Sabtu, 05 Desember 2015

Kabar Baik 3 Desember 2015

Lidah tak Bertulang

26:17 Orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain adalah seperti orang yang menangkap telinga anjing yang berlalu. 26:18 Seperti orang gila menembakkan panah api, panah dan maut, 26:19 demikianlah orang yang memperdaya sesamanya dan berkata: "Aku hanya bersenda gurau." 26:20 Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran. q  26:21 Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan. r  26:22 Seperti sedap-sedapan perkataan pemfitnah masuk ke lubuk hati. s  26:23 Seperti pecahan periuk bersalutkan perak, demikianlah bibir manis dengan hati jahat. 26:24 Si pembenci berpura-pura dengan bibirnya, t  tetapi dalam hati dikandungnya tipu daya. u  26:25 Kalau ia ramah, v  janganlah percaya padanya, karena tujuh kekejian ada dalam hatinya. w  26:26 Walaupun kebenciannya diselubungi tipu daya, kejahatannya akan nyata dalam jemaah. 26:27 Siapa menggali lobang x  akan jatuh ke dalamnya, y  dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa dia. z  26:28 Lidah dusta membenci korbannya, dan mulut licin a  mendatangkan kehancuran.
==========================================================

Sebagai makhluk sosial, manusia bersosialisasi dengan lingkungannya. Di era digitalisasi yang canggih, komunikasi massa tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Sebelum manusia berkenalan dengan teknologi yang canggih, manusia sudah memiliki alat komunikasi yang luar biasa yang dibawa sejak lahir, yaitu lidah. Dengan lidah, manusia belajar menyampaikan informasi.
Berkata-kata yang benar dan baik akan menghasilkan hal yang baik pula. Jika berkata-kata hal yang tidak sepantasnya, pasti menimbulkan perpecahan, ibarat menembakkan panah api (18-19). Pertengkaran tidak akan terjadi apabila informasi yang disampaikan tidak diplintir kebenarannya (20-21). Memang tidak semua informasi benar adanya. Karena itu, kita harus menyelidiki dengan saksama. Sebab adakalanya muncul berita-berita yang kelihatannya baik, sebenarnya berita busuk (22-23).

Selain itu, pengamsal juga memperhatikan adanya bahaya lain, yaitu si pembawa berita. Ia digambarkan sebagai orang yang berpura-pura ramah (24-25). Tidak jarang orang-orang terjerat pada berita yang disampaikannya, padahal isi dan motif berita itu mengandung kebencian terhadap musuhnya (26-28).

Raja Salomo memberi nasihat kepada kita untuk waspada dalam berkata-kata. Adakalanya saat bersosialisasi dengan orang lain, tanpa disadari kita menyampaikan hal-hal yang yang tidak sepantasnya. Penulis amsal juga tidak menghendaki kita menggunakan kata-kata indah yang isinya tipu muslihat. Karena dalamnya hati dan pikiran seseorang tidak dapat diketahui orang lain. Takutnya ada kekejian terselubung yang tidak kita ketahui, yang mungkin dapat berakibat fatal di kemudian hari.


Sebagai orang yang percaya, penulis amsal memberikan gambaran jelas bagaimana seharusnya kita mempergunakan lidah. Tidak sepatutnya kita menggunakan lidah dengan tujuan penipuan, sebab siapa yang menggali lubang akan jatuh di dalamnya. Bijaksanalah menggunakannya, sebab lidah itu tak bertulang. [YSAN]

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...