9:46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar z di antara mereka. 9:47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. a Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, 9:48 dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. b Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar. c "
============================== ===============
Siapa yang tak mau menjadi orang besar? Dalam kehidupan sehari-hari, orang- orang demikian sangat dihormati dan disegani. Mereka sering mendapat prioritas dan diperlakukan istimewa. Akibatnya, kita sering melihat banyak orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan status sebagai orang besar.
Mungkin, hal ini juga terjadi dalam kehidupan murid-murid. Suatu ketika, mereka bertengkar untuk menentukan siapakah yang terbesar (46).
Tentu saja Yesus mengetahui pikiran mereka. Kemudian, Yesus mengambil seorang anak kecil dan meletakkannya di samping-Nya (47). Setelah itu, Ia berkata, ”...yang menyambut anak kecil, ia menyambut Aku dan siapa menyambut Aku, ia menyambut Bapa yang mengutus Aku.” Yesus pun melanjutkan, ”Siapa yang terkecil di antara kamu dialah yang terbesar.” (48).
Dalam hal Kerajaan Allah, tidak dipersoalkan tentang siapa yang besar atau kecil. Persoalan utamanya adalah tentang melayani. Siapa yang melayani dengan tulus, ia menjadi yang terbesar. Janganlah bertengkar hanya untuk mendapatkan jabatan, tetapi fokuslah pada pelayanan yang tulus seperti menerima anak-anak. Tindakan ini memang bisa saja merepotkan, apalagi dengan asumsi bahwa anak kecil tidak akan bisa membalas semua pelayan kita. Akan tetapi, bagi Yesus justru melayani mereka dengan sukacita adalah syarat untuk menjadi yang terbesar.
Pelayanan dikerjakan bukan untuk mendapatkan kedudukan atau jabatan. Seharusnya, kita melayani demi memuliakan Allah. Inilah motivasi pelayan yang benar. Bagi Yesus, melayani mereka yang kecil dan terpinggirkan menjadi bukti bahwa kita adalah orang besar.
Sering kali kita menemui pelayan terjebak pada keinginan hanya melayani orang besar. Akibatnya, orang kecil menjadi terabaikan karena dianggap tidak signifikan. Sikap pelayanan seperti ini harus kita tinggalkan karena bertentangan dengan ajaran Yesus. Marilah kita merendahkan diri dan rela melayani orang-orang kecil.
Doa: Tuhan, mampukan kami melayani siapa saja dengan tulus, terlebih melayani mereka yang kecil. [SG]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar