Selasa, 08 Agustus 2017

Pendalaman Alkitab : Belajar dari Ketaatan YESUS



Ibrani 5:1-10

Belajar dari Ketaatan Yesus

5:1 Sebab setiap imam besar 1 , yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, x  supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban y  karena dosa. z  5:2 Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, a  karena ia sendiri penuh dengan kelemahan, b  5:3 yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, c  tetapi juga bagi dirinya sendiri. 5:4 Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi d  dengan Harun. 5:5 Demikian pula Kristus tidak memuliakan e  diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, f  tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman g  kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan h  pada hari ini", 5:6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek 2 . i " j  5:7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan k  dengan ratap tangis l  dan keluhan 3  kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya m  Ia telah didengarkan. n  5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, o  Ia telah belajar menjadi taat 4  dari apa yang telah diderita-Nya, p  5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, q  Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya 5 , 5:10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar r  oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek. s
============================================================
Memang mudah untuk taat ketika Allah memberikan apa yang menjadi keinginan hati kita. Tentu kita menerimanya dengan hati riang gembira. Namun, apa reaksi kita apabila rancangan Allah ternyata berbeda dari rencana kita?

Penulis Surat Ibrani mengajarkan bahwa Yesus, sama seperti Harun, diangkat Allah menjadi Imam Besar Agung. Namun, keimamatan-Nya diambil dari garis Melkisedek. Sebagai Imam Besar Agung, Yesus menunjukkan kualitas kehidupan yang berbeda dengan para imam besar yang berkuasa saat itu. Dalam diri Yesus tidak ada keinginan untuk memuliakan diri-Nya. Semuanya itu tidak membuat Yesus sombong. Ia tahu benar bahwa yang patut dimuliakan hanyalah Bapa Surgawi.

Sekalipun Yesus memiliki status dan jabatan yang mulia, semuanya itu tidak dipahami sebagai hak istimewa di hadapan Allah. Kehidupan Yesus menunjukkan bagaimana Ia tetap membangun hubungan yang intim dengan Bapa Surgawi. Berbeda sekali dengan manusia yang gampang terbuai oleh kenyamanan hidup, seperti status sosial dan ekonomi. Sering kali kenyamanan itu menggoda manusia untuk tidak berbuat apa-apa. Kalaupun melakukan sesuatu, biasanya untuk memuaskan keinginan sendiri.

Yesus tidak seperti itu. Sekalipun status Yesus adalah Anak Allah, Ia tetap menunjukkan ketaatan-Nya yang mutlak kepada kehendak Bapa Surgawi, meskipun ketaatan itu membawa-Nya pada penderitaan dan kematian. Ketaatan Yesus di sini bukanlah ketaatan yang membabi buta. Dia yakin bahwa pengurbanan-Nya akan menjadi pokok keselamatan abadi bagi manusia. Di sinilah Yesus menunjukkan ketaatan sempurna walau berada dalam pencobaan. Karena itu, Ia mampu menolong kita untuk taat, tidak menjadi soal seberapa sulit ketaatan itu.

Kita dipanggil Allah untuk tetap beriman dalam segala kondisi, baik dalam keadaan senang maupun susah. Sebab kita percaya bahwa Allah akan menuntun hidup kita dan pimpinan-Nya tidak pernah salah. [AY]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...