Pemberian Allah Bagi Umat Manusia
“Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
ssetiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal” (Yohanes 3:16).
Hati Allah merindukan anak-anak-Nya
di bumi dengan kasih yang lebih kuat daripada maut. Dalam mengaruniakan
Anak-Nya, Ia telah menyerahkan seluruh surga kepada kita dalam satu pemberian.
Melalui pemberian itu datanglah
kepada kita hari demi hari aliran kebaikan Yahwe yang tiada habisnya, setiap
bunga dengan warna yang indah dan bau harumnya, diberikan untuk kenikmatan kita
melalui satu Pemberian itu. Matahari dan bulan dijadikan oleh-Nya; tidak satu
pun bintang yang mempercantik langit yang tidak dijadikan-Nya . Tidak
satu pun bahan dalam makanan di atas meja kita yang tidak Ia sediakan untuk
kita makan. Nama Kristus ada di atas semua itu. Segala sesuatunya di sediakan
bagi manusia melalui satu Pemberian yang tak terkatakan, Anak Tunggal Allah. Ia
dipakukan di salib agar semua pemberian ini boleh mengalir kepada angkatan
kerja umat Allah.
Dalam mengambil sifat kemanusiaan
kita, Juruselamat telah mengangkat Diri-Nya sendiri kepada kemanusiaan dengan
ikatan yang tidak akan pernah lepas. Sepanjang zaman kekekalan Ia terhubung
dengan kita, “begitu besar kasih Allah sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal.” Ia memberikan anak-Nya bukan hanya untuk menanggung dosa kita,
dan mati untuk korban bagi kita; Ia diberikan kepada bangsa yang berdosa. Untuk
meyakinkan kita tengan nasihat perdamaian abadi-Nya, maka Allah memberikan Anak
tunggal-Nya untuk menjadi salah satu dari keluarga manusia, selamanya untuk
memelihara sifat manusia-Nya. Inilah janji bahwa Allah akan
menggenapi perkataan-Nya. “Sebab seorang anak telah lahir untuk
kita, seorang putra telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di
atas bahunya.” Yesaya 9:5. Allah telah mengambil sifat manusia dalam
diri Anak-Nya, dan telah membawa yang sama ke dalam langit tertinggi…Surga
diabadikan dalam kemanusiaan, dan kemanusiaan terbungkus di dalam kasih kekal.
Kristus menunduk dengan kerendahan
hati yang tiada bandingannya, agar di dalam pengangkatan-Nya ke atas takhta
Allah, Ia juga bisa mengangkat mereka yang percaya kepada-Nya, duduk bersama
Dia di atas takhta.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar