KASIH KARUNIA ILAHI, KEBUTUHAN TERBESAR KITA
"Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan
untuk memegahkan diri" (1 Korintus 9:16).
Pertobatan sejati membawa kita kepada persekutuan sehari-hari dengan
Allah. Memang akan ada cobaan-cobaan ditemui, dan tarikan kuat membawa kita
jauh dari Allah kepada keadaan sebelumnya yang masa bodoh dan sikap berdosa
melupakan Allah. Tidak ada hati manusia yang tetap kuat tanpa kasih karunia
Ilahi. Tidak seorang pun tetap dalam keadaan bertobat kecuali ia menjaga
dirinya dan Tuhan memelihara dia. Kalau hati tidak berpegang teguh pada Allah,
dan Allah memegang teguh dia, maka ia akan memercayai diri dan angkuh dan pasti
akan tersandung dan jatuh. Kuasa Allah melalui iman adalah ketergantungan
Paulus, "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,"
ia berkata dalam kerendahan hatinya, "melainkan Kristus yang hidup di
dalam aku" (Galatia 2:20). "Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan
dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku
dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang
lain, jangan aku sendiri ditolak" (1 Korintus 9:26, 27).
Paulus tadinya senantiasa berada dalam ketakutan, kalau-kalau
kecenderungan jahatnya menguasai dia, sehingga ia terus-menerus memerangi,
dengan pertahanan yang teguh, pada selera dan hasratnya yang sukar
dikendalikan. Jika sang rasul besar itu merasa gemetar menyadari kelemahannya,
maka siapa pulakah yang memiliki hak untuk merasa yakin pada diri sendiri dan
bersikap pongah? Saat di mana kita merasa cukup diri dan yakin pada diri
sendiri, maka kita berada dalam bahaya menghadapi kegagalan yang memalukan.
Satu-satunya pertahanan kita yang pasti menghindari dosa adalah doa, doa
setiap hari dan setiap jam. Jangan satu hari berhati-hati dan hari berikutnya
ceroboh, tetapi melalui perhatian saksama dan kesungguh-sungguhan menjadi
dikuatkan oleh hubungan erat dengan Allah. Doa itu perlu, dan kita tidak boleh
menunggu perasaan, namun berdoa, doa yang bersungguh-sungguh, entah kita merasa
mengingininya atau tidak. Surga terbuka menerima doa kita. Doa adalah saluran
yang membawa rasa syukur kita dan kerinduan jiwa terhadap berkat Ilahi kepada
takhta Allah, yang akan kembali kepada kita dalam curahan kasih karunia Ilahi
yang menyegarkan. Banyak sekali orang membiarkan saluran ini membeku, dan
kemudian hubungan dengan surga diganggu.... Oh, kita harus menghabiskan lebih
banyak waktu bertelut dan mengurangi waktu untuk berencana bagi diri kita
sendiri dan dalam memikirkan bahwa kita bisa melakukan hal besar.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar