Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.----Ibrani 8: 1, 2.
Pengantaraan Kristus bagi manusia dalam tempat kudus di atas adalah sama pentingnya kepada rencana keselamatan seperti kematian-Nya di atas kayu salib. Oleh kematian-Nya Ia memulaikan pekerjaan itu yang sesudah kebangkitan-Nya Dia naik untuk menyelesaikannya di surga. Oleh iman, kita harus masuk ke dalam tabir (selubung), "di mana Yesus sebagai Perintis bagi kita'' (Ibr. 6: 20). Di sana terang dari salib di Golgota telah dipantulkan. Di sana kita boleh mendapat pemandangan yang lebih jelas mengenai rahasia penebusan. Keselamatan manusia dicapai dengan biaya tak terbatas bagi surga; pengorbanan yang dilakukan sama dengan tuntutan paling luas hukum Allah yang sudah dilanggar itu. Yesus telah membuka jalan ke takhta Bapa, dan melalui pengantaraan-Nya keinginan sungguh-sungguh dari semua yang datang kepada-Nya dalam iman boleh disampaikan ke hadirat Allah.
"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi" (Ams. 28: 13). Jika mereka yang menyembunyikan dan memaafkan kesalahan mereka dapat melihat bagaimana Iblis bersukaria atas mereka, bagaimana ia mencela Kristus dan malaikat-malaikat suci karena perbuatan-perbuatan mereka, mereka akan segera mengakui dan membuangkan dosa-dosa mereka. Melalui cacat-cacat tabiat, Iblis bekerja untuk menguasai seluruh pikiran, dan ia tahu bahwa jika cacat-cacat ini dipelihara, maka ia akan berhasil. Oleh sebab itu, ia terus berusaha menipu pengiku-pengikut Kristus dengan tipu muslihatnya yang berbahaya sehingga mustahil bagi mereka mengalahkannya. Tetapi Yesus memohon demi pengikut-pengikut-Nya dengan tangan-Nya yang Iuka dan dengan tubuh-Nya yang memar. Dan Ia menyatakan kepada semua yang mau mengikut Dia, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu" (2 Kor.12: 9). "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan" (Mat. 11: 29, 30). Kalau begitu, janganlah seorang pun menganggap bahwa cacat-cacat mereka tidak bisa disembuhkan. Allah akan mengaruniakan iman dan rahmat untuk mengatasi cacat-cacat itu.
Kita sekarang hidup pada hari pendamaian yang besar. Dalam acara di Bait Suci duniawi, sementara imam besar mengadakan pendamaian bagi orang-orang Israel, semua diharuskan merendahkan diri mereka oleh pertobatan dari dosa dan merendahkan diri di hadirat Tuhan agar mereka tidak dipisahkan dari antara umat itu. Dengan cara yang sama, semua yang mau agar namanya tetap tertulis di dalam kitab kehidupan, sekarang harus, dalam hari-hari terakhir masa percobaan itu merendahkan diri mereka di hadirat Allah oleh menyesali dosa-dosa dan bertobat dengan sungguh-sungguh.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar