Jumat, 24 Mei 2019

Saat Tesuh 24 Mei 2019 : Doa Seumur Hidup


Keluaran 30:1-10


30:1 "Haruslah kaubuat mezbah, k  tempat pembakaran ukupan 1 ; l  haruslah kaubuat itu dari kayu penaga; 30:2 sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, sehingga menjadi empat persegi, tetapi haruslah dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya m  haruslah seiras dengan mezbah itu. 30:3 Haruslah kausalut itu dengan emas murni, bidang atasnya dan bidang-bidang sisinya sekelilingnya, serta tanduk-tanduknya. Haruslah kaubuat bingkai emas sekelilingnya. n  30:4 Haruslah kaubuat dua gelang o  emas untuk mezbah itu di bawah bingkainya; pada kedua rusuknya haruslah kaubuat gelang itu, pada kedua bidang sisinya, dan haruslah gelang itu menjadi tempat memasukkan kayu pengusung, supaya dengan itu mezbah dapat diangkut. 30:5 Haruslah kaubuat kayu pengusung itu dari kayu penaga dan kausalutlah dengan emas. p  30:6 Haruslah kautaruh tempat pembakaran itu di depan tabir penutup tabut hukum, di depan tutup pendamaian q  yang di atas loh hukum, di mana Aku akan bertemu dengan engkau. 30:7 Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan r  dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya. 30:8 Juga apabila Harun memasang lampu-lampu itu pada waktu senja, haruslah ia membakarnya sebagai ukupan yang tetap di hadapan TUHAN di antara kamu turun-temurun. s  30:9 Di atas mezbah itu janganlah kamu persembahkan ukupan t  yang lain ataupun korban bakaran ataupun korban sajian, juga korban curahan janganlah kamu curahkan di atasnya. 30:10 Sekali setahun u  haruslah Harun mengadakan pendamaian 2  v  di atas tanduk-tanduknya; dengan darah korban penghapus dosa w  pembawa pendamaian haruslah ia sekali setahun mengadakan pendamaian bagi mezbah itu di antara kamu turun-temurun; x  itulah barang maha kudus bagi TUHAN."
==========================================

Doa salah satu hal yang mungkin kerap kita lupakan. Masih ingatkah kita mengucap syukur atas hari yang baru pada saat ini? Kapan terakhir kali kita menaikkan syukur untuk nafas kehidupan yang diberikan Allah?

Doa, baik dengan atau tanpa kata-kata, merupakan tindakan untuk menghubungkan kita kepada Allah. Ini bukan tindakan untuk memaksa Allah agar selaras dengan keinginan kita, tetapi doa merupakan permohonan agar segala yang terjadi adalah sesuai kehendak-Nya.

Pada zaman Kitab Keluaran, orang membuat mazbah sebagai tempat pembakaran ukupan (1) yang ditaruh di depan tabir penutup hukum dan di depan tutup pendamaian di atas loh hukum. Di tempat itulah Allah menemui Harun, Imam Besar (6). Bisa saja kita menganalogikan momen ini sebagai doa karena peristiwa itu menciptakan perjumpaan antara manusia dan Allah.

Harun harus membakar ukupan setiap pagi-khususnya ketika sedang membersihkan lampu-lampu-dan saat senja tiba (7). Itu harus dilakukan di hadapan Allah turun-temurun. Tindakan membakar kurban dan ukupan dari pagi hingga senja tiba bisa kita ibaratkan sebagai doa. Dari sini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa berdoa adalah tindakan terus- menerus tanpa mengenal waktu.

Ukupan yang tetap (8) juga bisa kita misalkan sebagai doa. Itu harus diwariskan turun-temurun. Komunikasi atau menjalin relasi bersama Allah harus diajarkan dari generasi ke generasi. Kita harus mengusahakan ini sehingga menjadi ukupan yang wangi di hadapan Allah.

Doa adalah elemen penting dalam formasi spiritualitas Kristen. Martin Luther, Bapak Reformasi Protestan, menempatkan doa sebagai nafas hidup semua orang percaya. Ia pernah mengatakan, "Menjadi seorang Kristen tanpa berdoa, sama mustahilnya hidup tanpa bernafas." Doa seumpama oksigen yang membakar energi bagi tubuh rohani kita.

Doa: Tuhan, izinkan kami mengalami perjumpaan dengan-Mu dalam doa dan sudi mengajarkannya turun-temurun. [IG]

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...