pekerjaan, memilih rumah, memutuskan jenis pengobatan unuk penyakit yang kita derita… dan seterusnya, saya kira daftar itu akan tidak terbatas.

Doa, tentu saja sangat penting ketika kita dihadapkan pada keputusan. Memang tidak selalu jelas mana yang Allah ingin kita lakukan, sehingga pada umumnya pengambilan keputusan bukan hal yang mudah bagi kita. Tak jarang pikiran kita berkecamuk saat harus mengambil keputusan.


Kita tidak memiliki tiang api di malam hari dan tiang awan di siang hari untuk menunjukkan arah hidup kita. Yang tersisa adalah belajar Alkitab, berdoa untuk menunjukkan arah hidup kita. Yang tersisa adalah belajar Alkitab, berdoa, nasihat dari sesama, dan menggunakan kehendak bebas yang diberikan Allah. Bila kita menggunakan semua itu, niscaya kita akan yakin untuk melangkah dalam iman.

Immanuel.

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...