Mazmur 103:15-22
Pujilah Tuhan
==================================================================
Pujian pemazmur beralih dari personal ke universal, tentang manusia pada umumnya lalu mengerucut pada orang-orang khusus yakni pemegang perjanjian Tuhan dan yang takut akan Tuhan.
Gambaran yang ada pada pemazmur tentang manusia adalah debu, begitu kecilnya dan seperti rumput, bunga yang sebentar dan singkat masa hidupnya di bumi ini. Baik debu atau rumput bila angin melintas, akan segera lenyap tanpa bekas dan tanpa ada lagi yang mengenalnya. Manusia akan berlalu dalam berjalannya waktu. Manusia lemah dan tidak berdaya untuk melawan waktu hidupnya. Tragis dan ironis. Sebab sesukses apa pun, sekaya bagaimanapun, manusia tetap fana hidupnya.
Suatu seruan pemazmur menunjukkan betapa berbedanya TUHAN. Kasih setia (hesed = kasih setia yang dimiliki Tuhan) dari selama-lamanya sampai selama-lamanya melingkupi manusia dalam kefanaan dan kesementaraan hidupnya. Tentu bukan kepada sembarang orang. Pemazmur mengingatkan bahwa hanya kepada orang yang takut akan Dia dan yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat melakukan titah-Nya.
Pemazmur mensyukuri sekalipun manusia terbatas dan lemah di bumi ini namun Tuhan yang kekal menegakkan takhta-Nya dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu. Pemazmur meyakini akan kehadiran dan keterlibatan Tuhan dalam hidup manusia, khususnya pemegang perjanjian-Nya, maka ia mendorong baik malaikat, semua makhluk surgawi dan umat-Nya di bumi ini untuk Pujilah! Pujilah! Pujilah! Lalu pemazmur menutup dengan: "Pujilah Tuhan, hai jiwaku!!"
Mazmur ini menyadarkan manusia bahwa kekuatan dan waktu hidupnya sangat terbatas dan singkat. Seharusnya hal ini membuat kita menyadari dan merindukan untuk berada di bawah naungan kerajaan yang kuat, dilingkupi kasih setia yang kekal dan disertai keadilan sejati dari generasi kepada generasi berikutnya.
Dalam ketidakberdayaan dan kesementaraan ini marilah kita hidup takut akan Tuhan. Pegang perjanjian-Nya dan melakukan titah-Nya! Pujilah Tuhan hai jiwaku! [INAKO]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar