Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan
kasih-Nya sempurna di dalam kita.---1 Yohanes 4: 12.
Pertanyaan ahli Taurat kepada Yesus ialah, "Apakah yang harus
kuperbuat?" Dan Yesus, yang mengakui kasih kepada Allah dan manusia sebagai
inti kebenaran, telah mengatakan, "Perbuatlah demikian, maka engkau akan
hidup." Orang Samaria telah menaati perintah dari hati yang ramah dan
penuh kasih sayang, dan dalam hal ini telah membuktikan dirinya seorang penurut
hukum. Kristus menyuruh ahli Taurat itu, "Pergilah dan perbuatlah
demikian." Berbuat, dan bukannya sekadar mengatakan saja, diharapkan dari
anak-anak Allah. "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia
wajih hidup sama seperti Kristus telah hidup" (1 Yoh. 2: 6).
Pelajaran itu bukannya kurang diperlukan dalam dunia dewasa ini
daripada ketika diucapkan oleh Yesus. Sifat mementingkan diri dan tata cara
yang dingin sudah hampir memadamkan api kasih, serta melenyapkan budi bahasa
yang seharusnya mengharumkan tabiat. Banyak orang yang mengakui nama-Nya telah
melupakan kenyataan bahwa orang- orang Kristen harus menunjukkan Kristus.
Kecuali ada sifat mengorbankan diri yang praktis untuk kebaikan orang lain,
dalam lingkungan keluarga, di tempat sekitar, di gereja, dan di mana saja kita
mungkin berada, maka kita bukannya orang Kristen, tidak menjadi soal apa pun
kedudukan kita.
Kristus telah menghubungkan minat-Nya dengan minat manusia, dan Ia
meminta kita untuk menjadi satu dengan Dia guna menyelamatkan manusia. ''Kamu
telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan
cuma-cuma'' (Mat. 10: 8), Dosa adalah yang terbesar dari segala kejahatan, dan
kitalah yang harus mengasihani dan menolong orang berdosa. Banyak orang yang
berbuat salah, dan yang merasa malu dan bodoh. Mereka lapar akan perkataan yang
memberi keberanian. Mereka memandang pada kesalahan dan kekhilafan mereka,
sampai mereka hampir putus asa. Jangan hendaknya kita melalaikan jiwa-jiwa ini.
Jika kita orang Kristen, kita tidak akan melewatinya saja, seraya berusaha
sedapat-dapatnya untuk menjauhi orang-orang yang paling memerlukan pertolongan
kita. Bila kita melihat orang-orang yang dirundung malang, baik oleh malapetaka
maupun oleh dosa, maka kita tidak pernah akan mengatakan, "ini bukan urusan
saya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar