6:9 Dengarlah, l TUHAN berseru 1 kepada kota: --adalah bijaksana untuk takut kepada nama-Nya--:"Dengarlah, hai suku bangsa dan orang kota! 6:10 Masakan Aku melupakan harta benda kefasikan di rumah orang fasik dan takaran efa yang kurang dan terkutuk m itu? 6:11 Masakan Aku membiarkan tidak dihukum orang yang membawa neraca n palsu atau pundi-pundi berisi batu timbangan o tipu? 6:12 Orang-orang kaya di kota itu melakukan banyak kekerasan, p penduduknya berkata dusta q dan lidah dalam mulut mereka adalah penipu. r 6:13 Maka Akupun mulai memukul s engkau, menanduskan engkau oleh karena dosamu. 6:14 Engkau ini akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, t dan perutmu tetap mengamuk karena lapar; engkau akan menyingkirkan sesuatu, tetapi tidak dapat menyelamatkannya, u dan apa yang dapat kauselamatkan, akan Kuserahkan kepada pedang. 6:15 Engkau ini akan menabur, tetapi tidak menuai, v engkau ini akan mengirik buah zaitun, tetapi tidak berurap dengan minyaknya; juga mengirik buah anggur, tetapi tidak meminum anggurnya. w 6:16 Engkau telah berpaut kepada ketetapan-ketetapan Omri x dan kepada segala perbuatan keluarga Ahab, y dan engkau telah bertindak menurut rancangan z mereka, sehingga Aku membuat engkau menjadi ketandusan a dan pendudukmu menjadi sasaran suitan; demikianlah kamu akan menanggung pencelaan b dari pihak bangsa-bangsa."
====================================================================Nas hari ini menegaskan: "adalah sangat bijaksana untuk takut kepada nama-Nya" (Mi. 6:9). Takut kepada Allah merupakan tindakan logis. Sebab, Allah tidak akan membiarkan kejahatan berlalu begitu saja. Dengan gaya bahasa retorik, Allah berfirman, "Masakan Aku melupakan harta benda kefasikan di rumah orang fasik dan takaran efa yang kurang dan terkutuk itu?" (Mi. 6:10).
Berlaku curang sungguh keji di mata Allah. Pertama, sang pelaku menganggap rendah orang lain sehingga boleh diperlakukan sekehendak hatinya. Kedua, berlaku curang merupakan kesengajaan. Tindakan curang dilakukan dalam kesadaran. Ketiga, sang pelaku biasanya merasa tidak ada yang melihat. Hal ini menafikan kenyataan bahwa Allah Mahatahu.
Hukuman Allah terhadap sang pelaku sungguh mengerikan, yaitu: makan, tetapi tak pernah kenyang, bahkan makin lapar; mengumpulkan harta, tetapi tidak dapat menyimpannya; terus menabur, tetapi tidak pernah panen; membuat minyak zaitun, tetapi tidak dapat memakainya; memeras anggur, tetapi tidak pernah meminumnya. Hidup menjadi serba sia-sia!
Mikha menegaskan, penghukuman terjadi karena umat Israel mengikuti perbuatan-perbuatan jahat Raja Omri dan anaknya, Raja Ahab. Salah satu kejahatan Ahab adalah dia mengambil kebun anggur Nabot. Untuk itu, Ahab membunuh Nabot melalui sidang pengadilan yang tidak adil. Nabot dituduh menghujat Allah.
Bayangkan, untuk mendapatkan kebun anggur Nabot, Ahab perlu menggunakan pengadilan dan nama Tuhan. Dengan kata lain, nama Allah dilibatkan dalam tindak kejahatan itu. Karena itulah Tuhan murka. Kalau Allah mengatakan bahwa umat Israel mengikuti perbuatan-perbuatan Ahab, tentulah bukan tanpa alasan. Di mata Allah, kejahatan umat Israel memang sudah tak tertanggungkan lagi.
Oleh karena itu, nasihat Mikha perlu terus dikumandangkan dan dijalankan dalam sanubari kita: "Adalah sangat bijaksana untuk takut kepada nama-Nya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar