SELAMAT
DATANG DI KOTA ALLAH
"Maka
kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil,
aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu" (Matius 25:23).
Dengan
kasih yang tak terucapkan, Yesus menyambut hamba-hamba-Nya yang setia kepada
sukacita Tuhan mereka. Sukacita Juruselamat adalah dalam melihat, dalam
kerajaan kemuliaan, jiwa-jiwa yang telah diselamatkan oleh penderitaan dan
penghinaan yang dialami-Nya. Dan umat tebusan akan menjadi pengambil bagian
dalam sukacita-Nya, saat mereka melihat, di antara orang-orang yang diberkati,
mereka yang telah dimenangkan di dalam Kristus melalui doa-doa mereka, usaha
mereka, dan pengorbanan mereka yang penuh kasih. Saat mereka berkumpul di
sekitar takhta putih agung, kegembiraan yang tak terkatakan akan mengisi hati
mereka, ketika mereka melihat orang-orang yang telah mereka menangkan bagi
Kristus, dan melihat bahwa yang satu itu telah memenangkan yang lain, dan yang
lain lagi, semua dibawa ke tempat kedamaian, di sana untuk menaruh mahkota
mereka di kaki Yesus dan memuji Dia sepanjang masa kekekalan yang tiada
akhirnya.
Saat
umat tebusan disambut di Kota Allah, terdengar seruan kegembiraan pemujaan di
udara. Kedua Adam akan segera berjumpa. Anak Allah sedang berdiri dengan tangan
terbuka menerima bapa dari segala bangsa itu—makhluk yang diciptakan-Nya, yang
berdosa terhadap Penciptanya dan yang baginya tanda penyaliban ditanggung oleh
tubuh Juruselamat. Ketika Adam melihat tanda paku kejam itu, ia tidak jatuh ke
dada Tuhannya, namun dengan rasa malu menjatuhkan diri di kaki-Nya, sambil
menangis: "Layak, layaklah Anak Domba yang disembelih!" Dengan lembut
Juruselamat mengangkat dia dan menyuruh dia melihat sekali lagi rumah Eden yang
darinya, ia telah begitu lama diasingkan.
Setelah
keluar dari Eden, kehidupan Adam di bumi penuh dengan kesedihan. Setiap daun
yang mati, setiap korban upacara, setiap kutuk pada wajah indah alam, setiap
noda pada kemurnian manusia, adalah pengingat baru akan dosanya.... Dengan
kerendahan hati penuh kesabaran ia menanggung hukuman atas pelanggaran, hampir
seribu tahun lamanya. Dengan setia ia bertobat dari dosanya dan percaya pada
kemurahan Juruselamat yang dijanjikan, dan ia mati dengan harapan akan
kebangkitan. Anak Allah menebus kegagalan dan kejatuhan manusia; dan sekarang
melalui pekerjaan penebusan, Adam dikembalikan lagi pada wilayah kekuasaannya
yang pertama kali.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar