Senin, 25 Mei 2020

Kabar Baik 26 Mei 2020 : BIARLAH KEHENDAK ALLAH YANG JADI

Jadilah kehendak-Mu.---Matius 26: 42.

Kepada mereka yang ingin berdoa agar kesehatannya pulih seharusnya dijelaskan bahwa pelanggaran terhadap hukum Allah, baik itu hukum alam atau hukum rohani, adalah dosa, dan agar manusia menerima berkat-Nya maka dosa harus diakui dan ditinggalkan.

Dalam doa bagi orang sakit haruslah diingat bahwa "kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa" (Rm. 8: 26). Kita tidak tahu apakah berkat yang kita inginkan itu adalah yang terbaik atau tidak.

Jalan yang senantiasa ditempuh ialah menyerahkan segala keinginan kita kepada Allah kita di surga yang bijaksana itu, kemudian dalam keyakinan yang sempurna kita berharap pada-Nya. Kita tahu bahwa Allah mendengar jika kita meminta sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi mendesakkan permohonan kita tanpa roh penyerahan tidaklah benar; doa-doa kita haruslah dalam bentuk pengantaraan, bukan bentuk perintah.

Ada kasus-kasus di mana Allah melakukan dengan pasti oleh kuasa IlahiNya untuk memulihkan kesehatan. Tetapi tidak semua orang sakit disembuhkan. Banyak yang sudah tidur dalam Tuhan. Yohanes sewaktu di Pulau Patmos disuruh untuk menuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini. Sungguh, kata roh, supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka" (Why. 14: 13). Dari sini kita melihat bahwa kalau orang tidak disembuhkan, janganlah dengan ini mereka dihakimi sebagai orang yang kurang beriman.

Kita semua menginginkan jawaban yang segera dan langsung kepada doa kita, dan tergoda untuk kecewa bilamana jawaban itu tertunda atau datang dalam bentuk yang tidak diharapkan. Tetapi Allah terlalu bijaksana dan terlalu baik untuk selalu menjawab doa kita pada waktunya dan sesuai dengan yang kita inginkan. Ia akan berbuat lebih banyak dan lebih baik bagi kita daripada memenuhi segala yang kita inginkan. Dan karena kita bisa percaya pada hikmat dan kasih-Nya, maka janganlah kita meminta-Nya untuk terserah kepada kemauan kita, tetapi berusaha untuk menuruti dan melaksanakan maksud-Nya. Keinginan dan kepentingan kita seharusnya hilang di balik kehendak-Nya. Pengalaman-pengalaman yang menguji iman kita ini adalah demi kebaikan kita. Dengan itu dinyatakan apakah iman kita sejati dan tulus, berdasarkan pada Firman Allah saja, ataukah bergantung kepada keadaan, bersifat tidak pasti dan berubah-ubah. Iman dikuatkan dengan latihan. Kita harus membiarkan kesabaran melakukannya dengan sempurna, mengingat bahwa janji-janji indah dalam Kitab Suci bagi mereka yang menantikan Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...