MASALAH
KELUARGA
Sebab
saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya.---Lukas 7: 5.
Dalam
usia yang masih sangat muda, Yesus sudah mulai bertindak menurut cara-Nya
sendiri dalam pembentukan tabiat-Nya, bahkan hormat serta cinta pada orang
tua-Nya sekalipun tidak dapat mencegah Dia dari penurutan kepada Firman Allah.
"Ada tertulis" ialah alasan-Nya bagi tiap perbuatan yang berbeda dari
kebiasaan keluarga. Akan tetapi pengaruh rabi-rabi menyebabkan pengalaman
hidup-Nya amat pahit. Pada masa muda-Nya sekalipun Ia mesti memahami
pelajaran-pelajaran berat dalam bertahan dengan diam dan sabar.
Saudara-saudara-Nya,
yaitu anak-anak Yusuf, memihak kepada rabi-rabi. Mereka bersikeras mengatakan
bahwa tradisi-tradisi mesti ditaati seakan-akan hal itu adalah tuntutan Allah.
Mereka bahkan menganggap segala ajaran manusia itu lebih tinggi daripada Firman
Allah, dan mereka merasa sangat tersinggung oleh ketajaman otak Yesus dalam
membedakan antara yang salah dan yang benar. Ketaatan-Nya yang saksama pada
hukum Allah mereka salahkan sebagai kedegilan. Mereka merasa heran akan
pengetahuan serta akal budi yang ditunjukkan-Nya dalam menjawab rabi-rabi.
Mereka tahu bahwa Ia tidak pernah mendapat pelajaran dari orang-orang
terpelajar itu, namun mereka terpaksa melihat bahwa Ia merupakan seorang guru
bagi mereka. Mereka mengakui bahwa pendidikan-Nya mengandung jenis yang lebih
tinggi daripada pendidikan mereka. Tetapi mereka tidak melihat bahwa Ia dapat
menghampiri pohon kehidupan, yaitu sebuah sumber ilmu pengetahuan yang tentang
itu mereka tidak mengetahui sedikit pun...
Pada
segala waktu dan di segala tempat Ia menyatakan minat yang penuh kasih sayang
terhadap manusia, serta memancarkan di sekeliling-Nya cahaya belas kasihan yang
gembira. Semuanya ini merupakan suatu tempelakan bagi orang Farisi. Hal ini
menunjukkan bahwa agama tidak bergantung kepada sifat mementingkan diri dan
bahwa pengabdian mereka yang tidak sehat itu kepada kepentingan diri sendiri
adalah jauh dari ibadah yang sejati. Hal ini telah membangkitkan permusuhan
mereka melawan Yesus, sehingga mereka mencoba memaksakan penurutan-Nya kepada
segala peraturan mereka...
Semuanya
ini mengecilkan hati saudara-Nya. Karena lebih tua dari Yesus mereka merasa
bahwa Ia harus berada di bawah perintah mereka. Mereka mempersalahkan Dia
dengan mengatakan bahwa Ia menganggap diri-Nya sendiri di atas guru-guru
mereka, di atas imam-imam mereka dan penghulu-penghulu bangsa Yahudi. Sering
mereka mengancam dan mencoba menakut-nakuti Dia; tetapi Ia berjalan terus
menggunakan Alkitab sebagai penuntun-Nya.
GBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar