KASIH LEBIH KUAT
DARIPADA KEMATIAN
Dan pengharapan tidak
mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh
Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.---Roma 5: 5.
Kita mesti jatuh ke
atas Batu itu dan hancur, sebelum kita dapat diangkat dalam Kristus. Diri harus
diturunkan dari takhtanya, kesombongan harus direndahkan, kalau kita hendak
mengetahui kemuliaan kerajaan kerohanian...
Dalam terang kehidupan
Juruselamat, hati sekalian orang, bahkan dari Khalik hingga raja kegelapan,
dinyatakan. Setan telah melukiskan Allah sebagai mementingkan diri dan suka
menindas, menuntut semuanya tetapi tidak memberikan sesuatu, meminta pelayanan
dari segala makhluk-Nya demi kemuliaan-Nya sendiri, tetapi tidak suka mengadakan
sesuatu pengorbanan demi kebaikan mereka itu. Tetapi karunia Kristus menyatakan
hati Bapa. Disaksikannya bahwa pikiran terhadap kita adalah "rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan" (Yeremia 29: 11). Hal itu
menandaskan bahwa meskipun kebencian hati Allah terhadap dosa kuat laksana
maut, kasih-Nya kepada orang berdosa lebih kuat daripada maut. Setelah
melaksanakan penebusan kita, Ia tidak akan menahan barang sesuatu, bagaimanapun
mahalnya, yang perlu untuk penyempurnaan pekerjaan-Nya. Tiada kebenaran penting
yang ditahankan bagi keselamatan kita, tiada mukjizat kemurahan yang
dilalaikan, tiada alat Ilahi yang tidak digunakan. Keridlaan ditimbun atas
keridlaan, karunia atas karunia. Seluruh perbendaharaan surga terbuka bagi
orang-orang yang hendak diselamatkan-Nya. Sesudah mengumpulkan kekayaan alam
semesta, dan membukakan sumber-sunmber kekuasaan yang tidak terhingga,
diserahkan-Nya semuanya ini ke tangan Kristus, seraya bersabda, Semuanya ini
adalah untuk manusia. Gunakanlah segala karunia ini untuk menginsafkan manusia
itu bahwa tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih-Ku di dunia atau di
surga. Kebahagiaannya yang terbesar akan terdapat dalam mengasihi Aku.
Di salib Golgota,
kasih dan sifat mementingkan diri tegak berhadap-hadapan. Di sinilah puncak
kenyataannya. Kristus telah hidup hanya untuk menghibur dan memberkati, dan
dalam membunuh Dia, Iblis menyatakan kedurjanaan kebencian hatinya kepada
Allah. Ditunjukkannya dengan nyata bahwa maksud pemberontakannya yang
sesungguhnya ialah hendak menurunkan Allah dari takhta-Nya, dan untuk
membinasakan Dia yang oleh-Nya kasih Allah ditunjukkan.
GBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar