Kamis, 31 Agustus 2017

Pendalaman Alkitab : Iman adalah Sumber Integritas



Ibrani 11:32-40

Iman adalah Sumber Integritas

11:32 Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, j  Barak, k  Simson, l  Yefta, m  Daud n  dan Samuel o  dan para nabi, 11:33 yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, p  mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, q  11:34 memadamkan api r  yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, s  telah beroleh kekuatan t  dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan u  tentara asing. 11:35 Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. v  Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa 1  dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. 11:36 Ada pula yang diejek dan didera, w  bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. x  11:37 Mereka dilempari, y  digergaji, dibunuh dengan pedang; z  mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing a  sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. 11:38 Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan 2 , dalam gua-gua b  dan celah-celah gunung. 11:39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan c  itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian d  yang baik. 11:40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; e  tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan 3 . f
=========================================================

Integritas adalah konsistensi dalam tindakan yang menunjukkan adanya keselarasan antara keyakinan dan tindakan. Para saksi iman telah membuktikan integritasnya sebagai orang percaya (32). Dengan adanya integritas dalam perbuatannya, mereka mampu menghadapi tantangan dalam hidupnya (33-34). Bagaimana mereka dapat memiliki sekaligus menjaga integritas saat menghadapi tantangan?

Musa, Rahab, Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel, dan para nabi menjaga integritasnya dengan menyatakan kehendak Allah. Mereka berpegang teguh pada iman dan kebenaran Allah. Lagi pula integritas yang mereka bangun tidak tumbuh secara instan. Waktu, komitmen, penyangkalan diri, tekad, dan disiplin, semuanya itu membutuhkan proses yang panjang. Di antara semuanya itu, iman kepada Allah menempati pusat dari integritas mereka. Berdasarkan iman, keyakinan, dan pengharapan itulah, mereka dapat bertahan melewati berbagai rintangan kehidupan yang panjang dan melelahkan (37).

Hidup berintegritas mencakup kesatuan hati, pikiran, dan pola kehidupan yang sejalan dengan rencana dan kehendak Allah. Tantangan sebesar apa pun tidak dapat menghambat umat Allah hidup sebagai umat yang kudus dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (Yes. 49:6b). Sebab, Allah memanggil kita untuk menyatakan kebaikan-Nya pada dunia. Ketika kita sungguh-sungguh berusaha melakukan prinsip tersebut, disadari atau tidak, integritas mulai terbentuk dan menyatu dalam hati, jiwa, serta pikiran kita.

Mulailah dengan hal-hal kecil dan sederhana. Apa pun yang terjadi, di mana pun kita berada, hadirkanlah kebaikan Allah dalam hidup kita. Jangan biarkan kenyataan dan kesulitan hidup menghambat kita menunjukkan jati diri sebagai umat Allah. Sebab, kita memiliki pengharapan yang benar, yaitu hidup dalam kasih Allah (40).

Marilah kita selalu setia kepada Allah. Karena tidak pernah berubah kasih-Nya terhadap umat-Nya. Bersyukurlah atas pemeliharaan Allah yang sempurna dalam kehidupan kita. [JS]

Kabar Baik 31 Agustus 2017



Shalom.

Strategi investasi yang terbaik adalah dengan menggunakannya untuk mengantar orang lain ke surga, sehingga ketika kita sampai disana mereka semua akan menyambut kita dengan penuh ucapan terima kasih.»IHT«

1 Timotius 6:18-19  Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.

Hal utama yang harus dilakukan ialah menginvestasikan uang kita untuk membeli aset terbaik di surga, sebab jika kita mati semua uang dan harta kita dibumi tidak lagi bernilai bagi kita.

Sebaiknya konversikan harta kita sekarang juga bagi kekekalan, disurga bukan dibumi, tempat yang terbaik, dimana tidak ada ngengat dan karat yang bisa merusaknya.

Matius 6:19-20  "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Immanuel.

Senin, 28 Agustus 2017

Pendalaman Alkitab : Iman adalah Sumber Kekuatan



Ibrani 11:1-7

Iman adalah Sumber Kekuatan

11:1 Iman adalah 1  dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan i  dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. j  11:2 Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian k  kepada nenek moyang kita. 11:3 Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman l  Allah 2 , sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. 11:4 Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik 3  dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian m  kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya n  itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. o  11:5 Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. p  Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, q  ia harus percaya bahwa Allah ada 4 , dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. 11:7 Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan r --dengan taat mempersiapkan bahtera s  untuk menyelamatkan keluarganya; t  dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. u
================================================================

Setiap orang memerlukan kekuatan dalam hidupnya. Kekuatan tersebut akan dijadikan pegangan, patokan, dan sumber pengharapan dalam menjalani hidup. Dengan kekuatan yang ada, setiap orang dimampukan untuk tegar menghadapi kenyataan yang terjadi. Ia dapat menjalani apa yang diyakininya dengan kesungguhan dan sukacita.

Apa kekuatan sejati yang tidak akan pudar dimakan oleh waktu? Sering kali harta, kuasa, dan dukungan orang lain dijadikan kekuatan. Semuanya itu bukan kekuatan sejati karena dapat hilang terkikis oleh waktu. Ketika kita mengandalkan kekuatan yang mudah pudar, maka bersiap-siaplah untuk kecewa.

Kekuatan sejati yang kita miliki adalah iman (1). Imanlah yang membuat kita percaya bahwa Allah berkarya dalam kehidupan anak-anak-Nya. Kita dapat merespons dengan tepat dan benar atas karya Allah itu (3). Selain itu, iman dapat menumbuhkan kekuatan sekaligus ketulusan untuk percaya kepada Allah. Misalnya, Habel, Henockh, dan Nuh menjadikan iman mereka sebagai sumber kekuatan.

Iman adalah sumber kekuatan dalam kehidupan orang percaya. Iman dalam bahasa Ibrani menggunakan kata "aman". Kata tersebut memiliki arti sesuatu yang pasti, layak dijadikan pegangan, dan sandaran yang kokoh. Dengan memiliki iman, seseorang akan teguh dan mantap menjalani kehidupannya. Para tokoh Alkitab menunjukkan bagaimana iman yang mereka miliki pada Allah menjadi penguat hidupnya. Salah satu contohnya, Henokh menjalani kehidupan yang berkenan kepada Allah sehingga Ia diangkat Allah supaya tidak mengalami kematian.

Iman sebagai sumber kekuatan memampukan setiap orang percaya memasrahkan hidupnya pada tuntunan Allah (6). Seseorang yang memiliki iman kepada Allah akan menjalani kehidupannya dengan sukacita. Karena itu, jangan biarkan persoalan hidup mematahkan semangat kita. Sebaliknya, dengan iman permasalahan apa pun akan membuat kita makin kuat menjalani hidup bersama janji-janji Allah. [JS]

Kabar Baik 28 Agustus 2017



Shalom.


Hanya satu yang Tuhan tidak bisa lakukan, yaitu menyembah diriNya sendiri, itu sebabnya Dia menciptakan manusia dengan kebebasan penuh, dengan harapan agar manusia itu menyembah dan melayaniNya. »IHT«

1 Korintus 6:20  Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 

Ada ke salah pahaman besar mengenai Surga, bahkan bagi orang Kristen sendiri, mereka berpikir surga adalah tempat untuk bersantai ria, duduk duduk bercengkrama sambil makan coklat, bebas kemacetan karena bisa melayang layang, pokoknya tempat yang paling enak untuk hidup bermalas malasan tanpa ancaman takut kekurangan apapun.

Padahal ada tugas baru ketika kita sampai di Surga, yaitu menjadi pemuji dan penyembah bagi Allah selama -lamanya, bagaimana kita bisa melaksanakan tugas kita sebagai penyembah? Jika kita belum terbiasa menyembah Tuhan ? 

Kita tidak akan membawa uang dan harta kita kesurga, untuk membayar orang lain menggantikan jadwal tugas kita untuk melayani Tuhan, juga bukan tempat training pelatihan menjadi pemuji dan penyembah, Surga hanya menerima orang yang sudah terampil yang memiliki karakter penyembah.

Jadi karakter dan keterampilan kita, harus dilatih sekarang bukan nanti, dibumi inilah tempat traning kita menjadi spesialis pemuji dan penyembah yang memiliki karakter Kristus.

Amin.
____

Sabtu, 26 Agustus 2017

Imanuel: Allah Beserta Kita



“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel’ – yang berarti: Allah menyertai kita” (Matius 1:23).

Kristus ada bersama-sama dengan kita sebelum peristiwa di Bethlehem. Dia datang dalam awan yang memberi kesejukan kepada umat-Nya pada siang hari dan api yang menghangatkan mereka pada waktu malam. Dia berada di Shekinah yang melingkupi tabut perjanjian, dan pada Urim dan Tumim yang ada yang ditempatkan di dada imam besar Israel.

Tetapi ini merupakan kunjungan terselubung – manifestasi yang bisu dan penting tetapi pertemuan tersembunyi dengan Keilahian. Dalam Yesus yang hidup kepada kita disediakan saksi utama; Dia adalah Imanuel – Allah beserta kita! “Allah [yang] berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada kita melalui Anak (Ibr. 1:1).

Dia ada di sini! Dia memakan roti kita, meminum air kita, mandi di sungai kita, menghirup udara kita, merasakan sakit kita, dan menghadapi pencobaan kita. Dia berada di sini secara pribadi, dalam daging kita, kita melihat Dia, kita mendengar-Nya, kita menyentuh-Nya, dan kita menyalibkan Dia. Dia lahir ke dunia kita; Dia dikuburkan dalam tanah dari mana tubuh-Nya berasal.

Tetapi sebelum Dia meninggal, Dia berkata, “Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh.14:9). Kehidupan dan kematian-Nya adalah bukti nyata bahwa Bapa bukanlah penguasa yang pasif dari dunia yang jauh, secara fisik tidak hadir dalam kehidupan sehari-hari kita. Dia bukan  dewa “yang [mendiami] jarak yang jelas [dunia di atas], di mana awan tidak pernah jatuh, di mana terdengar suara Guntur yang paling lemah tidak pernah terdengar,  suara gunung kesedihan manusia untuk merusak ketenangan abadi mereka yang suci” (Alfred, Lord Tennyson, “Lucretius”). Dia tidak menyingkirkan diri dari bencana yang menerpa manusia: Tidak, Dia adalah Kristus – Allah beserta kita!

Penting bagi kita untuk mengirimkan leluhur dan nabi dan malaikat untuk membantu kita, atau bagi diri-Nya untuk terkadang  menunjukkan diri, seperti kepada Musa di semak belukar, dan memesona kita dengan menampilkan kemuliaan-Nya yang teredam. Tetapi hal ini sama sekali berbeda bagi-Nya dengan menyingkirkan semua makhluk perantara dan tinggal di dalam ras kita yang sekarat dan hampir binasa. Dia memang tidak datang untuk tinggal, tetapi Ia berjanji: “Aku pergi kesitu untuk menyediakan tempat bagimu… Supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Yoh. 14:2,3). Sebelum Dia pergi, Dia mengajarkan kita untuk berdoa, dan berjanji bahwa apa pun yang kita minta dalam nama-Nya, percayalah, Dia akan menyediakan sesuia dengan kehendak-Nya. (BS)

T

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...