TIP : MENGUATKAN HATI IBU RUMAH
TANGGA
Di tengah masyarakat yang semakin maju dan
memiliki kesempatan yang semakin besar untuk mengembangkan diri, tidak
mengherankan bila semakin banyak wanita yang tetap bekerja setelah menikah.
Di sisi lain, kita tetap dapat menemukan banyak wanita yang memilih untuk
menjadi ibu rumah tangga dan meninggalkan kariernya.
Ibu yang berkarier ataupun ibu rumah tangga,
keduanya menghadapi persoalan-persoalan, baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan suami atau anak-anaknya. Namun, bagi beberapa orang, menjadi ibu
rumah tangga merupakan pilihan yang "berat". Pasalnya, dengan
fokus menjadi ibu rumah tangga, bisa jadi seorang wanita mengesampingkan
mimpi dan hasratnya demi berkarier atau mengejar cita-citanya. Dengan menjadi
ibu rumah tangga, seorang ibu harus fokus dan berkomitmen untuk mendedikasikan
hidupnya pada urusan-urusan rumah tangga, mulai yang terkecil sampai yang
terbesar.
Sama seperti seorang wanita karier dalam
pekerjaannya, seorang ibu rumah tangga juga bisa mengalami kejenuhan atau
kepenatan dengan rutinitasnya di rumah. Tidak jarang, mereka menjadi uring-uringan
dan merasa putus asa. Namun, di tengah segala tantangan dan kesulitan sebagai
ibu rumah tangga, wanita yang sudah berkomitmen untuk fokus mengurus rumah
tanggannya sepenuh waktu, memiliki alasan kuat untuk bisa menikmati perannya
itu dan menganggap sudah sepantasnya ia melayani keluarga sebaik yang dapat
ia berikan. Untuk menolong para ibu rumah tangga, baik yang masih bergumul
dengan kepenatan yang dirasakan maupun ibu rumah tangga yang menikmati
perannya, tip-tip di bawah ini kiranya dapat menolong Anda untuk menguatkan
mereka.
1. Menjadi ibu rumah tangga merupakan pelayanan
yang terhormat. Yakinkan ibu-ibu rumah tangga bahwa melayani sebagai istri
dan ibu rumah tangga merupakan pelayanan mulia. Pengabdian diri seorang
istri dalam melayani suami dan mengasuh anak-anak merupakan suatu tindakan
yang sesuai dengan firman Tuhan (Amsal 31:10-29; Titus 2:4-5; 1 Timotius
5:14; Efesus 5:22, 24; dan Kolose 3:18). Dengan melayani anggota keluarga,
ibu rumah tangga dapat menjadi teladan kasih Kristus yang nyata. Dukunglah
para ibu rumah tangga untuk terus meningkatkan kemampuan dalam membesarkan
dan mengasuh anak, menolong suami, serta mengerjakan tugas-tugas lain di
rumah.
2. Miliki komunitas Kristen yang sehat. Seorang
ibu rumah tangga dapat mengalami kepenatan dan kejenuhan dalam menjalankan
perannya karena banyak faktor. Dengan memiliki komunitas Kristen yang sehat,
ia dapat berbagi cerita dan mendapatkan penguatan atau pelajaran dari ibu-ibu
Kristen yang lain. Firman Tuhan juga mendorong kita untuk saling memperhatikan,
mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik, serta mencari nasihat dari
orang lain (Ibrani 10:24; bdg. Amsal 12:15). Untuk itu, doronglah ibu-ibu
rumah tangga untuk bergabung dengan Komisi Wanita di gereja atau persekutuan.
3. Allah adalah kunci utama untuk mendapatkan
kelegaan. Untuk menolong para ibu rumah tangga yang jenuh dengan kehidupan
dan tugas-tugas rutin di rumah, doronglah mereka untuk datang kepada Tuhan
Allah sehingga mereka mendapatkan kelegaan (Matius 11:28). Dengan membangun
hubungan yang intim dengan Allah, niscaya setiap kepenatan dan kejenuhan
dalam mengurus rumah akan digantikan dengan hati yang terus bersyukur dan
bersukacita untuk melayani Tuhan di tengah-tengah rumah tangga. Selain
itu, dengan mengikuti aturan main Allah, ibu rumah tangga dapat menghasilkan
lebih banyak berkat bagi keluarga dan orang lain.
4. Bersantai dan berlibur itu perlu. Berikan
usulan kepada ibu-ibu rumah tangga untuk menikmati hari bersama keluarga
dengan berekreasi ke taman atau tempat wisata. Mengalokasikan waktu untuk
menikmati kebersamaan dengan keluarga sangat perlu untuk mengurangi kepenatan
ibu rumah tangga. Setelah itu, semoga mereka dapat bersemangat kembali
melayani Tuhan di tengah keluarga.
Setiap pergumulan yang dialami ibu rumah
tangga tentu berbeda satu dengan yang lain. Oleh karena itu, sebagai konselor,
kita pun harus meneliti lebih dalam apa yang menjadi dasar kebutuhan ibu
rumah tangga. Cobalah menolong mereka agar mereka tetap berperan sebagai
ibu rumah tangga yang penuh sukacita dan memiliki pengabdian diri yang
tulus.
(e-Konsel/Ditulis
oleh: S. Setyawati/Sumber
bacaan: 1. Tim Penulis Eunike. 2006. "How to Enjoy Your Parenting
Time". Edisi Pertama. Yogyakarta: Gloria Graffa. Hlm. 38 -- 40/2.
3 Ways to Parent the Way God Has Called Us to Parent". Dalam
http://www.thechristianhousewife.com/2012/05/3-ways-to-parent-the-way-god-has-called-us-to-parent/3.
"Role
of the Wife in the Bible". Dalam
http://www.bible.ca/marriage/wives.htm)
* * * * *
TANYA JAWAB: APA KATA ALKITAB
MENGENAI IBU KRISTEN?
Tanya:
Apa kata Alkitab mengenai ibu Kristen?
Jawab:
Menjadi ibu adalah peranan yang sangat penting
yang Tuhan berikan kepada banyak perempuan. Dalam Titus 2:4-5 tertulis,
"Dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami
dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya,
baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang."
Para ibu diminta untuk mencintai anak-anak mereka. Dalam Yesaya 49:15a,
Alkitab menulis, "Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga
ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?" Kapankah fungsi keibuan
dimulai?
Anak adalah hadiah dari Tuhan (Mazmur 127:3-5).
Dalam Titus 2:4 muncul kata bahasa Yunani "phileoteknos". Kata
ini mewakili jenis khusus dari "kasih ibu". Ide yang mengalir
keluar dari kata ini adalah lebih menyukai anak-anak kita, memperhatikan
mereka, membesarkan mereka, memeluk mereka dengan kasih sayang, mencukupi
kebutuhan mereka, dan berteman dengan lemah lembut. Setiap anak adalah
pribadi yang unik, yang berasal dari tangan Tuhan. Melalui Alkitab, kita
diperintahkan untuk melihat "kasih ibu" sebagai tanggung jawab
kita. Baik para ibu maupun para ayah diperintahkan firman Tuhan untuk melakukan
beberapa hal:
- Selalu ada, baik pagi, siang, maupun malam
(Ulangan 6:6-7).
- Berinteraksi, berdiskusi, memikirkan, dan
memproses kehidupan bersama-sama (Efesus 6:4).
- Mengajarkan Alkitab dan pandangan dunia
yang alkitabiah (Mazmur 78:5-6; Ulangan 4:10; Efesus 6:4).
- Mendidik dan menolong anak mengembangkan
keterampilan dan menemukan kekuatannya (Amsal 22:6).
- Mendisiplin dan mengajarkan anak untuk
takut akan Tuhan, menentukan batas secara konsisten, penuh kasih, dan ketegasan
(Efesus 6:4; Ibrani 12:5-11; Amsal 13:24, 19:18, 22:15, 23:13-14, 29:15-17)
- Membesarkan dan menyediakan lingkungan
di mana terdapat dukungan secara lisan yang konstan, penguatan, penerimaan,
kemesraan, dan kasih yang tanpa syarat (Titus 2:4; 2 Timotius 1:7; Efesus
4:29-32, 5:1-2; Galatia 5:22; 1 Petrus 3:8-9).
- Memberi teladan dengan integritas, hidup
sesuai dengan apa yang diajarkan, menjadi teladan yang dapat dipelajari
oleh anak dengan "menangkap" esensi dari kehidupan yang saleh
(Ulangan 4:9, 15, 23; Amsal 10:9, 11:3; Mazmur 37:18, 37)
Alkitab tidak pernah memerintahkan setiap
perempuan untuk menjadi ibu. Namun demikian, Alkitab mengatakan bahwa mereka
yang diberkati Tuhan untuk menjadi ibu harus menerima tanggung jawab itu
dengan serius. Para ibu memiliki peranan yang unik dan krusial dalam hidup
anak-anak mereka. Menjadi ibu bukanlah tugas atau pekerjaan yang tidak
menyenangkan. Sebagaimana ibu mengandung dan memberi makan serta memperhatikan
anak pada masa bayi, para ibu memiliki peranan yang berkelanjutan dalam
hidup anak-anak mereka, yang terus berkembang menjadi remaja, pemuda, dan
bahkan dewasa. Sekalipun peranan ibu harus berubah dan berkembang, kasih,
perhatian, perawatan, dan dorongan yang diberikan seorang ibu tidak pernah
akan berakhir.
(Diambil dan disunting dari:/Nama situs:
Got.Question/Alamat URL: http://www.gotquestions.org/Indonesia/ibu-Kristen.html/Judul
asli artikel: Apa kata Alkitab mengenai ibu Kristen?/Penulis: Tidak dicantumkan/Tanggal
akses: 5 September 2013)
* * * * *
Demikian juga perempuan-perempuan
yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan
memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal
yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi
suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah
tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan
dihujat orang. (Titus 2:3-5)
Equiping people to Know, Grow and Show God Love. Menjangkau Yang Tidak Terjangkau.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI
8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...
-
Intro: A D E A - E A D Kami berkumpul memuji-Mu E A E Menyembah-Mu yang kudus A D Kami be...
-
ROY PONTOH - MARTIR KECIL BERJIWA BESAR by Indriatmo Hari minggu 15 Mei 2011, gereja kami kedatangan tamu istimewa, yaitu ibunda ...
-
WASPADA ROH PEMECAH !!! Galatia 5:19-20, “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar