"Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara
engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu
goyah." Mazmur 55:23
Adalah non sense jika ada orang yang berkata bahwa dirinya tidak pernah merasa kuatir terhadap apa pun juga. Pastilah tak seorang pun manusia di dunia ini yang tidak pernah merasa kuatir! Setiap kita pasti pernah mengalami apa itu kuatir. Daud pun pernah mengalaminya, apalagi jika kita simak perjalanan hidup Daud penuh dengan pergumulan yang berat, kekuatiran pasti bergejolak di dalam hatinya karena hidupnya di bawah ancaman Saul yang hendak membunuhnya. Kondisi yang lebih berat juga harus dialami Ayub, segala harta bendanya lenyap dan anak-anaknya juga mati. Tidak hanya itu, Ayub pun harus menderit sakit borok di sekujur tubuhnya. Dalam kondisi yang demikian, isteri dan sahabat-sahabatnya justru meninggalkan dia. Namun Ayub mengaku bahwa "...yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25).
Rasa kuatir timbul saat seseorang melihat keadaan di sekitarnya tidak lagi dapat memberikan harapan untuk hidup lebih baik. Bukankah di hari-hari ini banyak orang yang kuatir akan masa depannya? Bencana terjadi di mana-mana dan tanpa diduga; harga kebutuhan dapur ibu-ibu terus naik; BBM di beberapa daerah langka; orangtua kuatir tidak mampu membiayai sekolah anaknya dan sebagainya. Rasa kuatir tidak dapat mengurangi beban yang kita alami, sebaliknya akan mengotori pikiran kita dengan berbagai niat yang tidak baik. Contoh: orang akan mengambil jalan pintas untuk bunuh diri, mencuri, menipu, dan banyak hal yang memungkinkan seseorang terjebak dalam dosa. Paulus berpesan, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6).
Jelas bahwa untuk dapat keluar dari rasa kuatir kita harus berdoa dan mengucap syukur. Mengucap syukur adalah bagian yang sangat penting untuk mendatangkan ketenteraman hati, dan saat hati kita tenang kita bisa berdoa kepada Tuhan dengan penuh iman, dan dengan iman itu pula kita mampu mengusir rasa kuatir yang melanda hati dan pikiran kita, serta mempercayakan semua masalah kita kepada Tuhan, sebab Dia yang menjadi jaminan hidup kita.
Jangan kuatir, Tuhan pasti sanggup menolong kita!
Adalah non sense jika ada orang yang berkata bahwa dirinya tidak pernah merasa kuatir terhadap apa pun juga. Pastilah tak seorang pun manusia di dunia ini yang tidak pernah merasa kuatir! Setiap kita pasti pernah mengalami apa itu kuatir. Daud pun pernah mengalaminya, apalagi jika kita simak perjalanan hidup Daud penuh dengan pergumulan yang berat, kekuatiran pasti bergejolak di dalam hatinya karena hidupnya di bawah ancaman Saul yang hendak membunuhnya. Kondisi yang lebih berat juga harus dialami Ayub, segala harta bendanya lenyap dan anak-anaknya juga mati. Tidak hanya itu, Ayub pun harus menderit sakit borok di sekujur tubuhnya. Dalam kondisi yang demikian, isteri dan sahabat-sahabatnya justru meninggalkan dia. Namun Ayub mengaku bahwa "...yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25).
Rasa kuatir timbul saat seseorang melihat keadaan di sekitarnya tidak lagi dapat memberikan harapan untuk hidup lebih baik. Bukankah di hari-hari ini banyak orang yang kuatir akan masa depannya? Bencana terjadi di mana-mana dan tanpa diduga; harga kebutuhan dapur ibu-ibu terus naik; BBM di beberapa daerah langka; orangtua kuatir tidak mampu membiayai sekolah anaknya dan sebagainya. Rasa kuatir tidak dapat mengurangi beban yang kita alami, sebaliknya akan mengotori pikiran kita dengan berbagai niat yang tidak baik. Contoh: orang akan mengambil jalan pintas untuk bunuh diri, mencuri, menipu, dan banyak hal yang memungkinkan seseorang terjebak dalam dosa. Paulus berpesan, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6).
Jelas bahwa untuk dapat keluar dari rasa kuatir kita harus berdoa dan mengucap syukur. Mengucap syukur adalah bagian yang sangat penting untuk mendatangkan ketenteraman hati, dan saat hati kita tenang kita bisa berdoa kepada Tuhan dengan penuh iman, dan dengan iman itu pula kita mampu mengusir rasa kuatir yang melanda hati dan pikiran kita, serta mempercayakan semua masalah kita kepada Tuhan, sebab Dia yang menjadi jaminan hidup kita.
Jangan kuatir, Tuhan pasti sanggup menolong kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar