Rabu, 13 Januari 2016

BS | Legalisme Agama | Markus 2:23-27

Legalisme adalah racun dalam praktik hidup beragama. Bagaimana tidak? Bagi orang legalistik, hukum dan perintah lebih penting daripada mempraktekkan kepedulian dan kasih kepada sesama. Seperti itulah yang dilakukan orang- orang Farisi dalam bacaan hari ini.

Markus mencatat bahwa orang-orang Farisi melihat Yesus dan murid-murid-Nya sedang berjalan dan memetik bulir gandum. Persoalannya bukan tidak boleh memetik bulir gandum (Lih. Ul.23:25), melainkan karena orang-orang Farisi menganggap tindakan tersebut sebagai perbuatan menuai dan itu dilakukan di hari Sabat di mana tindakan menabur dan menuai dilarang dilakukan (23-24. lih. Kel. 34:21).

Dalam catatan Matius 12:1 dijelaskan bahwa para murid memetik bulir gandum karena kelaparan. Itu sebabnya Yesus meresponi sindiran orang-orang Farisi itu dengan menjelaskan tentang apa yang dilakukan oleh Daud dalam 1 Samuel 21:1-6 serta menegaskan bahwa ketentuan hari Sabat diberikan Tuhan demi kebaikan manusia (Mrk. 2:27; bdk. Kel. 20:8-11). Jika demi menjalankan Sabat, manusia menjadi tidak peduli untuk berbuat baik bagi sesamanya, berarti hal itu sudah melenceng dari tujuan Sabat diadakan. Kemudian, di hadapan orang-orang Farisi, Tuhan Yesus menegaskan diri-Nya sebagai Anak Manusia, yang adalah Tuhan atas hari Sabat (25-28). Ini mengacu pada Daniel 7:13-14 di mana Anak Manusia digambarkan sebagai figur Mesias yang pada akhir zaman diberikan otoritas, kuasa, dan kemuliaan oleh Allah untuk memerintah.

Marilah kita sungguh- sungguh menjaga agar jangan sampai hidup keagamaan membuat kita terjerumus ke dalam legalisme rohani dan membutakan mata hati kita terhadap kebutuhan orang- orang di sekitar. Segala aturan dan perintah diberikan Allah karena Ia mengasihi kita dan semua itu diberikan untuk kebaikan kita. Oleh karena itu, semestinya kita menjalaninya sebagai bukti kasih kita juga kepada-Nya, bukan semata- mata karena diwajibkan oleh agama yang dianut. 

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...