Kamis, 23 Juni 2016

Belajar Mencukupkan Diri

1 Timotius 6:2-10

Belajar Mencukupkan Diri

6:2 Jika tuan mereka seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena bersaudara r  dalam Kristus, melainkan hendaklah ia dilayani mereka dengan lebih baik lagi, karena tuan yang menerima berkat pelayanan mereka ialah saudara yang percaya dan yang kekasih.
Mengenai penyakit bersilat kata dan mengenai cinta uang
(6-2b) Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini. s  6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain t  dan tidak menurut perkataan sehat u --yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus--dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah 1  kita, 6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu v  padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, w  yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, 6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat 2  dan yang kehilangan kebenaran, x  yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. 6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, y  memberi keuntungan z  besar 3 . 6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. a  6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah 4 . b  6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya c  terjatuh ke dalam pencobaan 5 , ke dalam jerat d  dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. e  Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman f  dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. g
============================================
Paulus memperingatkan Timotius tentang orang-orang yang menyesatkan di tengah umat, yaitu orang yang mengajarkan ajaran atau doktrin yang berbeda dengan kebenaran firman Tuhan (3). Isi pengajarannya bukan hanya tidak setuju dengan kebenaran yang disampaikan langsung oleh TUHAN, khususnya tentang materi (Mat. 6:19-34). Mereka memecah-belah persatuan di tengah jemaat (4-5) dan mencari keuntungan dalam ibadah (5b, 9-10). Orang-orang seperti ini menyusup secara perlahan ke tengah komunitas umat Allah dan menimbulkan perpecahan dari dalam dengan saling memfitnah, mencari-cari kesalahan orang lain, mencurigai, dan berlagak tahu segalanya. Mereka menipu dan mencari keuntungan di tengah perpecahan.

Tuhan memberkati orang-orang yang beribadah dengan sungguh dalam kesalehan, namun Tuhan tidak ingin kita beribadah karena motivasi demi meraih keuntungan atau demi kekayaan. Sebab, cinta uang adalah akar kejahatan dan dapat membuat seseorang menyimpang dari iman (10). Oleh karena itu, Paulus mengingatkan Timotius dan jemaat Efesus agar mereka setia dalam pengajaran firman (2b) dan mencukupkan diri di dalam segala perkara (6, 8). Karena, kita lahir dan mati tanpa membawa apa-apa (7). Ungkapan "asal ada makanan dan pakaian" merupakan ukuran kebutuhan mendasar yang ada dalam literatur kuno dan pengajaran firman TUHAN (Mat. 6:25). Dengan kesetiaan dalam firman dan rasa cukup dalam segala keadaan, maka umat Allah akan terhindar dari penyimpangan dan kedukaan (10), serta tetap teguh di dalam iman kepada Tuhan.

Banyak orang menjadi Kristen bukan karena sungguh-sungguh ingin ikut Tuhan, melainkan karena ingin menjadi kaya dan sukses. Ketika mereka tidak mengalami seperti yang mereka inginkan (menjadi kaya), dengan mudah mereka meninggalkan kekristenan. Apakah kekristenan kita seperti demikian? Semoga tidak. Marilah kita sama-sama belajar untuk mencukupkan diri di dalam segala keadaan dan tetap setia dalam pengajaran firman Tuhan. [MFS]
=================================

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...