Senin, 29 Juli 2019

Saat Teduh 30 Juli 2019 :Allah yang Menyesal

Yunus 3:1-10


3:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus t  untuk kedua kalinya, demikian: 3:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu 1 ." 3:3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya 2 , tiga hari perjalanan luasnya. 3:4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: u  "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." 3:5 Orang Niniwe percaya kepada Allah 3 , lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. v  3:6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. w  3:7 Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum x  air. 3:8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru y  dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik z  dari tingkah lakunya a  yang jahat dan dari kekerasan b  yang dilakukannya. 3:9 Siapa tahu, c  mungkin Allah akan berbalik dan menyesal d  serta berpaling e  dari murka-Nya f  yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." 3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah g  Allah karena malapetaka h  yang telah dirancangkan-Nya i  terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya 4 .
====================================================

Akhirnya Yunus menyesal dan mau berkhotbah kepada Niniwe. Ia pun berseru terhadap kota Niniwe dan mengatakan bahwa kota tersebut akan ditunggangbalikkan dalam waktu 40 hari. Rupanya perkataan Yunus dipercayai oleh raja Niniwe, yang kemudian mengumumkan bahwa seluruh rakyat Niniwe, termasuk ternaknya, harus berkabung dan berpuasa. Mereka diperintahkan untuk berseru dengan keras kepada Allah, serta bertobat dari tingkah laku mereka yang jahat (7-8). Raja Niniwe berharap Allah akan berbalik dan berpaling dari murka-Nya yang menyala-nyala itu sehingga mereka tidak binasa. Benar saja, ketika Allah melihat bahwa kota Niniwe berbalik dari tingkah laku mereka yang jahat, maka menyesallah Allah dan Ia tidak jadi membinasakan kota Niniwe (10).

Apakah seruan orang Niniwe mengubah kehendak Allah? Dalam hal ini, kita harus berpikir secara paradoks. Di satu pihak, Alkitab menunjukkan bahwa Allah bukan manusia sehingga Ia perlu menyesal (Bil. 23:19; 1Sam. 15:29). Di pihak lain, Alkitab menunjukkan bahwa Allah kita adalah Allah yang merespons tindakan umat-Nya. Jika Allah menyatakan akan menghukum, tetapi umat-Nya bertobat, maka Allah akan menyesal dan tidak jadi menghukum (bnd. Yer. 18:7-10). Alkitab mengajarkan bahwa Allah tidak berubah, tetapi bukan berarti Ia tidak peduli terhadap tindakan umat-Nya.

Ketika Allah menyatakan akan melakukan sesuatu, belum tentu itu sudah merupakan ketetapan-Nya. Hal itu dapat merupakan kesempatan yang diberikan kepada manusia untuk bertobat. Allah tidak jadi menghukum Niniwe karena sejak awal Allah ingin memberi kesempatan dan bukan hendak menghancurkan Niniwe. Inilah alasan Ia mengirim Yunus ke Niniwe untuk menegur kota tersebut.
Allah tidak perlu mengubah ketetapan-Nya. Tetapi, bukan berarti Allah tidak peduli terhadap doa kita. Karena kita tidak tahu apa yang sudah menjadi ketetapan bagi kita, bertekunlah dalam doa kepada Tuhan karena Ia adalah Allah yang merespons doa umat-Nya. 

Amin.

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...