Jumat, 13 Juni 2014

TIP : MENGUATKAN HATI IBU RUMAH TANGGA

TIP : MENGUATKAN HATI IBU RUMAH TANGGA

Di tengah masyarakat yang semakin maju dan memiliki kesempatan yang semakin besar untuk mengembangkan diri, tidak mengherankan bila semakin banyak wanita yang tetap bekerja setelah menikah. Di sisi lain, kita tetap dapat menemukan banyak wanita yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dan meninggalkan kariernya.



Ibu yang berkarier ataupun ibu rumah tangga, keduanya menghadapi persoalan-persoalan, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan suami atau anak-anaknya. Namun, bagi beberapa orang, menjadi ibu rumah tangga merupakan pilihan yang "berat". Pasalnya, dengan fokus menjadi ibu rumah tangga, bisa jadi seorang wanita mengesampingkan mimpi dan hasratnya demi berkarier atau mengejar cita-citanya. Dengan menjadi ibu rumah tangga, seorang ibu harus fokus dan berkomitmen untuk mendedikasikan hidupnya pada urusan-urusan rumah tangga, mulai yang terkecil sampai yang terbesar.

Sama seperti seorang wanita karier dalam pekerjaannya, seorang ibu rumah tangga juga bisa mengalami kejenuhan atau kepenatan dengan rutinitasnya di rumah. Tidak jarang, mereka menjadi uring-uringan dan merasa putus asa. Namun, di tengah segala tantangan dan kesulitan sebagai ibu rumah tangga, wanita yang sudah berkomitmen untuk fokus mengurus rumah tanggannya sepenuh waktu, memiliki alasan kuat untuk bisa menikmati perannya itu dan menganggap sudah sepantasnya ia melayani keluarga sebaik yang dapat ia berikan. Untuk menolong para ibu rumah tangga, baik yang masih bergumul dengan kepenatan yang dirasakan maupun ibu rumah tangga yang menikmati perannya, tip-tip di bawah ini kiranya dapat menolong Anda untuk menguatkan mereka.

1. Menjadi ibu rumah tangga merupakan pelayanan yang terhormat. Yakinkan ibu-ibu rumah tangga bahwa melayani sebagai istri dan ibu rumah tangga merupakan pelayanan mulia. Pengabdian diri seorang istri dalam melayani suami dan mengasuh anak-anak merupakan suatu tindakan yang sesuai dengan firman Tuhan (Amsal 31:10-29; Titus 2:4-5; 1 Timotius 5:14; Efesus 5:22, 24; dan Kolose 3:18). Dengan melayani anggota keluarga, ibu rumah tangga dapat menjadi teladan kasih Kristus yang nyata. Dukunglah para ibu rumah tangga untuk terus meningkatkan kemampuan dalam membesarkan dan mengasuh anak, menolong suami, serta mengerjakan tugas-tugas lain di rumah.

2. Miliki komunitas Kristen yang sehat. Seorang ibu rumah tangga dapat mengalami kepenatan dan kejenuhan dalam menjalankan perannya karena banyak faktor. Dengan memiliki komunitas Kristen yang sehat, ia dapat berbagi cerita dan mendapatkan penguatan atau pelajaran dari ibu-ibu Kristen yang lain. Firman Tuhan juga mendorong kita untuk saling memperhatikan, mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik, serta mencari nasihat dari orang lain (Ibrani 10:24; bdg. Amsal 12:15). Untuk itu, doronglah ibu-ibu rumah tangga untuk bergabung dengan Komisi Wanita di gereja atau persekutuan.

3. Allah adalah kunci utama untuk mendapatkan kelegaan. Untuk menolong para ibu rumah tangga yang jenuh dengan kehidupan dan tugas-tugas rutin di rumah, doronglah mereka untuk datang kepada Tuhan Allah sehingga mereka mendapatkan kelegaan (Matius 11:28). Dengan membangun hubungan yang intim dengan Allah, niscaya setiap kepenatan dan kejenuhan dalam mengurus rumah akan digantikan dengan hati yang terus bersyukur dan bersukacita untuk melayani Tuhan di tengah-tengah rumah tangga. Selain itu, dengan mengikuti aturan main Allah, ibu rumah tangga dapat menghasilkan lebih banyak berkat bagi keluarga dan orang lain.

4. Bersantai dan berlibur itu perlu. Berikan usulan kepada ibu-ibu rumah tangga untuk menikmati hari bersama keluarga dengan berekreasi ke taman atau tempat wisata. Mengalokasikan waktu untuk menikmati kebersamaan dengan keluarga sangat perlu untuk mengurangi kepenatan ibu rumah tangga. Setelah itu, semoga mereka dapat bersemangat kembali melayani Tuhan di tengah keluarga.

Setiap pergumulan yang dialami ibu rumah tangga tentu berbeda satu dengan yang lain. Oleh karena itu, sebagai konselor, kita pun harus meneliti lebih dalam apa yang menjadi dasar kebutuhan ibu rumah tangga. Cobalah menolong mereka agar mereka tetap berperan sebagai ibu rumah tangga yang penuh sukacita dan memiliki pengabdian diri yang tulus.

(e-Konsel/Ditulis oleh: S. Setyawati/Sumber bacaan: 1. Tim Penulis Eunike. 2006. "How to Enjoy Your Parenting Time". Edisi Pertama. Yogyakarta: Gloria Graffa. Hlm. 38 -- 40/2. 3 Ways to Parent the Way God Has Called Us to Parent". Dalam http://www.thechristianhousewife.com/2012/05/3-ways-to-parent-the-way-god-has-called-us-to-parent/3. "Role of the Wife in the Bible". Dalam http://www.bible.ca/marriage/wives.htm)

* * * * *

TANYA JAWAB: APA KATA ALKITAB MENGENAI IBU KRISTEN?

Tanya:
Apa kata Alkitab mengenai ibu Kristen?

Jawab:
Menjadi ibu adalah peranan yang sangat penting yang Tuhan berikan kepada banyak perempuan. Dalam Titus 2:4-5 tertulis, "Dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang." Para ibu diminta untuk mencintai anak-anak mereka. Dalam Yesaya 49:15a, Alkitab menulis, "Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?" Kapankah fungsi keibuan dimulai?

Anak adalah hadiah dari Tuhan (Mazmur 127:3-5). Dalam Titus 2:4 muncul kata bahasa Yunani "phileoteknos". Kata ini mewakili jenis khusus dari "kasih ibu". Ide yang mengalir keluar dari kata ini adalah lebih menyukai anak-anak kita, memperhatikan mereka, membesarkan mereka, memeluk mereka dengan kasih sayang, mencukupi kebutuhan mereka, dan berteman dengan lemah lembut. Setiap anak adalah pribadi yang unik, yang berasal dari tangan Tuhan. Melalui Alkitab, kita diperintahkan untuk melihat "kasih ibu" sebagai tanggung jawab kita. Baik para ibu maupun para ayah diperintahkan firman Tuhan untuk melakukan beberapa hal:
- Selalu ada, baik pagi, siang, maupun malam (Ulangan 6:6-7).
- Berinteraksi, berdiskusi, memikirkan, dan memproses kehidupan bersama-sama (Efesus 6:4).
- Mengajarkan Alkitab dan pandangan dunia yang alkitabiah (Mazmur 78:5-6; Ulangan 4:10; Efesus 6:4).
- Mendidik dan menolong anak mengembangkan keterampilan dan menemukan kekuatannya (Amsal 22:6).
- Mendisiplin dan mengajarkan anak untuk takut akan Tuhan, menentukan batas secara konsisten, penuh kasih, dan ketegasan (Efesus 6:4; Ibrani 12:5-11; Amsal 13:24, 19:18, 22:15, 23:13-14, 29:15-17)
- Membesarkan dan menyediakan lingkungan di mana terdapat dukungan secara lisan yang konstan, penguatan, penerimaan, kemesraan, dan kasih yang tanpa syarat (Titus 2:4; 2 Timotius 1:7; Efesus 4:29-32, 5:1-2; Galatia 5:22; 1 Petrus 3:8-9).
- Memberi teladan dengan integritas, hidup sesuai dengan apa yang diajarkan, menjadi teladan yang dapat dipelajari oleh anak dengan "menangkap" esensi dari kehidupan yang saleh (Ulangan 4:9, 15, 23; Amsal 10:9, 11:3; Mazmur 37:18, 37)

Alkitab tidak pernah memerintahkan setiap perempuan untuk menjadi ibu. Namun demikian, Alkitab mengatakan bahwa mereka yang diberkati Tuhan untuk menjadi ibu harus menerima tanggung jawab itu dengan serius. Para ibu memiliki peranan yang unik dan krusial dalam hidup anak-anak mereka. Menjadi ibu bukanlah tugas atau pekerjaan yang tidak menyenangkan. Sebagaimana ibu mengandung dan memberi makan serta memperhatikan anak pada masa bayi, para ibu memiliki peranan yang berkelanjutan dalam hidup anak-anak mereka, yang terus berkembang menjadi remaja, pemuda, dan bahkan dewasa. Sekalipun peranan ibu harus berubah dan berkembang, kasih, perhatian, perawatan, dan dorongan yang diberikan seorang ibu tidak pernah akan berakhir.

(Diambil dan disunting dari:/Nama situs: Got.Question/Alamat URL: http://www.gotquestions.org/Indonesia/ibu-Kristen.html/Judul asli artikel: Apa kata Alkitab mengenai ibu Kristen?/Penulis: Tidak dicantumkan/Tanggal akses: 5 September 2013)

* * * * *

Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang. (Titus 2:3-5)

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...