Rabu, 30 Desember 2015

Kabar Baik 31 Des 2015 | Waktu Tuhan

Shalom Bapak dan Ibu terkasih dalam Tuhan.
Berikut Kabar Baik hari ini, semoga memberkati :
---------------------------
God is never in a hurry, never late, and always on time. All is beautiful at its time.»Frank Sindoro« 


Tuhan tidak pernah tergesa-gesa, tidak pernah terlambat, dan selalu tepat waktu. Semua indah pada waktunya. »Frank Sindoro« 

2 Petrus 3:9 Tuhan tidak lambat menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelambatan, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. 

Kenapa kita sering stress dan tertekan, sebab kita sering memaksakan waktu kita bukan waktunya Tuhan, kita selalu tergesa gesa dan ingin cepat cepat. 

Waktunya Tuhan bukan waktunya kita, apa yang kita pikir tepat waktu belum tentu tepat bagi Tuhan, jika kita mengerti isi hati Tuhan maka hidup kita jadi lebih berarti dan bermakna. 

Mengikuti waktuNya Tuhan membuat kita lebih enjoy dan berarti, sebab apapun yang kita kerjakan pasti akan menjadi jelas hasilnya. 

Hidup itu sebetulnya mudah! Kenapa kita menjadi sulit? Sebab kita sendiri yang membuatnya menjadi sulit! 

Jangan paksakan waktu dan kehendak kita, melainkan pasrahkan seluruh hidup dan waktu kita kedalam rencananya yang indah, maka kita pasti akan menikmati kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera dan sukacita.

Selamat memasuki tahun baru 2016, Tuhan Yesus Memberkati!

I Salam,
/s/ Ps. LG Hutagalung
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yayasan Anggur Baru Ministry - Komunitas Kasih Anggur Baru
SK KEMHUNKAM No : AHU-0012926.AH.01.04.Tahun 2015
Equipping people to Know, Grow and Show God Love's.
Rek. Bank Mandiri : 108-001-1625564; B C A : 808-5044-032
Jln. Batu Bintang #7 B. Batrem Kota Dumai |( : 0811-7501009 | Twitter : @KomunitasKasih

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

BS | Takut kepada Nama-Nya | Mikha 6:9-16

6:9 Dengarlah, l  TUHAN berseru 1  kepada kota: --adalah bijaksana untuk takut kepada nama-Nya--:"Dengarlah, hai suku bangsa dan orang kota! 6:10 Masakan Aku melupakan harta benda kefasikan di rumah orang fasik dan takaran efa yang kurang dan terkutuk m  itu? 6:11 Masakan Aku membiarkan tidak dihukum orang yang membawa neraca n  palsu atau pundi-pundi berisi batu timbangan o  tipu? 6:12 Orang-orang kaya di kota itu melakukan banyak kekerasan, p  penduduknya berkata dusta q  dan lidah dalam mulut mereka adalah penipu. r  6:13 Maka Akupun mulai memukul s  engkau, menanduskan engkau oleh karena dosamu. 6:14 Engkau ini akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, t  dan perutmu tetap mengamuk karena lapar; engkau akan menyingkirkan sesuatu, tetapi tidak dapat menyelamatkannya, u  dan apa yang dapat kauselamatkan, akan Kuserahkan kepada pedang. 6:15 Engkau ini akan menabur, tetapi tidak menuai, v  engkau ini akan mengirik buah zaitun, tetapi tidak berurap dengan minyaknya; juga mengirik buah anggur, tetapi tidak meminum anggurnya. w  6:16 Engkau telah berpaut kepada ketetapan-ketetapan Omri x  dan kepada segala perbuatan keluarga Ahab, y  dan engkau telah bertindak menurut rancangan z  mereka, sehingga Aku membuat engkau menjadi ketandusan a  dan pendudukmu menjadi sasaran suitan; demikianlah kamu akan menanggung pencelaan b  dari pihak bangsa-bangsa."

====================================================================
Nas hari ini menegaskan: "adalah sangat bijaksana untuk takut kepada nama-Nya" (Mi. 6:9). Takut kepada Allah merupakan tindakan logis. Sebab, Allah tidak akan membiarkan kejahatan berlalu begitu saja. Dengan gaya bahasa retorik, Allah berfirman, "Masakan Aku melupakan harta benda kefasikan di rumah orang fasik dan takaran efa yang kurang dan terkutuk itu?" (Mi. 6:10).
Berlaku curang sungguh keji di mata Allah. Pertama, sang pelaku menganggap rendah orang lain sehingga boleh diperlakukan sekehendak hatinya. Kedua, berlaku curang merupakan kesengajaan. Tindakan curang dilakukan dalam kesadaran. Ketiga, sang pelaku biasanya merasa tidak ada yang melihat. Hal ini menafikan kenyataan bahwa Allah Mahatahu.

Hukuman Allah terhadap sang pelaku sungguh mengerikan, yaitu: makan, tetapi tak pernah kenyang, bahkan makin lapar; mengumpulkan harta, tetapi tidak dapat menyimpannya; terus menabur, tetapi tidak pernah panen; membuat minyak zaitun, tetapi tidak dapat memakainya; memeras anggur, tetapi tidak pernah meminumnya. Hidup menjadi serba sia-sia!

Mikha menegaskan, penghukuman terjadi karena umat Israel mengikuti perbuatan-perbuatan jahat Raja Omri dan anaknya, Raja Ahab. Salah satu kejahatan Ahab adalah dia mengambil kebun anggur Nabot. Untuk itu, Ahab membunuh Nabot melalui sidang pengadilan yang tidak adil. Nabot dituduh menghujat Allah.

Bayangkan, untuk mendapatkan kebun anggur Nabot, Ahab perlu menggunakan pengadilan dan nama Tuhan. Dengan kata lain, nama Allah dilibatkan dalam tindak kejahatan itu. Karena itulah Tuhan murka. Kalau Allah mengatakan bahwa umat Israel mengikuti perbuatan-perbuatan Ahab, tentulah bukan tanpa alasan. Di mata Allah, kejahatan umat Israel memang sudah tak tertanggungkan lagi.


Oleh karena itu, nasihat Mikha perlu terus dikumandangkan dan dijalankan dalam sanubari kita: "Adalah sangat bijaksana untuk takut kepada nama-Nya."

BS | Seperti Kacang Lupa Kulitnya | Mikha 6:1-8

6:1 Baiklah dengar firman yang diucapkan TUHAN 1 : Bangkitlah, lancarkanlah pengaduan di depan gunung-gunung, m  dan biarlah bukit-bukit mendengar suaramu! 6:2 Dengarlah, n  hai gunung-gunung, pengaduan o  TUHAN, dan pasanglah telinga, hai dasar-dasar bumi! Sebab TUHAN mempunyai pengaduan p  terhadap umat-Nya, dan Ia beperkara q  dengan Israel. 6:3 "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu 2 ? Dengan apakah engkau r  telah Kulelahkan? s  Jawablah Aku! 6:4 Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir t  dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan u  dan telah mengutus Musa v  dan Harun w  dan Miryam x  sebagai penganjurmu. 6:5 Umat-Ku, baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, y  raja Moab, dan apa yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim z  sampai ke Gilgal, a  supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan b  keadilan dari TUHAN." 6:6 "Dengan apakah aku akan pergi menghadap c  TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? d  6:7 Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, e  kepada puluhan ribu curahan minyak? f  Akan kupersembahkankah anak sulungku g  karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku h  sendiri?" 6:8 "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu 3 : selain berlaku adil, i  mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati j  di hadapan Allahmu? k "

====================================================================
Nubuat Mikha seolah-olah memperlihatkan ketidakmengertian Allah terhadap perilaku Israel: "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku! Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu" (Mi. 6:3-4). Nada pengaduan Allah akan pelbagai perbuatan Israel tampak getir. Terlihat nada heran karena Israel telah lupa akan sejarah bangsanya sendiri. Mereka seperti kacang lupa kulit.
Israel agaknya lupa bahwa--dengan kuasa Tuhan--Bileam yang awalnya berencana memberikan kutukan, ternyata malah memberkati Israel. Bileam sendiri mengaku kepada Balak, bahwa dia tak sanggup mengucapkan kata-kata kutukan kepada bangsa Israel. Bileam berkata kepada Balak, "Allah, yang membawa mereka keluar dari Mesir, adalah bagi mereka seperti tanduk kekuatan lembu hutan, sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel" (Bil. 23:22-23).

Untuk semuanya itu, Mikha dalam nubuatnya menyatakan bahwa Allah tidak pernah menuntut kurban bakaran dari umat-Nya, melainkan "berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah" (Mi. 6:8). Sejatinya berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan bersikap rendah hati merupakan wujud kehidupan umat yang telah diselamatkan Allah dan mengalami persekutuan dengan-Nya.


Berlaku adil berarti umat Israel harus tegas menyatakan yang benar sebagai benar dan yang salah sebagai salah. Mencintai kesetiaan berarti umat Israel harus setia dengan komitmen yang telah diambilnya, apa pun kondisinya. Rendah hati berarti umat Israel senantiasa ingat bahwa hidup yang dijalaninya merupakan anugerah Allah semata, bukan karena jerih lelah mereka sendiri sehingga mereka tak perlu sombong. Panggilan untuk berlaku adil, setia, dan rendah hati juga diperuntukkan bagi orang percaya masa kini! [YMI]

RABBI YAHUDI : MENINGKATNYA KONFLIK BANGSA-BANGSA MERUPAKAN TANDA MESIAS SEGERA DATANG !


Jika diperhatikan, terjadi kegerakan besar diantara bangsa Yahudi akhir-akhir ini. Pada saat yang hampir bersamaan, para Rabbi yang berbeda selalu memberikan arahan atau pesan yang sama bahwa Mesias yang dinantikan itu akan segera datang. Meskipun pandangan tersebut berasal dari perspektif Yahudi sendiri, tetapi perlu dicamkan bahwa sulit sekali memisahkan kegerakan tersebut dengan janji Tuhan mengenai kedatangan Mesias.

Baru-baru ini dua rabi terkemuka di Israel - Rabbi Moshe Sternbuch dan Rabbi Shlomo Amar Moshe - telah mengisyaratkan bahwa berdasarkan tanda-tanda nyata yang  terjadi di dunia saat ini, Mesias akan segera datang. Rabbi Sternbuch, wakil presiden Pengadilan Rabbinical dan kepala organisasi Eidah Charedit di Yerusalem, baru-baru ini mengatakan bahwa setiap orang harus "mengenakan pakaian Shabbat mereka dalam persiapan untuk Mesias." 

Ia mengatakan dalam pengajarannya mengenai hubungan kedatangan Mesias dengan konflik baru-baru ini antara Turki dan Rusia. Dia menyimpulkan bahwa dalam konteks konflik ini, kita harus mengantisipasi kedatangan Mesias.

"Kami telah menerima pengajaran langsung, diwariskan dari satu ke yang lain, dari Gaon Vilna, bahwa ketika Rusia pergi dan mengalahkannya Istanbul, ibukota Turki, sekarang saatnya untuk cepat mengenakan pakaian Shabbat Anda dan mengharapkan Mesias," pungkasnya.

Seperti yang kita ketahui bahwa Rusia dan Turki telah beberapa kali teribat perang, dan yang terjadi akhir-akhir ini diprediksi oleh beberapa orang bisa memicu perang nuklir. Hal ini bisa terlihat saat Rusia mengecam keras tindakan Turki yang menembak jatuh Jet Su-24 milik Rusia. Meski dikecam, Turki tetap mendapat dukungan dari NATO.

Dalam konflik Suriah, Rusia dan Turki berada pada pihak yang berlawanan. Konflik Suriah ini telah menjadi konflik global yang melibatkan bangsa-bangsa. Rusia, China dan Iran yang mendukung rezim Bashar al-Assad berkomitmen untuk meruntuhkan dominasi Amerika. Sementara di pihak lain Turki, Uni Eropa, dan Arab Saudi, serta Amerika Serikat menolak mendukung rezim Bashar al-Assad. 

Beberapa tahun lalu, Rusia pernah mengirimkan 36 kapal perang dan 120 pesawat tempur untuk Suriah dalam kontrak senilai $.550.000.000. Dan saat ini Rusia memberi dukungan di PBB serta memasok persenjataan bagi tentara Assad. Sekutu Rusia, China beranggapan Suriah adalah terminal dagang penting. Terlebih lagi China mengklaim memiliki hubungan dengan Suriah dari era Hafiz al Assad.

Menariknya negara-negara yang teribat dalam konflik Suriah ini seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Arab Saudi, dan beberapa negara Teluk lain, Iran serta Turki telah mengadakan pertemuan di Wina untuk mencari solusi, tetapi hasilnya nihil.

Menurut Rabbi Sternbuch, tanda sebelum Mesias datang ialah adanya perang antar bangsa-bangsa. Sehingga ia mengingatkan bahwa tanda ini harus dijadikan momentum untuk bangkit dan bertobat. Selain itu, ia mengajarkan bahwa akan ada penganiayaan orang-orang Yahudi dari bangsa Arab sebagai bagian dari proses mesianis.

"Hal ini juga tertulis bahwa sebelum Mesias datang, Israel akan sangat menderita dari anak-anak Ismael (Arab). Kami berada di persimpangan jalan dan kita perlu berdoa kepada Allah untuk menebus kita. Kita harus bangun dan bertobat . Jika tidak, orang Ismael akan mengatasi kita. "

Selain itu, Rabbi Amar, Kepala Sephardic Rabbi Yerusalem dan mantan Kepala Rabbi Sephardic Israel, mengatakan bahwa dunia saat ini berada di saat-saat yang paling dekat untuk kedatangan Mesias. 

Ia berbicara pada Chabad Hasid di Kfar Chabad, dan berkata, "Kami berada di masa terdekat mungkin untuk Mesias. Kami tidak pernah sedekat ini dengan pernyataan Mesias sebelumnya. Semua tanda-tanda yang diberikan oleh para nabi, para orang bijak yang terdahulu dan kemudian, dan apa yang tertulis dalam Zohar (dasar Kabbalah), sedang menuju pada penggenapannya. Semua orang besar dari generasi terakhir, dan pada pemimpin mereka adalah rabi saya [Rabbi Ovadia Yosef], mereka berkata 'Lihatlah, ia (Mesias) berdiri diambang pintu. Kami hanya harus tetap kuat. "

Ia mengutip ajaran dari pemimpin Chabad terakhir, Rabbi Menachem Mendel Schneerson yang juga merupakan rabbi yang mendapat pesan mengenai kedatangan Mesias, bahwa akan terjadi konflik yang semakin meningkat di seluruh dunia.  

“Akan datang suatu waktu ketika kita tidak akan bisa tidur karena semua masalah yang akan menimpa kita," katanya.  (Catatan Akhir Zaman)

* * * * *


"Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak." (Matius 16:2,3)

Rabu, 16 Desember 2015

Makna Natal dan Perubahan Hidup Orang-Orang Percaya

Filipi 2:5-8

Merayakan hari Natal sudah menjadi kebiasaan bagi banyak orang Kristen. Oleh karena itu, makna Natal yang sesungguhnya sering kali tidak lagi begitu dipedulikan. Maka, wajarlah bila perayaan hari Natal itu tidak lagi membawa perubahan apa-apa bagi mereka, kecuali keletihan dan anggaran keuangan yang semakin menipis.
Hari Natal memang sudah biasa dirayakan, tetapi sebenarnya hari Natal tetap merupakan hari yang luar biasa. Hari Natal mengingatkan orang-orang percaya bahwa Allah pernah datang ke dalam sejarah umat manusia. Hari Natal bukan sekadar merayakan hari lahirnya seorang bayi yang bernama Yesus, tetapi mengingatkan umat manusia bahwa Allah telah berinkarnasi menjadi manusia untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang berdosa.
Pada hari Natal, hendaknya setiap umat Tuhan tidak hanya berpesta ria, tetapi perlu pula menyisihkan waktu untuk merenungkan secara mendalam akan makna yang terkandung dalam inkarnasi Tuhan Yesus.
Allah berfirman melalui Rasul Paulus, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" (Fil. 2:5–8). Firman Tuhan itu berseru kepada setiap orang percaya untuk meneladani Tuhan Yesus Kristus yang telah berinkarnasi pada hari Natal.

1. Tuhan Yesus Tidak Mementingkan Diri Sendiri
Tuhan Yesus yang di dalam hati dan pikiran-Nya tidak hanya mementingkan diri sendiri, perlu diteladani.
Manusia berdosa yang egois dan egosentris cenderung hanya memikirkan diri sendiri tanpa memedulikan orang lain. Kalaupun ia memerhatikan orang lain, sering kali itu dikarenakan dua hal: orang lain itu dapat menguntungkan dirinya atau sebaliknya telah merugikan dirinya. Jadi, dengan kata lain, ia memerhatikan orang lain hanya semata-mata demi dirinya sendiri.
Sebagai orang-orang yang telah lebih dahulu dikasihi, diselamatkan, dan diperbarui oleh Tuhan Yesus, apakah Anda masih hidup dalam keadaan yang egois dan egosentris? Seharusnya, tidaklah demikian! Teladan Tuhan Yesus dalam memikirkan orang lain dan bukan hanya memikirkan diri sendiri harus dicontoh oleh setiap orang yang percaya kepada-Nya.

2. Tuhan Yesus Datang untuk Melayani
Tuhan Yesus datang ke dalam dunia untuk melayani. Hal ini harus diteladani pula! Sebab, memikirkan orang lain secara abstrak saja tidaklah cukup, tetapi harus ada tindakan nyata untuk mewujudkannya. Kalaupun Tuhan Yesus, yang adalah Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan itu, mau datang ke dalam dunia yang hina dan penuh dosa ini, sesungguhnya hal itu sudah merupakan penghargaan yang tiada tara bagi manusia nista. Akan tetapi, yang dilakukannya jauh lebih besar ... Ia rela datang untuk melayani (Mat. 20:28).
Apakah manusia bila dibanding dengan Dia yang Mahakudus dan Mahamulia? Bila Tuhan Yesus datang ke dalam dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani, tidakkah kita sebagai murid-murid-Nya harus melayani dengan lebih sungguh lagi?
Banyak orang yang membutuhkan pelayanan kita, baik saudara-saudara seiman maupun orang-orang yang belum mengenal Tuhan Yesus. Marilah kita melayani dengan segenap hati, jiwa, kekuatan, dan akal budi kita serta sesuai dengan kemampuan dan talenta yang ada pada kita.

3. Tuhan Yesus Rela Mengorbankan Diri
Tuhan Yesus rela berkorban demi umat manusia. Dengan kerelaan-Nya untuk berinkarnasi menjadi manusia, sebenarnya Tuhan Yesus telah memberikan pengorbanan yang besar. Ia yang tidak terbatas rela menjadi terbatas; Ia yang Mahakaya rela menjadi miskin; Ia yang Mahakuasa dan Mahamulia rela menjadi pelayan. Bukankah semuanya itu telah menunjukkan suatu pengorbanan yang sangat besar?
Akan tetapi, pengorbanan yang Tuhan Yesus berikan jauh melebihi semuanya itu! Ia rela mati di atas kayu salib demi penebusan dosa umat manusia yang seharusnya binasa. Segala hukuman dan derita yang seharusnya diterima oleh umat manusia telah dipikul-Nya sendiri di atas kayu salib sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Tuhan Yesus datang ke dunia pada hari Natal adalah untuk menebus dosa manusia melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib.

Pelayanan yang berarti senantiasa menuntut adanya pengorbanan. Pengorbanan Kristus yang tiada taranya itu telah membuka lembaran baru bagi manusia. Ia memberi kehidupan yang penuh pengharapan bagi manusia yang sudah tak berpengharapan.

Bagaimana respons Saudara dan saya, orang-orang yang telah diselamatkan-Nya? Apakah ada kerelaan di hati kita untuk berkorban bagi Tuhan, pelayanan, dan sesama manusia? Tuhan Yesus telah memberikan teladan yang terindah dalam kerelaan berkorban. Tidakkah kita mau meneladani-Nya?
Bagaimana kita menghadapi hari Natal yang merupakan peringatan akan inkarnasi Tuhan Yesus? Mungkin saja hari Natal ini akan berlalu seperti tahun-tahun kemarin tanpa memberikan dampak dan perubahan yang berarti dalam hidup kita. Akan tetapi, bukan tidak mungkin hari Natal kali ini mendatangkan berkat Tuhan dan dampak positif dalam hidup kita. Semua itu terpulang kepada bagaimana kita melalui hari Natal dan bagaimana pula respons kita terhadap Yesus Kristus yang telah berinkarnasi pada hari Natal.

Selasa, 08 Desember 2015

Kabar Baik 9 Desember 2015



28:15 Seperti singa yang meraung atau beruang yang menyerbu, demikianlah orang fasik yang memerintah rakyat yang lemah. 28:16 Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras penindasannya, tetapi orang yang membenci laba yang tidak halal, memperpanjang umurnya. 28:17 Orang yang menanggung darah orang lain akan lari l  sampai ke liang kubur. Janganlah engkau menahannya! 28:18 Siapa berlaku tidak bercela akan diselamatkan, m  tetapi siapa berliku-liku jalannya akan jatuh n  ke dalam lobang. 28:19 Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan. o  28:20 Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat 1 , tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman. p  28:21 Memandang bulu q  tidaklah baik, r  tetapi untuk sekerat roti s  orang membuat pelanggaran. 28:22 Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan. t  28:23 Siapa menegur orang akan kemudian lebih disayangi dari pada orang yang menjilat. u  28:24 Siapa merampasi ayah dan ibunya v  dan menyangka bahwa itu bukan suatu pelanggaran, ia sendiri adalah kawan si perusak. w  28:25 Orang yang loba, menimbulkan pertengkaran, x  tetapi siapa percaya kepada TUHAN, y  diberi kelimpahan. 28:26 Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal, z  tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat. a  28:27 Siapa memberi kepada orang miskin 2  tak akan berkekurangan, b  tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki. c  28:28 Jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri, d  tetapi jika mereka binasa, bertambahlah jumlah orang benar.
===========================================================

Dalam kehidupan kita, seorang pemimpin sangat menentukan nasib rakyatnya. Ketika pemimpin berperilaku seperti orang fasik, ia akan menghancurkan rakyatnya sendiri. Seperti seekor singa atau pun beruang memangsa yang lemah (15). Begitu pula dengan seorang pemimpin tidak bijaksana yang mengejar laba yang tidak halal akan banyak menindas rakyatnya (16). Karena itu, seseorang yang melakukan kesalahan akan menanggung akibat dari perbuatannya (18). Tidak baik jika kita berusaha menolongnya menghindari konsekuensi dosanya. Lebih baik kita membiarkan dia menerima konsekuensi dosanya, sebab orang yang menumpahkan darah orang lain harus menerima hukuman yang berupa kematian (17).

Banyak orang memimpikan menjadi kaya mendadak tanpa mau bekerja keras.Jika kita mau berhasil dalam hidup, kita harus rajin bekerja. Jangan mengejar sesuatu yang sia-sia karena akan berakhir dengan kemiskinan (19). Ketika dipercaya, kita akan mendapat berkat, tetapi orang yang ingin cepat kaya tidak akan luput dari hukuman (20). Sikap serakah merupakan sifat ingin mendapatkan sesuatu lebih banyak daripada yang seharusnya diterima. Itu sebabnya hal itu sering menimbulkan pertengkaran (25). Sebaiknya kita percaya kepada Tuhan dan bekerja dengan baik, niscaya Tuhan akan memberkati dan memberikan kelimpahan (25). Setelah itu, sepatutnya kita membuka mata terhadap mereka yang kekurangan dan memberi bantuan kepada mereka, seperti yang selalu Allah lakukan (bdk. Ul. 10:17-19). Allah akan memberkati ketika kita melakukannya dan kita tidak akan kekurangan (27).

Allah mengerti bahwa kita takut memberi karena khawatir nantinya ketika ditimpa kesulitan, kita akan kekurangan. Tetapi nas ini menghimbau kita untuk hidup dengan mata iman dan percaya bahwa Allah akan memberkati dan memelihara mereka yang banyak menolong orang lain. Bukan berarti kita memberi dengan motivasi ingin mendapat balasan yang berlipat ganda. Kita memberi karena percaya bahwa Allah akan memelihara seluruh kehidupan kita. [IT]

Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 07 Desember 2015

Kabar Baik 8 Desember 2015



28:1 Orang fasik lari, w  walaupun tidak ada yang mengejarnya, x  tetapi orang benar merasa aman seperti singa y  muda. 28:2 Karena pemberontakan negeri banyaklah penguasa-penguasanya, tetapi karena orang yang berpengertian dan berpengetahuan tetaplah hukum. 28:3 Orang miskin yang menindas orang-orang yang lemah adalah seperti hujan deras, tetapi tidak memberi makanan. 28:4 Orang yang mengabaikan hukum memuji orang fasik, tetapi orang yang berpegang pada hukum menentangnya. 28:5 Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN 1  mengerti segala sesuatu. 28:6 Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku z  jalannya, sekalipun ia kaya. 28:7 Orang yang memelihara hukum adalah anak yang berpengertian, tetapi orang yang bergaul dengan pelahap mempermalukan ayahnya. a  28:8 Orang yang memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang, b  mengumpulkan itu untuk orang-orang c  yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah. d  28:9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian 2 . e  28:10 Siapa menyesatkan orang jujur ke jalan yang jahat akan jatuh ke dalam lobangnya sendiri, f  tetapi orang-orang yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan. 28:11 Orang kaya menganggap dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian mengenal dia. 28:12 Jika orang benar menang, banyaklah pujian g  orang, tetapi jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri. h  28:13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya 3  i  tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya j  dan meninggalkannya akan disayangi. k  28:14 Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.
======================================================

Dalam kehidupan kita, sering kali seperti pemazmur dalam mazmur 73. Kita mengeluh bahwa orang fasik hidup dengan makmur, sedangkan orang benar selalu mendapat malapetaka dan kesulitan (Mzm. 73:3-14). Dengan mata iman, kita dapat mengamini apa yang diajarkan nas hari ini, bahwa orang fasik akan mendapatkan malapetaka karena Allah kita adalah Allah yang adil.

Orang fasik akan lari, walau tidak ada yang mengejarnya. Sebaliknya, orang benar merasa aman seperti singa muda (1). Orang fasik seolah-olah kelihatan hidup tenang dan senang, namun kehidupan mereka jauh dari perasaan tenang. Mereka terus-menerus dikejar oleh perasaan takut. Karena pada kedalaman hatinya, mereka tahu pada akhirnya akan menanggung konsekuensi atas dosa mereka.

Tidak hanya orang kaya yang menindas orang lemah, tetapi juga orang miskin ada yang menindas sesamanya yang miskin dan lemah (3). Tindakan tersebut bukan saja salah, tetapi juga tidak akan hasil apapun. Ibarat hujan deras yang menghanyutkan segala sesuatu sehingga tidak ada makanan.

Allah adalah Hakim yang tidak hanya memutuskan perkara dengan adil, tetapi juga Hakim yang membela orang benar dan menolak orang fasik. Ayat 8 mengatakan bahwa Allah akan membuat orang fasik memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang. Pada akhirnya, Allah memberikan hartanya kepada orang benar yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah. Ini jelas terlihat dalam kitab Ester di mana Haman, orang Agag, yang sangat kaya merupakan seteru orang Yahudi. Ia berniat menghancurkan seluruh suku orang Yahudi. Akhirnya, Allah memberikan hartanya kepada Ester (Est. 8:1). Jadi, orang fasik akan jatuh ke dalam lubangnya sendiri, sedangkan orang yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan (10).
Jadi, orang fasik akan menerima ganjaran atas kefasikan mereka. Walaupun hidup mereka terlihat makmur dan bahagia, tetapi kita harus melihat dengan iman bahwa hidup mereka sedang menuju kehancuran. [IT]

Tuhan Yesus memberkati.

Kabar Baik 7 Desember 2015


Manusia Menajamkan Sesamanya
27:15 Seorang isteri yang suka bertengkar serupa dengan tiris yang tidak henti-hentinya menitik o  pada waktu hujan. 27:16 Siapa menahannya menahan angin, dan tangan kanannya menggenggam minyak. 27:17 Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. 27:18 Siapa memelihara pohon ara akan memakan buahnya, p  dan siapa menjaga tuannya akan dihormati. q  27:19 Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu. 27:20 Dunia orang mati dan kebinasaan tak akan puas, r  demikianlah mata manusia s  tak akan puas. 27:21 Kui untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, t  dan orang dinilai menurut pujian 1  yang diberikan kepadanya. 27:22 Sekalipun engkau menumbuk orang bodoh dalam lesung, dengan alu bersama-sama gandum, kebodohannya tidak akan lenyap dari padanya. 27:23 Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, u  perhatikanlah kawanan hewanmu. 27:24 Karena harta benda tidaklah abadi. v  Apakah mahkota tetap turun-temurun? 27:25 Kalau rumput menghilang dan tunas muda nampak, dan rumput gunung dikumpulkan, 27:26 maka engkau mempunyai domba-domba muda untuk pakaianmu dan kambing-kambing jantan untuk pembeli ladang, 27:27 pula cukup susu kambing untuk makananmu dan makanan keluargamu, dan untuk penghidupan pelayan-pelayanmu perempuan.
============================================================

Sudah menjadi rahasia umum apabila para isteri sering mengeluh dan mengomel. Nas hari ini menyatakan betapa isteri yang demikian seperti tiris yang tidak henti-hentinya menitik pada waktu hujan. Tiris merupakan hujan rintik-rintik yang pada dirinya tidak menganggu. Masalahnya adalah hujan itu terus berlangsung. Demikian pula isteri yang suka mengeluh dan bertengkar menjadi sangat melelahkan, karena tidak ada orang yang dapat menghentikannya. Apa yang dikeluhkannya bukan merupakan masalah besar, tetapi tidak berhenti mengeluh menjadi hal yang sangat mengganggu.

Manusia adalah makhluk yang diciptakan untuk berelasi. Karena itulah pada waktu penciptaan, Allah mengatakan "tidak baik kalau manusia itu sendiri saja" (Kej. 2:18). Itu sebabnya perintah utama Allah adalah mengasihi Allah dan sesama. Bagi manusia yang sudah jatuh dalam dosa, mengasihi bukan hal yang mudah. Itu alasannya mengapa Allah perlu terus mengasah dan membentuk kita. Alat dan sarana yang efektif Allah pakai dalam membentuk kita adalah orang di sekitar kita.

Ayat 17 mengatakan, "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." Karena itu, ketika Allah mengizinkan orang-orang yang menjengkelkan menimbulkan berbagai masalah bagi kita, itu berarti Allah ingin mengasah karakter kita semakin menyerupai Kristus. Perhatikan bahwa kedua besi tersebut akan menjadi lebih tajam apabila besi menajamkan besi. Dengan demikian, Allah membentuk dan mengasah semua orang dalam relasi apapun, baik diri kita maupun orang yang berelasi dengan kita.
Pengasahan karakter lainnya diberikan melalui pujian. Ibarat kui dipakai untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas (21). Jika kita dapat menerima pujian dengan bijak dan tidak sombong, kita menjadi orang yang lebih matang dan bijaksana. Tujuan Allah hanya satu, yaitu kita menjadi semakin serupa dengan Tuhan kita Yesus Kristus (Rm. 8:29). Marilah kita merelakan diri dibentuk oleh Allah melalui orang-orang yang ada di sekitar kita. [IT]

Tuhan Yesus memberkati.

Sabtu, 05 Desember 2015

Kabar Baik 5 Desember 2015

Ingat dan Ceritakanlah

48:1 Nyanyian. Mazmur bani Korah. (48-2) Besarlah TUHAN t  dan sangat terpuji u  di kota Allah v  kita 1 ! 48:2 (48-3) Gunung-Nya w  yang kudus, yang menjulang permai, x  adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion y  z  itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar. a  48:3 (48-4) Dalam puri-purinya b  Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng. c  48:4 (48-5) Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, mereka bersama-sama d  berjalan maju; 48:5 (48-6) demi mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang, terkejut, lalu lari kebingungan. e  48:6 (48-7) Kegentaran menimpa f  mereka di sana; mereka kesakitan g  seperti perempuan yang hendak melahirkan. 48:7 (48-8) Dengan angin h  timur Engkau memecahkan kapal-kapal Tarsis. i  48:8 (48-9) Seperti yang telah kita dengar, demikianlah juga kita lihat, di kota TUHAN semesta alam, di kota Allah kita; Allah menegakkannya untuk selama-lamanya. j  Sela 48:9 (48-10) Kami mengingat, k  ya Allah, kasih setia-Mu l  di dalam bait-Mu. 48:10 (48-11) Seperti nama-Mu, m  ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi; n  tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan. 48:11 (48-12) Biarlah gunung Sion bersukacita; biarlah anak-anak perempuan Yehuda bersorak-sorak oleh karena penghukuman-Mu! o  48:12 (48-13) Kelilingilah Sion dan edarilah dia, hitunglah menaranya, p  48:13 (48-14) perhatikanlah temboknya, q  jalanilah puri-purinya, r  supaya kamu dapat menceriterakannya kepada angkatan s  yang kemudian: 48:14 (48-15) Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin t  kita 2 !
===========================================================

Ini adalah puji-pujian dari umat Israel atas Sion, yang disebut kota Allah. Dalam mazmur yang biasa dinyanyikan dalam perjalanan umat menuju Yerusalem di mana bani Korah menggambarkan tentang kemuliaan, keselamatan, dan kebanggaan Sion. Tentang kemuliaan Sion, bani Korah memuji Allah karena Sion menjadi mulia, sebab ada Tuhan yang besar dan sangat terpuji di dalam kota itu (2-3). Bani Korah juga memuji atas keselamatan yang telah Allah perbuat atas Sion (4-8), karena Allah menegakkan kota itu sehingga tetap jaya. Umat Allah bukan hanya mendengar tentang keselamatan dari Allah, tetapi juga mengalaminya sendiri, yaitu bagaimana Allah hadir di dalam hidup mereka dan menegakkan umat-Nya dan kota-Nya. Dan yang terakhir, bani Korah sangat bangga atas Sion (9-15) karena kemahsyuran Allah, penguasa Sion dan umat Israel (11), lagi pula Sion itu milik Allah (15).

Sebagai bentuk respons atas karya Tuhan bagi Sion dan umat Allah, bani Korah mengajak umat untuk mengingat kasih setia Tuhan (10) yang telah dialami oleh umat sepanjang masa. Ya, Israel telah mengalami pasang surut kehidupan bersama Tuhan. Dengan mengingat segala karya Tuhan atas hidup mereka, berarti Tuhan ingin mereka tidak melupakan-Nya dan segala karya perbuatan-Nya. Selain mengingat segala perbuatan Allah yang ajaib, bani Korah juga mendorong umat Allah melakukan tindakan nyata, yaitu menceritakan secara pribadi karya Tuhan kepada orang lain (14). Karena untuk itulah umat Israel ditebus oleh Allah, yaitu untuk memperkenalkan atau memberitakan keselamatan yang Allah.


Bagaimana dengan hidupmu? Sudah berapa banyak karya Tuhan yang telah kita alami? Adakah kita mengingatnya? Adakah kita menceritakannya? Atau kita hanya menyimpan untuk diri kita sendiri? [MFS]

Tuhan Yesus memberkati.

Kabar Baik 4 Desember 2015

Nikmat Membawa Sengsara

23:17 Janganlah hatimu iri i  kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa. 23:18 Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. j  23:19 Hai anakku, k  dengarkanlah, dan jadilah bijak, tujukanlah hatimu ke jalan yang benar. 23:20 Janganlah engkau ada di antara peminum anggur l  dan pelahap daging. 23:21 Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin, m  dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping. 23:22 Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua. n  23:23 Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian. o  23:24 Ayah seorang yang benar akan bersorak-sorak; yang memperanakkan orang-orang yang bijak akan bersukacita karena dia. p  23:25 Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria q  dia yang melahirkan engkau. 23:26 Hai anakku, r  berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku. s  23:27 Karena perempuan jalang adalah lobang yang dalam, t  dan perempuan asing adalah sumur yang sempit. 23:28 Bahkan, seperti penyamun ia menghadang, u  dan memperbanyak pengkhianat di antara manusia. 23:29 Siapa mengaduh? Siapa mengeluh? Siapa bertengkar? Siapa berkeluh kesah? Siapa mendapat cidera tanpa sebab? Siapa merah matanya? 23:30 Yakni mereka yang duduk dengan anggur v  sampai jauh malam, mereka yang datang mengecap anggur campuran. 23:31 Jangan melihat kepada anggur 2 , kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat, 23:32 tetapi kemudian memagut seperti ular 3 , dan menyemburkan bisa seperti beludak. 23:33 Lalu matamu akan melihat hal-hal yang aneh, dan hatimu mengucapkan kata-kata yang kacau. 23:34 Engkau seperti orang di tengah ombak laut, seperti orang di atas tiang kapal. 23:35 Engkau akan berkata: "Orang memukul aku, tetapi aku tidak merasa sakit. Orang memalu aku, tetapi tidak kurasa. Bilakah aku siuman? Aku akan mencari anggur lagi 4 . w "
=================================================================================

Nikmat sesaat, sengsara di kemudian hari. Itulah gambaran bagi mereka yang suka mengonsumsi minuman keras. Sebab alkohol memiliki dampak merusak organ tubuh dan mentalitas manusia, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Setelah seseorang sadar, kerusakan yang dihasilkan mungkin tidak bisa diperbaiki lagi.

Minuman keras memiliki daya pesona (31) dan sering menunjukkan daya tariknya. Ada anggur yang tampak memesona, menggoda, dan menggiurkan, seolah-olah berkata, "Mari, minumlah aku." Penulis Amsal memberi celaan terhadap mereka yang memiliki kebiasaan mabuk, bahkan memberi anjuran untuk menghindari minuman tersebut. Apakah penulis Amsal memperbolehkan kita minum sedikit asal tidak berlebihan? Tidak! Seperti bisa ular, kita tidak boleh bermain api dengan minuman beralkohol. Karena minuman itu membawa dampak kesengsaraan dan perbudakan (29-35). Contohnya adalah Lot. Akibat minum anggur berlebihan, Lot menjadi mabuk sehingga terjadi perbuatan zina antara Lot dengan kedua putrinya (Kej. 19:31-38).

Dalam kumpulan pemabuk seseorang jadi ikut-ikutan malas bekerja (21), karena mereka hidup dalam realitas semu (33-35). Karena minuman keras, mereka kehilangan kepekaan terhadap segala sesuatu, bahkan terhadap kebenaran. Inti nasihat Amsal adalah agar kita memberi hati kepada hikmat (26-28) dan takut akan Tuhan (17-18), bukan menginginkan kehidupan seperti orang fasik (17-18, bdk. 1Kor. 15:33) dengan bersenang-senang, berpesta pora yang membawa sukacita semu. Bagi orang yang telah menjadi baik dan bijak, janji Tuhan selalu menyertainya (22-25).


Mengonsumsi alkohol sebagai alasan pergaulan sosial dapat mengubah kita menjadi alkoholisme. Anggur adalah salah satu bahaya terbesar generasi muda, karena akan menghancurkan masa depan mereka. Marilah kita memerangi alkoholisme, sebab nikmat ini hanya membawa kesengsaraan belaka. [SB]

Tuhan Yesus memberkati.

Kabar Baik 3 Desember 2015

Lidah tak Bertulang

26:17 Orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain adalah seperti orang yang menangkap telinga anjing yang berlalu. 26:18 Seperti orang gila menembakkan panah api, panah dan maut, 26:19 demikianlah orang yang memperdaya sesamanya dan berkata: "Aku hanya bersenda gurau." 26:20 Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran. q  26:21 Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan. r  26:22 Seperti sedap-sedapan perkataan pemfitnah masuk ke lubuk hati. s  26:23 Seperti pecahan periuk bersalutkan perak, demikianlah bibir manis dengan hati jahat. 26:24 Si pembenci berpura-pura dengan bibirnya, t  tetapi dalam hati dikandungnya tipu daya. u  26:25 Kalau ia ramah, v  janganlah percaya padanya, karena tujuh kekejian ada dalam hatinya. w  26:26 Walaupun kebenciannya diselubungi tipu daya, kejahatannya akan nyata dalam jemaah. 26:27 Siapa menggali lobang x  akan jatuh ke dalamnya, y  dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa dia. z  26:28 Lidah dusta membenci korbannya, dan mulut licin a  mendatangkan kehancuran.
==========================================================

Sebagai makhluk sosial, manusia bersosialisasi dengan lingkungannya. Di era digitalisasi yang canggih, komunikasi massa tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Sebelum manusia berkenalan dengan teknologi yang canggih, manusia sudah memiliki alat komunikasi yang luar biasa yang dibawa sejak lahir, yaitu lidah. Dengan lidah, manusia belajar menyampaikan informasi.
Berkata-kata yang benar dan baik akan menghasilkan hal yang baik pula. Jika berkata-kata hal yang tidak sepantasnya, pasti menimbulkan perpecahan, ibarat menembakkan panah api (18-19). Pertengkaran tidak akan terjadi apabila informasi yang disampaikan tidak diplintir kebenarannya (20-21). Memang tidak semua informasi benar adanya. Karena itu, kita harus menyelidiki dengan saksama. Sebab adakalanya muncul berita-berita yang kelihatannya baik, sebenarnya berita busuk (22-23).

Selain itu, pengamsal juga memperhatikan adanya bahaya lain, yaitu si pembawa berita. Ia digambarkan sebagai orang yang berpura-pura ramah (24-25). Tidak jarang orang-orang terjerat pada berita yang disampaikannya, padahal isi dan motif berita itu mengandung kebencian terhadap musuhnya (26-28).

Raja Salomo memberi nasihat kepada kita untuk waspada dalam berkata-kata. Adakalanya saat bersosialisasi dengan orang lain, tanpa disadari kita menyampaikan hal-hal yang yang tidak sepantasnya. Penulis amsal juga tidak menghendaki kita menggunakan kata-kata indah yang isinya tipu muslihat. Karena dalamnya hati dan pikiran seseorang tidak dapat diketahui orang lain. Takutnya ada kekejian terselubung yang tidak kita ketahui, yang mungkin dapat berakibat fatal di kemudian hari.


Sebagai orang yang percaya, penulis amsal memberikan gambaran jelas bagaimana seharusnya kita mempergunakan lidah. Tidak sepatutnya kita menggunakan lidah dengan tujuan penipuan, sebab siapa yang menggali lubang akan jatuh di dalamnya. Bijaksanalah menggunakannya, sebab lidah itu tak bertulang. [YSAN]

Tuhan Yesus memberkati.

Kabar Baik 2 Desember 2015

Belajar Menjadi Bijak

26:1 Seperti salju di musim panas dan hujan x  pada waktu panen, demikian kehormatanpun tidak layak bagi orang bebal. y  26:2 Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena. z  26:3 Cemeti adalah untuk kuda, kekang untuk keledai, a  dan pentung untuk punggung orang bebal. b  26:4 Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri c  menjadi sama dengan dia. 26:5 Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak. d  26:6 Siapa mengirim pesan dengan perantaraan orang bebal e  mematahkan kakinya sendiri dan meminum kecelakaan. 26:7 Amsal di mulut orang bebal f  adalah seperti kaki yang terkulai dari pada orang yang lumpuh. 26:8 Seperti orang menaruh batu di umban, demikianlah orang yang memberi hormat kepada orang bebal. g  26:9 Amsal di mulut orang bebal h  adalah seperti duri yang menusuk tangan pemabuk. 26:10 Siapa mempekerjakan orang bebal dan orang-orang yang lewat adalah seperti pemanah yang melukai tiap orang. 26:11 Seperti anjing kembali ke muntahnya 1 , i  demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya. j  26:12 Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak 2 , k  harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu. l  26:13 Berkatalah m  si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong! n " 26:14 Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya. o  26:15 Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya. p  26:16 Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.
==============================================================
Belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang, sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Aktivitas ini sudah dilakukan setiap orang sejak mereka masih bayi. Jika tidak ada perubahan, maka pertumbuhan si bayi menjadi keprihatinan bagi orang tuanya.

Agaknya penulis amsal memberikan gambaran mengenai seseorang yang tidak pernah mau berubah melalui proses belajar. Orang seperti ini disebut sebagai seorang bebal dan pemalas. Seperti salju di musim panas dan dan hujan di musim panen (1), maka kehormatan yang diberikan kepada mereka merupakan hal yang sia-sia. Bahkan kepercayaan yang diberikan kepada orang bebal cenderung menjadi kontraproduktif. Sebab dengan kebebalannya, mereka tidak menghasilkan hal positif apapun, selain hal yang negatif (6-9). Bentuk kepercayaan apapun yang diberikan kepada orang bebal dapat berakibat fatal bagi orang yang memercayakan (10). Selain itu, ia akan kembali mengulangi kesalahan yang pernah dilakukannya (11).

Sedangkan seorang pemalas menurut pengamsal kurang lebih sama dengan orang bebal. Mereka melihat masalah tetapi tidak berusaha menyelesaikannya (13), malahan berputar-putar pada masalah yang sama dan tidak mau beranjak dari tempatnya (14). Jadi, seorang bebal dan pemalas memiliki ciri khas yang sama, yaitu mereka merasa lebih bijak daripada orang lain (12, 16).

Gambaran orang bebal dan pemalas sangat banyak dijumpai di Alkitab. Ada kalanya kita merasa lebih bijak daripada orang lain. Tanpa disadari, kita justru berperilaku seperti orang bebal. Disini kita melihat bahwa orang bijak bukanlah orang yang menganggap dirinya bijak, tetapi orang yang mau belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya. Dengan demikian, ia menjadi orang yang dapat dipercaya dan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik.


Sejauh mana kita dapat dipercaya orang lain dan hal itu menjadi penentu apakah kita bebal atau tidak. Marilah kita belajar menjadi bijak. [YSAN]

Tuhan Yesus memberkati.

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...