Matius
22:34-46
Hubungan antara Yesus dan Daud
22:41 Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus
bertanya kepada mereka, kata-Nya: 22:42 "Apakah pendapatmu
tentang Mesias? Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya:
"Anak Daud. m " 22:43 Kata-Nya kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat
menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: 22:44 Tuhan telah berfirman
kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di
bawah kaki-Mu. n 22:45 Jadi jika Daud menyebut
Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" 22:46 Tidak ada seorangpun yang dapat menjawab-Nya,
dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan o sesuatu kepada-Nya.
=================================================
Yesus mampu menjawab setiap pertanyaan dari orang-orang Farisi, Herodian, dan golongan Saduki. Bahkan pertanyaan seorang ahli Taurat mengenai hukum yang terbesar dijawab oleh Yesus dengan kuasa dan hikmat Allah, yaitu mengasihi Allah dan sesama. Jawaban yang Yesus berikan tidak terbantahkan karena hukum terbesar itu telah menyarikan semua yang dituliskan dalam Taurat Musa dan kitab para Nabi.
Beralih dari pihak yang ditanya, Yesus balik bertanya mengapa Daud menyebut Mesias sebagai "tuan", bila Mesias adalah anak keturunan Daud (Mzm.110:1). Pertanyaan Yesus membuat orang-orang yang berupaya mencobai dan menjebak-Nya bungkam seribu bahasa. Keengganan mereka tidak menjawab pertanyaan Yesus karena motif terselubung mereka bukan dilandaskan pada kasih, melainkan pada kejahatan. Jika pertanyaan seseorang dilandasi oleh kasih dan ketulusan, maka kasih tersebut akan mempertemukan orang dengan sesamanya dalam tanya-jawab yang imbang dan sehat. Selain itu, kebungkaman mereka bukan tanda kerendahan hati, melainkan ekspresi kekerasan dan kedegilan hati untuk menyangkal kebenaran Allah.
Sebaliknya, bertanya dengan tulus akan membawa seseorang kepada pencerahan. Karena yang mencari mendapat, yang meminta akan diberi, dan bagi yang mengetok pintu akan dibukakan. Tetapi, sikap congkak justru mengurungkan maksud baik pihak lain untuk menolongnya.
Kecongkakan, ego diri, dan sikap intoleransi akan menutup peluang untuk masing-masing pihak saling belajar dan bertemu dengan yang lain sebagai saudara dalam kemanusiaan. Karena itu, mengasihi Allah tidak dapat berjalan seiring dengan merendahkan sesama. Marilah kita bertanya dengan tulus!
Tuhan Yesus memberkati.
I Salam,
Lambok Geraldo
Yayasan Anggur
Baru Ministry
SK
KEMHUNKAM No : AHU-0012926.AH.01.04.Tahun 2015
-MENJANGKAU
YANG TIDAK TERJANGKAU-
Jln. Batu Bintang #7 B.
Batrem Kota Dumai |( : 0852-78144777 | Twitter
: @YABministry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar