Rabu, 28 Februari 2018

Saat Teduh 28/2/18 : Bergelimang Kesederhanaan

Markus 11:1-11

Saat Teduh 1/3/2018 : Pohon Ara yang Malang

Markus 11:12-14

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 01 Maret 2018



Petualangan  Simson

“Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya” (Hakim-hakim 16:30).

Simson berjumpa dengan seorang gadis Filistin di Timna yang amat menyukakan hatinya (bdk. Hak. 14:2). Seekor singa menyerangnya saat ia pergi untuk bertunangan, tapi Simson mencabik-cabiknya. Lalu ketika ia kembali untuk menikah dengan wanita itu. Simson melihat lebah bersarang di bangkai singa yang dibunuhnya. Ia pun membuat teka-teki berdasarkan peristiwa itu dan memberi waktu seminggu kepada orang Filistin untuk memecahkannya. Tetapi Simson memberi tahu jawaban teka-teki itu karena bujuk rayu istrinya, yang kemudian membocorkannya kepada orang-orang sebangsanya. Pernikahan itu pun hanya bertahan tujuh hari.

Kemudian Simson pergi ke Gaza, atau tepatnya kepada seorang pelacur di Gaza. Seorang pembunuh diam-diam menunggunya di balik pintu gerbang. Simson pun bangun pada tengah malam dan mencabut pintu gerbang, beserta tiang-tiang dan palangnya, lalu menggotongnya sejauh bermil-mil.

Akhirnya Simson bertemu dengan seorang wanita bernama Delila di Lembah Sorek. Setelah tiga kali mencoba mengorek rahasia kekuatan Simson, akhirnya wanita itupun berhasil mendapatkannya. Maka saat Simson tertidur dengan kepala berada di pangkuan Delila, seorang tukang cukur datang memangkas rambutnya. Simson ditangkap dan matanya dicungkil. Wanita itu mendapat upah 5.500 syikal perak!

Lalu Simson dipaksa bekerja mendorong batu gilingan seperti seekor sapi layaknya. Tapi perlahan-lahan kekuatannya pulih seiring dengan bertumbuh rambutnya. Maka takkala orang Filistin mengadakan pesta pora di Kuil Dragon. Simson meruntuhkan bangunan itu dengan menarik pilar-pilar penyangganya. Tiga ribu orang Filistin mati saat itu, termasuk Simson, yang telah melayani sebagai Hakim Israel selama 20 tahun.

Mengapa ada kisah duniawi yang mendebarkan seperti itu dalam Alkitab? Simson boleh jadi seorang pahlawan yang dahsyat bagi orang dunia, tapi cerita tentang tingkahnya yang diuraikan jelas bukan bacaan yang cocok untuk pria dan wanita yang sudah bertobat!

Seorang imam Katolik Roma Andrew M. Greeley, menulis novel tentang imam-imam yang mempertunjukkan “kekuatan” moral dan etika mereka dengan perzinahan, hubungan sumbang, dan perilaku asusila. Alasannya menulis novel-novel yang menyeramkan seperti itu, yang disebutnya buku-buku “religious”, barangkali serupa dengan alasan direkamnya kisah Simson di dalam Kitab Suci. Greeley mengatakan bahwa novel-novelnya “dianggap sukses” jika para pembacanya bisa belajar Allah dapat “menarik lurus dengan garis yang lengkung.”

Allah, dengan kasih karunia-Nya, dapat mengubah garis lengkung yang kita tarik dalam hidup yang penuh noda ini menjadi garis lurus – seperti yang diperbuat-Nya kepada Simson yang moralnya kurang terpuji.

Kabar Baik 1 Maret 2018


Shalom, selamat pagi.

Jika anda hidup dalam ketakutan, penyebabnya adalah kebencian yang berasal dari irihati dan sakit hati, ketakutan akan lenyap jika anda hidup dalam kasih, milikilah kasih Kristus sekarang juga! »IHT«

1 Yohanes 4:18  Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Kenapa manusia jaman sekarang begitu mudah ketakutan, takut kehilangan pekerjaan, takut kehilangan masa depan, bahkan mau tidurpun ketakutan, kebencian, irihati dan sakit hati adalah akar segala masalah dan ketakutan.

Kita iri melihat orang lain lebih baik, lebih berhasil, lebih beruntung dan masih banyak lebih lebih lain yang kita lihat atas hidup orang lain.

Kita menjadi sensitif mudah tersinggung dan sakit hati, merasa terhina, tersingkir dan terbuang, kurang berharga dan rendah diri.

Bila saja kita mengenal & memiliki kasih Kristus dalam hidup ini, maka kita pasti lebih mudah untuk mengasihi orang, semakin dalam kita mengasihi Tuhan dan sesama dengan sendirinya segala ketakutan menyingkir dalam hidup kita.

Amsal 10:12  Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.

Menjadi suatu kerugian yang amat besar bila kita hidup tanpa kasih, tinggalkan semua kebencian, iri hati, sakit hati, lalu gantikan dengan kasih Kristus dalam hati kita, percayalah! Segala ketakutan pasti hilang saat ini juga, sebab Yesus sudah mengasihi kita semua sejak masih dalam kandungan ibu.
Tuhan Yesus memberkati.
---
I Lambok Geraldo Hutagalung,

Minggu, 25 Februari 2018

Saat Teduh 26/02/2018 : Anak dan Orangtua Ilahi

Markus 10:13-16

Anak dan Orangtua Ilahi



Renungan Pagi "Potret Kasih Allah" 26 Februari 2018


Wanita Pemberani

“Berikanlah kepadaku suatu hadiah; telah kauberikan kepadaku tanah yang gersang, berikanlah juga kepadaku mata air” (Hakim-hakim 1:15)

Sebelum Musa meninggal, Allah telah menunjuk Yosua untuk melayani sebagai penerusnya. Namun Yosua tidak menerima perintah Ilahi seperti itu, sehingga ia tidak memiliki orang untuk mengantikannya. Kaleb, sahabat Yosua, muncul untuk waktu yang tak lama, dan kitab Hakim-hakim mencatat kemunculan untuk waktu yang tak lama, dan kitab Hakim-hakim mencatat kemunculan pelbagai pemimpin yang datang dan pergi. Inilah waktunya ketika “setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri” (Hka.17:6).

Pada suatu ketika Kaleb menantang para prajuritnya untuk mengalahkan dan merebut Kiryat-Sefer (Debiri). Ia menjanjikan kepada orang yang berhasil “Akhsa, anakku, menjadi isterinya” (ay.12).

Otniel, adik Kaleb (ay. 13), merebut kota itu. Lalu Kaleb memberikan Akhsa menjadi istrinya. Nampaknya Otniel gembira menerima hadiah itu, tapi dari apa yang terjadi kemudian, kita mendapati bahwa Akhsa yang tidak merasa puas.

Ketika Otniel mendatangi Akhsa, wanita itu malahan mengomelinya mengapa tidak meminta tanah – hadiah yang lebih  berharga ketimbang wanita! Karena Otniel merasa segan untuk menghadap kepada Kaleb, Aksha pun mengambil seekor keledai dan berderap ke tempat ayahnya. Melihat anaknya, Kaleb segera menduga ada yang tidak beres.

Dengan kasar Akhsa berkata, “Telah kauberikan kepadaku tanah yang gersang” dan lanjutnya, “berikanlah juga kepadaku mata air” (Hak.1:15). Kalimat pertama yang dilontarkannya memiliki makna yang kurang jelas dalam bahasa Ibrani, dan dapat berarti bahwa Kaleb telah mencampakkannya seperti sebuah tanah gurun yang murah atau bisa juga berarti Kaleb telah memberikannya sebuah tanah gersang. Apa pun itu artinya Akhsa tidak gembira karenanya. Tindakan ayahnya sendiri telah merendahkannya. Ayahnya memperlakukannya seperti barang tak berharga..

Kaleb dengan tenang menerima keluhan putrinya dan memberikan hadiah yang benar-benar berharga – dua buah mata air, yang, tentu saja, merupakan asset yang sangat berharga di padang gurun yang panas.

Kejadian tersebut merupakan hal yang cukup aneh di sebuah masyarakat patriakal, di mana kaum prialah yang menerima warisan dan memiliki hak berbicara, dan wanita sering dianggap sama dengan harta benda, seperti halnya hewan ternak dan rumah. Akhsa sungguh pemberani! Ia mengatasi ayahnya sebagai kurang sensitive, namun tidak dipermalukan dan sebaliknya mendapat ganjaran  atas karakternya yang berani. Wanita bukanlah anak kecil – yang hanya dilihat tetap tidak didengarkan Allah menginginkan para wanita untuk diberi penghargaan yang tinggi – dan diberi hak untuk bertindak. (BS)

Kabar Baik 26 Feb 2018


Shalom.

Tahukah anda bahwa kita cenderung mengkritik kekurangan orang lain, dibanding mengkritik kekurangan diri sendiri.»IHT«

Matius 7:3, 5  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Begitu banyak kekurangan yang kita miliki bila dibandingkan dengan orang lain, akan tetapi kita berusaha menimpakan kekurangan kita pada orang lain.

Jika kita sombong, maka dengan cepat kita bisa mengenali kesombongan orang lain, jika kita malas maka dengan cepat kita bisa mengetahui kemalasan orang tersebut, kenapa kita bisa cepat tahu? sebenarnya kita sedang melihat diri kita sendiri, yaitu sombong dan malas.

Jadi jika kita mengkritik orang lain, apapun yang kita ungkapkan dalam kritik tersebut, sesungguhnya itulah yang menjadi kekurangan diri kita.

Pikirkanlah alasan yang spesifik mengapa kita ingin mengkonfrontasi seseorang, padahal kitapun memiliki kekurangan dan kelemahan yang sama, bahkan mungkin lebih buruk dari orang tersebut.

Roma 6:4  Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Bagi kita yang percaya kepadaNya, hidup kita telah diperbaharui supaya sama seperti Kristus, setiap hari Tuhan menggesek kita dengan segala masalah, pergumulan, persoalan, agar kita menjadi seperti berlian yang berkilau kilau dengan segala kebajikan, kemurahan dan kasih Kristus.

Roma 15:7  Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.

Sebagai Tubuh Kristus, kita disatukan untuk saling melengkapi, saling topang bukan saling menjatuhkan, terimalah orang lain apa adanya tanpa kritik, agar kemuliaan Tuhan nampak didalam hidup kita. Immanuel.
---
I Lambok Geraldo Hutagalung,

Selasa, 20 Februari 2018

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 21/02/2018



Dikalahkan di Reruntuhan

“Tetapi mereka melarikan diri de depan orang-orang Ai. Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; …. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat” (Yosua 7:4, 5).

Yerikho terhampar di area seluas lebih dari 4 hektar, cukup besar untuk sebuah kota kuno di Timur Dekat. Sebuah tembok batu, dilengkapi menara yang tingginya 25 kaki, mengelilingi kota itu. Bangsa Israel berbaris mengelilinginya satu kali sehari  dan dihari ketujuh mereka berderap mengelilinginya sebanyak tujuh kali. Ketika tujuh orang imam yang membawa tabut perjanjian meniup sangkakala mereka sebanyak tujuh kali dan bangsa itu berteriak bersama-sama, tembok itu pun roboh. Dan para prajurit mengambil alih kota.

Kota itu habis terbakar, dan Yosua mengucapkan sumpah atasnya: “Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan meletakkan dasar kota itu dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!” (Yosua 6:26). Terlepas dari kutuk keras ini, kota itu kemudian dibangun kembali, meskipun pada zaman Yesus kota Yerikho tidak berada persis di atas kota yang lama namun tak jauh dari itu.

Dengan kegembiraan yang meluap karena keberhasilan mereka di Yerikho, tidak lama kemudian 3.000 tentara Israel itu berbaris menuju Ai, sebuah kota tidak jauh dari Yerikho. Ai adalah juga sebuah kota pemerintahan kuno, dan pada masa itu meliputi area sekitar 11 hektar – hampir tiga kali luas Yerikho. (Yosua 8:25 melaporkan ada 12.000 orang yang tinggal di kota Ai.) Dengan keberanian menggelisahkan 3.000 penyerbu Israel yang perkasa ini menyerang Ai, tapi segera mundur dengan kekuatan penuh dan lari tunggang-langgang seperti tikus yang ketakutan. Tiga puluh enam prajurit Israel mati dalam serangan yang gagal itu. Yosua, dengan remuk hati, saat itu belajar tentang akibat dari pencurian yang dilakukan Akhan, dan sampai sekarang kita akan menduga “ada Akhan di perkemahan kita” ketika segalanya berlangsung buruk.

Kisah itu sendiri ironis. Pertama, Ai berarti “r(er)untuh(an).” Kedua, pada sekitar tahun 2400 SM kota Ai telah musnah, dan hanya tersisa berupa reruntuhan selama 1200 tahun. Jika data arkeologi ini benar, tidak ada yang tinggal di sana pada saat kota itu ditaklukkan, atau barangkali hanya segelintir orang yang tinggal di sekitar tempat itu. Sekali lagi jika itu benar, maka 3.000 orang Israel itu dibuat kocar-kacir entah oleh siapa di saat mereka menyerang sebuah kota yang hanya tinggal reruntuhan!

Beberapa pelajar Alkitab menemukan bahwa para arkeolog itu telah salah menilai tentang reruntuhan kota Ai. Mungkin saja klaim itu benar adanya. Tapi ada cara lain untuk mengeri kegagalan ini. Tanpa pertolongan Allah, keberhasilan kita sering berakhir sebagai kegagalan – meskipun hanya berhadapan dengan reruntuhan sebuah kota.

Saat Teduh 21/02/2018 : Meneladani yang Paling Kecil

Markus 9:33-37

Kabar Baik 21 Februari 2018


Shalom.

Para psikolog menemukan ada 645 jenis ketakutan yang dimiliki umat manusia, inilah masalah universal yang mengambil sukacita hidup manusia. »IHT«

Matius 10:28  Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.

Kenapa bayi lahir langsung menangis? sang bayi selama 9 bulan sangat nyaman dan aman berada didalam rahim ibunya, ketika lahir dia merasakan kengerian atas apa yang akan dihadapinya yaitu ketakutan.

Jadi manusia begitu lahir memang berhadapan dengan ketakutan, sebenarnya rasa takut cukup dibagi dua, yaitu takut akan Tuhan atau takut akan setan.

Manusia berpikir kalau Tuhan itu baik, penuh kasih itu sebabnya mereka menganggap kalau dengan Tuhan itu aman aman saja, tetapi Iblis itu makhluk jahat jadi supaya aman, Iblis itu harus disembah dan dihormati.

Pola pandang yang sangat keliru, sebab Firman Tuhan mengatakan takutlah akan Tuhan, sebab Dialah yang menentukan kita berada di Surga atau Neraka, Dialah pemilik kunci kerajaan Surga, jadi sembahlah Tuhan.

Amsal 14:26-27  Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya. Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.

Ganti ketakutan anda sekarang juga, takutlah akan Tuhan! Bukan yang lain, maka segala ketakutan kita pasti diangkat oleh Tuhan, Dia akan mengirim Roh Penolong yang sanggup memberi kekuatan dan damai sejahtera kepada kita orang orang yang percaya dan mengasihiNya.

Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 19 Februari 2018

Saat Teduh 20 Feb 2018 : Jangan Menyesatkan Orang lain

Markus 9:42-50

Kabar Baik 20 Februari 2018


Shalom.

Didalam Tuhan selalu ada batasan yang jelas antara benar atau salah, teguran yang tegas dan penuh kasih adalah perwujudan nyata dari firman Tuhan. »IHT«

Amsal 6:23  Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,

Orang berhikmat sangat mengerti tentang teguran, sebab Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan dalam kesalahan, teguran bisa datang dari siapa saja, asal rendah hati maka kita akan belajar daripadanya.

Memang bagi sebagian orang teguran itu rasanya sakit, akan tetapi sesungguhnya teguran seperti rem yang bisa menyelamatkan kita dari kehancuran, sebab akan menahan kita dari laju kesesatan dan kesalahan yang kita lakukan.

Amsal 27:5-6  Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.

Sesungguhnya kita membutuhkan teguran dan nasihat, semakin banyak nasihat yang kita terima akan semakin menyempurnakan hidup kita.

Amsal 24:6  Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.

Orang yang hidup dalam Kristus tidak akan pernah dibiarkan Tuhan berjalan dalam kesesatan, sebab Dia sangat mengasihi kita, jadilah kuat dan rendah hati sebab didalam teguran ada kehidupan, didalam pujian ada maut.

Amos 5:10  Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas.

Sukai teguran dan nasihat Tuhan, sebab didalam Tuhan kita pasti berjalan didalam kebenaran Tuhan, hidup menjadi indah dan penuh arti, apapun yang lakukan pasti berhasil.

Roma 11:33  O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 20 Februari 2018

Kaki Iman Adalah Kaki Yang Basah

“Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu – sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai – maka berhentilah air itu mengalir” (Yosua 3:15, 16)

Yosua, penerus Musa mengemban dua tugas penting; (1) memimpin Bangsa Israel menuju ke Tanah Perjanjian dan (2) membantu mereka menguasainya.

Yosua dengan cepat menyesuaikan diri dengan posisinya sebagai pengganti Musa, dan Bangsa Israel mematuhinya. Malahan mereka mengatakan: “Segala yang kau perintahkan kepada kami akan kami lakukan dan ke mana pun kami akan kau suruh, kami akan pergi” (Yos. 1:16).

Memakan waktu 40 tahun untuk mendekati Kanaan. Dan dalam tiga hari mendatang mereka akan menyebrangi Sungai Yordan untuk memasuki Tanah Perjanjian. Tujuan akhir sudah di depan mata!

Mereka pun mendirikan kemah di sepanjang tepi sungai. Yosua memberikan perintah kepada rakyatnya: “Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.” (Yos. 3:5). Ini adalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh Bangsa Israel. Sekitar lima mil (+ 8 kilometer) kea rah barat terletak kota Yerikho, sebuah kota yang memiliki benteng paling tua di dunia dan tanah paling rendah di dunia karena berada 825 kaki di bawah permukaan laut. Bangsa Israel harus merebut kota ini terlebih dulu.

Waktunya telah tiba bagi mereka untuk menyeberangi Sungai Yordan. Mereka beruntung karena lokasi yang baik, berada dekat dengan kubu al-Maghtas. Namun mereka kurang beruntung karena waktu yang nampaknya tidak tepat, saat mana sungai sedang meluap karena air hujan dan lelehan salju dari pegunungan.

Ketika semua sudah siap untuk bergerak, para imam berbaris menderap di depan rakyat Israel, yang mengikuti kurang lebih 3.000 kaki (+1kilometer) di belakang. Ketika imam-imam itu berada dekat dengan sungai, air nampak bergemuruh, tapi begitu alas kaki mereka menginjak air yang berlumpur itu, aliran air yang deras itu pun berhenti. Dan setiap orang menyeberang dengan selamat melalui dasar sungai.


Saat kita mengharapkan mukjizat dari Allah, kita harus bertindak untuk menyambutnya. Terkadang mukjizat yang diharapkan tidak terjadi… sampai kita mengambil sikap seolah-olah mukjizat itu telah terjadi. Ya, terkadang kaki iman kaita harus basah terlebih dulu. (BS)

Minggu, 18 Februari 2018

Kabar Baik 19 Februari 2018


Shalom.

Hati adalah perasaan yang memicu pikiran menjadi medan pertempuran dalam kehidupan ini.»IHT«

Amsal 4:23  Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Hati bisa membawa pikiran kepada kebahagiaan, tetapi bisa juga membawa penderitaan, itu sebabnya Tuhan mewanti wanti agar kita menjaganya dengan baik.

Ibrani 12:3  Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Jangan rusak hati kita kepada kelemahan dan keputus asaan, melainkan isilah dengan kebenaran Firman Tuhan agar kita menjadi kuat dalam badai dan goncangan.

Semua keinginan daging menjurus pada kenikmatan duniawi, tetapi bila kita memiliki pikiran Kristus, akan membuat kita tahan terhadap segala macam goncangan, penderitaan dan pergumulan hidup.

Ayub 2:10  Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Belajarlah seperti Ayub, bahwa selalu ada variasi kehidupan, ada siang ada malam, ada terang ada gelap, ada hujan ada panas, ada untung ada rugi, semua hal pasti harus kita jalani, tergantung pada diri kita, apakah kita menjalaninya dengan penuh ucapan syukur atau bersungut sungut.

Orang yang menang dalam hidupnya adalah orang yang senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan, hatinya senantiasa melekat kepada Tuhan, sehingga badai pencobaan seberat apapun pasti dilewatinya dengan penuh damai dan sukacita.

Tuhan Yesus memberkati kita semuanya.
---
I Lambok G Hutagalung

Saat Teduh 19 Februari 2018 : Malu Bertanya Sesat di Jalan

Markus 9:30-32




Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 19 Februari 2018

 Memerlukan Penurutan

“Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, …janganlah engkau takut kepadanya , sebab TUHAN, Allahmu, … menyertai engkau” (Ulangan 20:1).

Menguasai Kanaan tidaklah mudah. Tapi di ayat pembuka Ulangan 20, Allah berfirman: “ TUHAN Allahmu… menyertai engkau” (ay.1), dan diulangi-Nya: “Dialah yang berjalan menyertai kamu” (ay.4).

Kata-kata itu sendiri memberikan rasa tentram bagi jiwa yang resah, dan belakangan di Alkitab kita berjumpa dengan nama Imanuel, yang berarti “Allah  beserta kita..” Ini adalah istilah yang sangat menguatkan. Dan TUHAN berjanji untuk melakukan lebih daripada hanya hadir beserta kita..

Tidak bersedia hanya hadir dan memainkan peran pasif, Allah menambahkan bahwa Ia akan “berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu” (ay.4). TUHAN sendiri adalah pejuang dan di sepanjang Perjanjian Lama kita membacanya sebagai “Allah dari pasukan,” yang mengembara TUHAN sebagai jendral perang yang  memimpin bala tentara surga. Penggambaran dewa perang bukan hal yang baru di Timur Dekat kuno. Dewa-dewa yang disembah oleh suku-suku bangsa di sana sering digambarkan sebagai pahlawan perang. Yang baru adalah ketika Firman Allah menggambarkan Allah Israel  sebagai yang mahakuasa, sebuah atribut yang tidak biasa diterapkan pada dewa-dewa Kanaan, Filistin, dan Mesopotamia.

Meskipun Allah hadir langsung dalam peperangan, tetap saja akan jatuh korban di pihak tentara Israel. Karena itu, Allah memberikan “cuti” kepada (1) Orang yang telah mendirikan rumah baru, tetapi belum menempatinya; (2) siapa yang telah membuat kebun anggur, tetapi belum mengecap hasilnya; (3) mereka yang telah bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi belum mengawininya; dan (4) mereka yang takut dan lemah hati. Mengapa Allah mengesampingkan empat kelompok orang ini? Karena mereka kan “mati  dalam pertempuran” (ay.5-7). Oh, dan ada satu alasan lagi, dan ini berkenaan dengan scaredy-cats (gampang takut) – yaitu supaya “hati saudara-saudaranya jangan tawar seperti hatinya” (ay.8).

Menerima tawaran Allah bisa jadi berbahaya. Bahwasanya Ia hadir beserta kita dan berperang di pihak kita tidak selalu berarti terhindarnya kita dari kesulitan. Konflik semesta pasti memakan korban – dan itu tidak terbatas pada pihak yang jahat. Mereka yang membela kebenaran dapat saja kalah dalam peperangan. Tidak sedikit yang harus mengorbankan jiwanya. Meskipun di dunia Barat tidak sering terjadi, di banyak budaya seringkali mereka yang beralih untuk menyembah Allah yang benar dan Yesus Kristus yang diutus-Nya bukan hanya diasingkan, tapi tak jarang menjadi martir. (BS)

Kabar Baik 18 Februari 2018


Shalom.

Kerukunan dalam keluarga, penghormatan terhadap orang tua adalah berkat sesungguhnya, hanya orang yang melakukannya dengan benar dan sungguh sungguh yang akan menikmati keberuntungan.»IHT«

Mazmur 128:4  Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN, 3  Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!

Dimulai dari orang tua yang hidup benar dan takut akan Tuhan, maka urapan berkat dan keberuntungan akan turun mengalir kepada keturunannya.

Efesus 6:2-3  Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

Setiap imlek kita mendengar ucapan panjang umur, sehat, kaya dan berbahagia, itu sebabnya sewaktu imlek mereka berbondong -bondong datang mencari orang tuanya dan sanak keluarga umtuk kumpul dalam kerukunan.

Walau mereka belum percaya Yesus, tapi bagian dari Firman telah dilakukan dengan sungguh sungguh, itulah sebabnya mereka menikmati hasil, bagaimana dengan kita?

Imlek adalah cuplikan dari potongan potongan kecil mempraktekan Firman Tuhan dalam kehidupan, seharusnya bagi kita yang sudah memiliki Yesus bila melakukannya dengan sungguh -sungguh akan mengalami hidup yang disempurnakan, yaitu diberkati dibumi dan disurga.

Selamat hari raya imlek, Gong Xi Fa Cai 2569.

Tuhan Yesus memberkati.

Jumat, 16 Februari 2018

Kabar Baik 17 Februari 2018


Shalom.

Tuhan memberi manusia berbagai macam perasaan dengan tujuan agar manusia bisa menyembahNya dengan segenap hati dan dengan seluruh pikiran yaitu dengan tubuh, jiwa dan rohnya. »IHT«

Markus 12:30  Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Ayat ini menjelaskan pada bahwa Tuhan ingin merasakan ikatan emosional yang penuh gairah dengan manusia ciptaanNya, itulah alasan Tuhan menciptakan manusia serupa dengan gambarNya.

Jadi saudara dan saya adalah ciptaanNya yang paling sempurna yang memiliki perasaan sukacita, kesedihan, rasa sakit, dan kebencian terhadap dosa, yaitu ketika menyaksikan ketidak benaran terjadi disekitar kita.

Perasaan yang kita miliki juga dimiliki Tuhan, itu sebabnya Tuhan juga bisa frustasi dengan orang orang yang terus menerus berbuat dosa.

Roma 11:22  Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga.

Jangan bermain main dengan anugerah dan kasih karunia Tuhan, selagi hidup masih ada kesempatan untuk mengubah jalan hidup kita.

Bangunlah keimtiman yang penuh gairah bersama Tuhan, akan membangkitkan hati nurani yang kudus, semakin lama akan membawa kita kepada kebenaran sejati, yaitu hidup seperti Kristus. Amin.

---
I Lambok Geraldo,

Renungan Pagi “Potret Kasih Allah” : 17 Februari 2018



Jangan Kamu Lupakan

“Jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir” (Ulangan 6:12).

Keluaran mencatat tindakan Allah yang paling akbar dalam sejarah keselamatan. “Sebab cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu” (Ul. 4:32).

Pertama, mukjizat-mukjizat itu terjadi di Mesir tempat asal mereka. Dua kali Firaun memerintahkan pengurangan populasi orang Israel – dengan pembunuhan anak-anak. Kaum pria Israel dijadikan pekerja paksa. Ketika Musa muncul dan menuntut kebebasan mereka, Firaun malah menyuruh mereka mencari sendiri jerami untuk membuat batu bata sambil tidak mengurangi jumlah batu bata yang harus diproduksi. Maka datanglah tulah-tulah menimpa negeri itu karena Firaun tetap tidak mau membebaskan mereka. Ketika mereka akhirnya diperintahkan untuk pergi secepatnya, mereka terjebak antara Laut Merah dan pasukan Mesir. Ya, kitab Keluaran penuh dengan mukjizat menakjubkan.

Kedua, mukjizat-mukjizat itu terjadi ke mana pun mereka pergi. Dengan TUHAN bertempur di pihak mereka, orang Kanaan pun dikalahkan dan kota-kotanya dikuasai. Mereka menikmati “Kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kau dirikan, rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kau gali; kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami – dan… makan dan menjadi kenyang” (Ul. 6:10-11).

Jika itu semua bukan karena perbuatan Allah, maka orang boleh mengira bahwa orang Israel perampok atau lintah darat. Seperti parasit mereka menikmati hasil kerja orang lain: kota, tempat tinggal, perabotan, pasokan air, taman, makanan berlimpah.

Musa melukiskan sebuah gambaran kemewahan. Bangsa Israel perlu mengingat bahwa kemewahan ini bukan sesuatu yang mereka usahakan tetapi ssebuah pemberian dari TUHAN, sang Pencipta, Pemelihara, dan Penebus. “Jangan engkau melupakan TUHAN” (ay. 12).

Jika semua kelimpahan tersaji di pangkuanmu, sangat mudah umtuk jadi terlena. Tetapi kemalasan bkan sesuatu yang baik. Dan orang tak perlu menderita Alzheimer untuk mengalami kemunduran memori spiritual. Semakin lama kita menikmati kemakmuran, berhela-hela dan bersenang-senang, makin mudah kita melupakan Allah, “dari siapa semua berkat mengalir.” Seperti itulah sifat manusia.

Apakah Anda sudah melupakan kebaikan Allah? Sudahkah saya? Sudah semestinya setiap hari menjadi Hari Pengucapan Syukur (Thanksgiving).

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...