Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.---1 Tesalonika 5: 15.
Ada kefasihan yang jauh lebih berkuasa daripada kefasihan kata-kata dalam kehidupan seorang pengikut Tuhan sejati yang murni dan benar. Keadaan seseorang lebih berpengaruh daripada kata-katanya.
Pejabat yang diutus menemui Yesus kembali dengan laporan bahwa belum pernah seorang berbicara seperti Dia. Sebabnya ialah, belum pernah seorang hidup seperti Dia. Sekiranya hidup-Nya tidak seperti itu, Ia tidak dapat berbicara sedemikian. Kata-kata-Nya mengandung kuasa yang meyakinkan, karena kata-kata itu keluar dari hati yang kudus dan murni, penuh kasih sayang dan rasa simpati, kedermawanan dan kebenaran.
Adalah tabiat dan pengalaman kita sendiri yang menentukan pengaruh kita terhadap orang lain. Untuk meyakinkan orang lain akan kuasa anugerah Tuhan, kita harus mengenal kuasa itu dalam hati dan kehidupan kita. Kabar baik yang kita kemukakan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa seharusnyalah kabar baik yang telah menyelamatkan jiwa kita sendiri. Hanya melalui iman yang hidup dalam Tuhan sebagai Juruselamat pribadi itulah yang memungkinkan kita menanamkan pengaruh dalam dunia yang ragu-ragu ini. Jikalau kita menolong orang berdosa dari arus yang keras, kaki kita harus lebih dulu berpijak di atas Batu Karang yang adalah Yesus Kristus.
Lencana keagamaan bukanlah tanda lahiriah, bukan dengan memakai tanda salib atau mahkota, tetapi itu adalah sesuatu yang menyatakan kesatuan antara manusia dengan Allah. Dengan kuasa kemurahan-Nya yang dinyatakan dengan perubahan tabiat, dunia ini diyakinkan bahwa Allah telah mengutus Yesus sebagai Penebus dunia. Tidak ada pengaruh lain yang menyelubungi jiwa manusia mempunyai kuasa sedemikian sebagaimana pengaruh satu kehidupan yang tidak mementingkan diri. Argumentasi terkuat tentang kabar selamat ialah seorang pengikut Tuhan yang mencintai dan dicintai.
Untuk menghidupkan satu kehidupan seperti itu, untuk memberikan pengaruh yang demikian, memerlukan usaha setiap langkah, pengorbanan diri dan disiplin. Adalah karena mereka tidak memahami hal ini maka banyak orang begitu mudah kecewa dalam kehidupan keagamaan. Banyak orang yang dengan sungguh-sungguh mengabdikan hidupnya bagi pekerjaan Allah, merasa heran dan kecewa menemukan diri mereka, menghadapi halangan, godaan dan kebingungan yang belum pernah dialami. Mereka berdoa untuk tabiat yang seperti tabiat Tuhan, untuk kelayakan bagi pekerjaan Tuhan, lalu mereka dihadapkan pada situasi yang tampaknya memancing semua sifat alami mereka yang jahat. Kesalahan dinyatakan yang keberadaannya tidak mereka sangka.
Amen. GBU all.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar