Selasa, 18 Februari 2020

Kabar Baik 23 Feb 2020 : MASALAH KELUARGA

MASALAH KELUARGA

Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya.---Lukas 7: 5.

Dalam usia yang masih sangat muda, Yesus sudah mulai bertindak menurut cara-Nya sendiri dalam pembentukan tabiat-Nya, bahkan hormat serta cinta pada orang tua-Nya sekalipun tidak dapat mencegah Dia dari penurutan kepada Firman Allah. "Ada tertulis" ialah alasan-Nya bagi tiap perbuatan yang berbeda dari kebiasaan keluarga. Akan tetapi pengaruh rabi-rabi menyebabkan pengalaman hidup-Nya amat pahit. Pada masa muda-Nya sekalipun Ia mesti memahami pelajaran-pelajaran berat dalam bertahan dengan diam dan sabar.

Saudara-saudara-Nya, yaitu anak-anak Yusuf, memihak kepada rabi-rabi. Mereka bersikeras mengatakan bahwa tradisi-tradisi mesti ditaati seakan-akan hal itu adalah tuntutan Allah. Mereka bahkan menganggap segala ajaran manusia itu lebih tinggi daripada Firman Allah, dan mereka merasa sangat tersinggung oleh ketajaman otak Yesus dalam membedakan antara yang salah dan yang benar. Ketaatan-Nya yang saksama pada hukum Allah mereka salahkan sebagai kedegilan. Mereka merasa heran akan pengetahuan serta akal budi yang ditunjukkan-Nya dalam menjawab rabi-rabi. Mereka tahu bahwa Ia tidak pernah mendapat pelajaran dari orang-orang terpelajar itu, namun mereka terpaksa melihat bahwa Ia merupakan seorang guru bagi mereka. Mereka mengakui bahwa pendidikan-Nya mengandung jenis yang lebih tinggi daripada pendidikan mereka. Tetapi mereka tidak melihat bahwa Ia dapat menghampiri pohon kehidupan, yaitu sebuah sumber ilmu pengetahuan yang tentang itu mereka tidak mengetahui sedikit pun...

Pada segala waktu dan di segala tempat Ia menyatakan minat yang penuh kasih sayang terhadap manusia, serta memancarkan di sekeliling-Nya cahaya belas kasihan yang gembira. Semuanya ini merupakan suatu tempelakan bagi orang Farisi. Hal ini menunjukkan bahwa agama tidak bergantung kepada sifat mementingkan diri dan bahwa pengabdian mereka yang tidak sehat itu kepada kepentingan diri sendiri adalah jauh dari ibadah yang sejati. Hal ini telah membangkitkan permusuhan mereka melawan Yesus, sehingga mereka mencoba memaksakan penurutan-Nya kepada segala peraturan mereka...

Semuanya ini mengecilkan hati saudara-Nya. Karena lebih tua dari Yesus mereka merasa bahwa Ia harus berada di bawah perintah mereka. Mereka mempersalahkan Dia dengan mengatakan bahwa Ia menganggap diri-Nya sendiri di atas guru-guru mereka, di atas imam-imam mereka dan penghulu-penghulu bangsa Yahudi. Sering mereka mengancam dan mencoba menakut-nakuti Dia; tetapi Ia berjalan terus menggunakan Alkitab sebagai penuntun-Nya.

Yesus mengasihi saudara-saudara-Nya, dan memperlakukan mereka itu dengan kebaikan hati yang tiada putus-putusnya; tetapi mereka cemburu pada-Nya, dan menyatakan sikap kurang percaya dan sikap memandang remeh yang nyata. Mereka tidak dapat mengerti tingkah laku-Nya.

GBU

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...