Ayub 33:1-33
Allah yang Kreatif
Elihu hendak meyakinkan Ayub bahwa pendapatnya diilhami oleh hikmat Allah.
Sebab itu, ia menyatakan bahwa perkataannya "keluar dari hati yang
jujur" (3-4) dan bukan sekadar "merasa lega" (32:20). Dalam hal
ini, Elihu sedang menyalahgunakan ajaran yang benar untuk menyalahkan pembelaan
diri Ayub.Allah punya banyak cara kreatif untuk menyatakan rencana dan kehendak-Nya kepada umat-Nya. Elihu menyatakan bahwa Tuhan dapat menyatakan diri-Nya melalui mimpi (15; bdk. Mat. 1:20, 2:12 kepada orang Majus dan 2:13, 19 pada Yusuf). Sesungguhnya, Elihu hanya ingin menyatakan bahwa penderitaan berat yang dialami Ayub harus dilihat sebagai salah satu cara Allah berkomunikasi untuk menyatakan kehendak, kedaulatan, dan kekuasaan-Nya terhadap Ayub. Ternyata, Ayub tidak peka memahami cara kerja Allah (19a). Karena itu, Ayub membutuhkan malaikat Allah sebagai mediator untuk menyatakan jalan yang benar dan mendoakannya agar Ayub terlepas dari penderitaan (23-24).
Tentu saja melalui penderitaan seseorang dapat berjumpa dengan Tuhan. Dalam penderitaan ada makna rohani yang mendorong seseorang melakukan pengakuan akan kebergantungan kepada kemahakuasaan Tuhan semata. Karena itu, tidak ada seorang pun diperbolehkan melakukan generalisasi terhadap penderitaan seseorang sebagai akibat dari dosa atau kejahatan yang dilakukannya. Tidak selalu penderitaan disebabkan oleh perilaku jahat seseorang. Selalu ada kemungkinan bahwa penderitaan seseorang terjadi akibat kesalahan atau kejahatan orang lain. Contohnya, bukankah Yesus mengalami penderitaan dan Ia menerimanya sebagai 'salib' yang harus dipikul-Nya.
Allah dapat berbicara kepada kita melalui pengalaman hidup yang konkret. Ada kemungkinan bahwa Ia hendak menunjukkan pemeliharaan-Nya, atau pun menegur supaya kita tidak jatuh semakin dalam.
Setiap saat Tuhan berharap dapat berkomunikasi secara kreatif dengan umat-Nya melalui Alkitab. [SS]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar