Selasa, 10 Mei 2016

Pengakuan Kekuasaan Allah

Mazmur 68:19-35

Pengakuan Kekuasaan Allah


Kuasa Allah sangat nyata di dunia, tetapi tidak semua orang mau mengakuinya.
Pemazmur menyampaikan alasan-alasan yang sangat mendasar dan penting untuk membuat kita bukan hanya layak, bahkan wajib mengakui kekuasaan Allah. Pengalaman hidup pemazmur bersama dengan umat telah mengajarkannya bahwa keselamatan secara fisik, rohani, dan keluputannya dari maut merupakan tindakan Allah semata (21, 23). Allah juga meremukkan musuh-musuh-Nya hingga darahnya dijilat oleh anjing-anjing (22, 24).

Allah memimpin Israel keluar dari Mesir, dengan perarakan yang sangat besar. Israel melalui perjalanan itu dengan perarakan, nyanyian, permainan musik, dan rombongan-rombongan dari tiap suku. Israel yang menyadari kekuatan Allah yang telah bertindak bagi mereka menaikkan pujian kepada-Nya (25-29). Allah mengusir binatang-binatang liar, juga orang-orang raksasa yang membahayakan Israel, bahkan membuat orang-orang Mesir memberikan harta kekayaan kepada umat Israel (31-32). Ternyata, kebesaran Allah ini disadari oleh raja-raja dari negeri lain dengan membawa persembahan (30). Kemegahan dan kekuasaan Allah yang nyata atas Israel selayaknya dinyanyikan dan dipujikan oleh seluruh kerajaan-kerajaan di bumi. Allah kita dahsyat bukan hanya dalam tindakan-Nya terhadap Israel, bahkan dalam alam semesta dan di tempat kudus-Nya (33-36).


Perjalanan hidup setiap orang, terlebih umat TUHAN tidak lepas dari campur tangan dan pelbagai perbuatan-Nya yang ajaib dan dahsyat. Apabila seseorang merasa bahwa kehidupannya biasa-biasa saja, maka keadaan di alam semesta pun tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk memungkiri kemahakuasaan TUHAN. Ketika seseorang berada dalam hadirat TUHAN, beribadah di tempat kudus-Nya, kuasa dan kebesaran Allah akan sangat nyata baginya. Semua hal ini lebih dari cukup untuk menjadi landasan bagi setiap orang untuk mengakui kekuasaan Allah, memuji dan membesarkan Dia. Akui dan beritakanlah kekuasaan Allah kepada segala bangsa! [TNT]

Penghapusan Utang = Ingat Masa Lalu

Ulangan 15:1-23

Penghapusan Utang = Ingat Masa Lalu

Israel memperoleh berkat dari TUHAN secara melimpah. Namun masih ada sebagian orang Israel yang kekurangan. Mereka ini dapat meminjam uang atau apapun kepada orang Israel lain yang lebih mapan. Apabila pada tahun ketujuh belum dapat dilunasi, maka bagi orang Israel berlaku penghapusan hutang (1-2). Mereka hanya boleh menagih hutang dari bangsa lain (3). Inilah cara TUHAN untuk meniadakan orang-orang miskin di antara mereka. Bangsa Israel tidak boleh menahan diri untuk memberi pinjaman terhadap saudaranya yang miskin, termasuk ketika mendekati tahun ketujuh (7-8). Demikian juga dalam perbudakan. Seorang budak Ibrani harus diberi kebebasan pada tahun ketujuh, bahkan dibekali dengan limpahnya (12-14). Bila budak itu memilih tinggal menjadi budak, maka dia diberi tanda menjadi budak selama-lamanya (16-17). Orang Israel tidak dirugikan ketika harus melepas budaknya, karena selama 6 tahun sebelumnya budak itu bekerja tanpa dibayar (18).

Israel juga dituntut untuk mempersembahkan anak sulung lembu sapi dan kambing dombanya yang tanpa cacat atau keburukan kepada TUHAN. Persembahan ini harus mereka makan di tempat yang TUHAN tetapkan (19-20). Sementara daging binatang yang kurang layak dipersembahkan dapat dimakan di tempatnya sendiri, tetapi tidak boleh memakan darahnya (21-23). Ketika Israel melakukan hal ini, nyata kesadaran mereka akan berkat TUHAN. Ini menjadi bukti ketaatan mereka mendengar dan melakukan perintah-Nya (4-5). Mereka harus ingat keadaan mereka yang dahulu sebagai budak dan penebusan yang TUHAN berikan kepada mereka (15). Ketaatan mereka disertai janji berkat TUHAN yang membuat Israel secara keseluruhan dapat memberi pinjaman bahkan menguasai banyak bangsa (6).


TUHAN menuntut orang percaya menaati setiap perintah-Nya. Setiap kita menurut berkat yang TUHAN berikan tidak boleh mengeraskan hati untuk menolong sesama yang membutuhkan. Ingat, tanpa pertolongan TUHAN, maka kita bukan siapa-siapa dan tidak punya apa-apa! [TNT]

Belajar Takut TUHAN

Ulangan 14:22-29

Belajar Takut TUHAN

Orang Israel akan menetap dan bercocok tanam serta beternak di Tanah Perjanjian. Mereka diingatkan bahwa setiap tahun mereka yang telah memperoleh hasil tanahnya harus mempersembahkan persepuluhan kepada TUHAN secara benar (22). Persembahan ini hanya boleh mereka makan di tempat yang TUHAN tentukan. Tujuannya, belajar takut akan TUHAN (23).
TUHAN mengerti kondisi mereka. Ketika lokasi tempat tinggal mereka terlalu jauh dari tempat yang TUHAN pilih, maka mereka dapat menukarnya dengan uang dulu dan membeli serta memakan apapun yang mereka ingin nikmati di tempat yang TUHAN pilih (24-26). Dalam kesenangan bersama keluarga, mereka wajib berbagi dengan suku Lewi karena mereka tidak memiliki tanah dan pekerjaan lain (27). Pada akhir tahun ketiga, mereka menikmati persepuluhan itu bersama dengan orang Lewi, orang asing, anak yatim dan janda di kota masing-masing (28). Ketaatan melakukan hal ini bukan syarat agar diberkati lebih melimpah, melainkan sebagai kesadaran akan berkat TUHAN melalui usaha yang dikerjakan tangan mereka (29).

TUHAN telah memberkati pekerjaan tangan mereka, baik di ladang maupun peternakannya. Saat TUHAN meminta mereka datang ke satu tempat, hal itu menolong mereka untuk menikmati kebersamaan dengan seluruh umat dan bersatu hati di hadapan-Nya. Persembahan yang TUHAN minta bukan untuk TUHAN nikmati, melainkan untuk kesenangan umat-Nya. TUHAN mengingatkan mereka untuk berbagi dengan orang Lewi dan orang-orang yang tidak mampu di antara mereka. Perintah ini bertujuan agar mereka takut akan TUHAN karena adanya kesadaran bahwa Dia sebagai sumber berkat.


Mungkin ada orang percaya masa kini beranggapan bahwa persepuluhan telah ditiadakan dalam gereja. Tetapi, bila kita hidup mengenal TUHAN dengan benar dan takut akan Dia, selayaknya kita tidak hitung-hitungan. Pengenalan dan rasa takut akan TUHAN seharusnya mendorong kita mempersembahkan yang terbaik di hadapan-Nya.

Rabu, 04 Mei 2016

Yang Perlu Diketahui (Edisi Kenaikan Tuhan Yesus)

Kisah Para Rasul 1:6-11

Yang Perlu Diketahui


Sering kali keingintahuan kita dilandasi oleh motivasi yang ada di dalam diri kita untuk sesuatu yang bersifat lahiriah. Hal itu membatasi kemampuan kita untuk memahami kuasa Allah dan gagal melaksanakan tugas panggilan kita.

Murid-murid berharap bahwa segala kesulitan yang pernah mereka alami akan segera berakhir. Hal ini mereka ungkapkan melalui pertanyaan mereka kepada Yesus tentang pemulihan kerajaan Israel (6). Tetapi Yesus menjawab bahwa hal itu ada dalam kuasa Bapa dan mereka tidak perlu mengetahui masa dan waktu-Nya (7). Hal yang perlu mereka ketahui adalah mereka akan menerima kuasa kuasa ilahi dalam pemberitaan Injil, bukan kuasa lahiriah. Dengan kuasa itu, mereka akan menyaksikan Kristus, mulai dari sekitar mereka di Yerusalem, ke tempat yang lebih jauh Yudea, hingga ke ujung bumi (8).

Setelah menyatakan hal itu, Yesus naik ke Sorga (9). Murid-murid sangat takjub dan menikmati peristiwa itu sehingga mereka ditegur oleh seorang berpakaian putih (10). Mereka ditegur karena mereka hanya terpana pada peristiwa-peristiwa spektakuler dan lupa akan tugas mereka sesungguhnya. Mereka disebut sebagai "orang-orang Galilea" untuk mengingatkan tugas yang harus mereka selesaikan, mulai dari daerah kampung halaman mereka.

Kedua orang itu menjelaskan bahwa Yesus akan datang dengan cara yang sama dengan cara-Nya naik ke sorga, yaitu penuh kemuliaan dan dapat dilihat secara konkret (10-11). Oleh karena itu, kita juga tidak perlu membuang waktu menikmati kemegahan peristiwa kenaikan Yesus. Sebab, kepastian akan kedatangan-Nya yang mulia tidak terelakkan. Tugas kita adalah segera beritakan Injil.

Orang percaya tidak perlu mengetahui segala hal yang belum disingkapkan melalui firman-Nya. Tetapi, kita harus mengetahui tentang kasih karunia yang menyelamatkan kita. TUHAN sudah memperlengkapi kita dengan kuasa-Nya dan Ia segera datang kembali. Karena itu, beritakan Injil mulai dari sekitar kita hingga ke tempat yang lebih jauh dan ke seluruh dunia! [TNT]

Kamu Anak TUHAN

Ulangan 14:1-21

Kamu Anak TUHAN


Umat Israel adalah anak TUHAN Allah. Mereka dipilih menjadi umat yang kudus dan menjadi kesayangan-Nya (1-2). Mereka tidak boleh hidup mengikuti perilaku, kebiasaan, dan pola pikir bangsa-bangsa lain, apalagi beribadah kepada allah asing.

Ketika ada seseorang yang meninggal, orang-orang Israel tidak perlu berdukacita seperti masyarakat Kanaan yang menoreh-noreh diri atau menggundul rambut di atas dahi mereka (1, band. Im. 19:28, 21:5). Hal itu merupakan kultus penduduk Kanaan yang berbakti kepada orang mati dengan menggambarkan sesuatu pada tubuhnya sebagai penyerahan kepada dewa (Im. 19:27; 1 Raja 18:28; Yeh. 8:14). Orang-orang Israel harus menjauhi diri dari orang-orang mati sesuai dengan aturan kenajisan dan pentahiran yang Tuhan berikan (21:1, 2).

Kekudusan bagi orang Israel juga menyangkut hal sehari-hari seperti makanan. Binatang-binatang yang boleh mereka makan hanyalah setiap binatang berkaki empat yang berkuku belah dan memamah biak di antara binatang-binatang berkaki empat (3-8). Mereka bukan hanya dilarang makan bahkan tidak boleh terkena bangkainya. Hal ini menyangkut konsep kekudusan dan juga kesehatan. Adalah berbahaya memakan binatang yang telah menjadi bangkai. Mereka boleh memakan segala yang bersirip dan bersisik di dalam air, tetapi yang tidak bersirip dan tidak bersisik haram. Demikian pula beberapa jenis burung serta segala binatang mengeriap yang bersayap tidak boleh dimakan. Mereka juga dilarang memakan bangkai dan anak kambing yang masih terlalu kecil (9-21). Beberapa jenis binatang yang dilarang dikonsumsi diasosiakan sebagai "makhluk" bagi orang-orang yang tidak percaya pada masa itu. Selain itu, menurut penelitian semua jenis binatang yang dilarang itu memang memiliki persentase toksin (racun) yang kandungannya jauh lebih tinggi dari yang diizinkan untuk dikonsumsi manusia.


Orang percaya juga disebut sebagai anak-anak Allah yang telah dipilih dan dikuduskan-Nya. Hiduplah dalam kekudusan dan tak bercacat di hadapan-Nya dalam segala hal. [TNT]

Senin, 02 Mei 2016

Mencoba untuk Mengetahui

Ulangan 13:1-18

Mencoba untuk Mengetahui

Di masa itu ada nabi atau pemimpi yang mampu melakukan suatu tanda dan mukjizat yang sungguh terjadi di Israel (1). Dengan tindakan spektakuler yang mereka adakan, mereka mengajak umat Israel mengikuti dan beribadah kepada allah-allah lain (2). Tetapi siapapun mereka, baik dari kalangan pemimpin umat atau anggota keluarga sendiri seperti saudara laki-laki, dari orangtua yang sama; anak sendiri baik laki-laki atau perempuan, isteri atau sahabat karib, atau orang-orang dursila yang mengajak seluruh penduduk untuk beribadah kepada allah bangsa lain harus dihukum mati (5-10, 12-17).

Israel diingatkan bahwa orang yang menyesatkan ini dapat saja membujuk dengan diam-diam. Israel harus tegas. Tindakan yang dilarang agar tidak terpengaruh penyesat itu adalah mendengarkan perkataannya, mengalah, merasa sayang, mengasihani bahkan menutupi kesalahannya. Bila tuduhan penyesatan itu didengar dari sumber lain, maka harus diadakan pemeriksaan, penelitian, dan mengajukan pertanyaan dengan cermat. Bila penyesat itu hanya seorang, maka harus dihukum mati dengan dirajam batu. Bila satu kota terkontaminasi, maka bunuh dan tumpaslah satu kota itu beserta dengan segala jarahannya (2-5, 6, 8-10, 13-17).

TUHAN ingin agar umat-Nya sungguh-sungguh mengasihi-Nya. Ia "membiarkan" bujukan penyesat itu datang untuk mencoba dan membuktikan kasih umat terhadap-Nya (3). Seharusnya hanya TUHAN yang diikuti perintah-Nya (4). Hukuman mati atas penyesat menjadi pelajaran bagi orang Israel agar tidak mengulangi tindakan yang sama dan kejahatan di hadapan TUHAN (11). Dengan menjatuhkan hukuman atas penyesat itu, murka TUHAN dapat disurutkan (17). TUHAN ingin agar umat-Nya hanya mendengarkan Dia saja dan melakukan apa yang benar di mata-Nya (18)

Banyak pelanggaran yang kita lakukan disebabkan oleh pilihan sendiri. Kita lebih memilih godaan duniawi daripada hidup takut akan Tuhan. Karena itu, hukuman dipakai Tuhan sebagai cara pendisiplinan rohani. Jaga hati dan telinga, hindari penyesat. [TNT]

Cukup Lakukan Perintah-Nya!

Ulangan 12:29-32

Cukup Lakukan Perintah-Nya!

TUHAN telah menolong bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Ia menyertai mereka melalui padang gurun hingga memasuki Tanah Perjanjian. Umat Israel dapat mendiami tanah-tanah yang telah diberikan TUHAN, bukan karena kekuatan atau teknik perangnya. Semua hanya karena pertolongan dan campur tangan TUHAN (29).

TUHAN tahu kecenderungan hati Israel yang mudah terpengaruh. Mereka menempati Tanah Perjanjian, namun penduduk sekitar adalah penyembah allah-allah lain.Mungkin saja sebagian besar umat TUHAN merasa keberatan karena harus memenuhi terlalu banyak tuntutan. Sementara bangsa lain bebas berbuat sesukanya. Israel dapat mencari tahu tentang allah bangsa lain itu bahkan ingin beribadah kepadanya (30). Israel seharusnya mengerti bahwa perbuatan dan peribadatan bangsa lain tidak menyenangkan, bahkan melawan TUHAN. Kenyataan bahwa mereka mempersembahkan anak-anak mereka, baik lelaki maupun perempuan, merupakan kekejian di mata TUHAN (31). Israel seyogianya hanya melakukan apa yang TUHAN perintahkan. Cukup itu dan jangan ditambahkan atau dikurangi (32).

TUHAN sangat mengasihi kita sebagaimana Israel pada masa itu. Ketika TUHAN memberi aturan untuk ditaati, itu terjadi setelah Dia memberi berkat, menunjukkan cinta kasih, dan penyertaan-Nya. Aturan-Nya menyenangkan, tidak perlu ditambahkan dengan ritual atau hal-hal yang menyakitkan seperti ibadah kepada allah-allah lain yang membakar anak-anaknya dalam api (32). TUHAN mengerti hati umat-Nya dan kelemahan yang dapat timbul dalam hati kita. TUHAN tahu kecenderungan manusia yang suka membanding-bandingkan keadaan dan tuntutan yang harus dipenuhinya. Ketidakmengertian manusia membuat dirinya terlalu kreatif menambah atau mengurangi aturan hidupnya.


Segala perintah TUHAN cukup bagi kita. Lakukan! Jangan banding-bandingkan situasi orang lain yang belum percaya. Bersandar dan percaya kekal kepada-Nya. [TNT]

Allah Bangkit agar Umat Berbahagia

Mazmur 68:1-19

Allah Bangkit agar Umat Berbahagia

Allah bangkit, berperang di depan umat-Nya, dan menyatakan kuasa-Nya. Seketika itu juga orang-orang yang membenci-Nya berserakan dan melarikan diri, termasuk raja-raja segala tentara (2, 8, 13). Mereka tidak berdaya bagaikan asap yang hilang tertiup atau seperti lilin meleleh di depan api. Mereka tidak sanggup bertahan di hadapan-Nya. (3) Bukan hanya musuh-musuh-Nya, bahkan alam semesta bergoyang, bergoncang, dan mencurahkan hujan. Kedahsyatan TUHAN terlihat melalui keindahan ciptaan, gunung Zalmon, Gunung Basan, dan ribuan kereta-Nya (9-10, 14-19).
Dari kediaman-Nya yang kudus, Allah memerhatikan dan melindungi Israel, bagaikan seorang bapa terhadap anak yatim, melindungi para janda, memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, tempat menetap bagi hewan serta memenuhi kebutuhan orang-orang yang tertindas. Allah juga membebaskan orang-orang yang berada dalam tahanan. Tujuannya, agar mereka berbahagia (6-7, 11). Orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria, dan bergembira di hadapan Allah. Mereka bernyanyi, bermazmur, serta mempersiapkan jalan bagi-Nya. Sukacita ini jelas ditujukan kepada TUHAN [YHWH] yang memiliki relasi erat dengan kaum Israel (4-5). Umat dapat memahami semua ini melalui orang-orang pilihan-Nya yang membawa kabar baik (12).

Teks ini dapat menjadi doa dan ucapan syukur mengingat pertolongan TUHAN sejak Israel keluar dari Mesir hingga memasuki tanah Kanaan, kepemimpinan hakim-hakim, pencukupan kebutuhan sehari-hari hingga ibadah. Kebangkitan TUHAN dapat menunjuk pada peristiwa pembebasan dari Mesir atau kepada kebangkitan Yesus yang telah membawa banyak peristiwa dahsyat, bukan sekadar fenomenal di alam; tetapi pada pribadi-pribadi umat-Nya.


Allah bukan hanya sanggup menyelamatkan umat-Nya dari musuh, tetapi juga menyediakan segala kebutuhan dan menghibur serta melindungi. Bersyukur memiliki Allah yang begitu dahsyat. [TNT]

Hal yang Boleh dan Tidak

Ulangan 12:15-28

Hal yang Boleh dan Tidak

Kondisi tempat dan situasi bangsa Israel pada masa itu tidak luput dari perhatian TUHAN. TUHAN tidak semena-mena dalam memberi perintah kepada mereka, bahkan menyangkut tempat ibadah dan syukur yang mereka rayakan bersama. Dalam beberapa situasi, seperti menyembelih dan makan daging, mereka tidak harus melakukannya di tempat ibadah. Mereka tidak perlu mengadakan pemisahan antara orang najis dan tahir. Semua umat tanpa perbedaan dapat merayakan persekutuan di tempat masing-masing (15, 20-22). Dalam konteks Israel, memang ada larangan memakan darah berhubungan dengan karya penebusan yang belum mereka alami pada masa itu (16, 23-25). Yang utama adalah yang berkaitan dengan korban persembahan, nazar, sukarela atau khusus hanya boleh dilakukan di tempat yang TUHAN tunjukkan. Mereka harus merayakan ibadah ini bersama seluruh orang Israel yang ada, termasuk orang Lewi. Korban itu harus diolah dan dipersembahkan di atas mezbah, sementara dagingnya boleh mereka makan (17-18, 26-27). Israel diingatkan untuk tidak lalai memerhatikan dan mencukupi kebutuhan orang Lewi yang melayani TUHAN di tempat mereka (19). Semua aturan ini harus mereka perhatikan dan lakukan dengan baik. Ini menjadi syarat untuk membuat orang Israel dan keturunannya dapat menjalani kehidupan mereka dengan baik dan benar (28).

Dalam segala kegiatan, ibadah atau keseharian; TUHAN menekankan pentingnya kebersamaan di antara orang percaya. TUHAN juga menekankan pentingnya memperhatikan hamba-hambaNya yang ada di sekitar umat. Hamba-hamba TUHAN perlu diajak dalam kebersamaan dan didukung dalam kebutuhan hidupnya. Hal ini mengingat keterpisahan mereka dari keluarganya bahkan warisannya karena fokus kepada pelayanan TUHAN.


Renungkan: Lakukan ibadah dan persekutuan dalam keseharian dengan baik dan benar di hadapan TUHAN. Perhatikan hamba-hamba TUHAN! [JH]

Ibadah yang TUHAN Perintahkan

Ulangan 12:1-14

Ibadah yang TUHAN Perintahkan

Israel diminta TUHAN menjauhkan dan memusnahkan segala tempat yang tidak menyembah dan beribadah kepada-Nya. Tempat-tempat yang dimaksud dibatasi dalam daerah-daerah yang telah TUHAN berikan menjadi hak milik masing-masing suku Israel untuk selamanya. (1-2) Alasannya, karena mereka tidak takut akan TUHAN Sang Pencipta. Israel harus merobohkan setiap alat dan tempat dan objek yang mereka gunakan untuk beribadah (3). Tetapi, Israel tidak boleh berbuat seperti itu terhadap TUHAN (4). Bangsa-bangsa sekitar dengan penyembahan berhalanya sangat berbahaya yang dapat mengancam hubungan Israel dan TUHAN Allah.

Sementara, mereka justru harus memelihara hubungan serta ibadahnya terhadap TUHAN Allah. Dalam hal ini, ada aturan pemusatan tempat mereka beribadah kepada TUHAN setelah memasuki tanah Kanaan. Untuk mencegah kejatuhan Israel, TUHAN menentukan satu tempat untuk menegakkan nama-Nya. Hanya di tempat itulah mereka boleh membawa segala jenis korban dan persembahan, makan serta bersukaria untuk mensyukuri berkat TUHAN. Mereka harus bersyukur atas keamanan dan ketentraman yang TUHAN karuniakan kepada mereka dengan setiap orang juga orang Lewi yang ada di tempatnya (4-7, 10-14). Pemusatan Ibadah ini untuk mencegah setiap orang melakukan ibadah dan tindakan menurut keinginan dan pandangannya masing-masing di tempat mereka saat ini (8-9).

TUHAN memerintahkan agar setiap orang percaya tidak melakukan ibadah sesukanya di tempat sembarangan. Ada hal-hal kekudusan dan kehendak serta kemuliaan-Nya yang harus dinyatakan dalam ibadah kita. Selain penyembahan kita terhadap TUHAN, persekutuan kasih dengan sesama orang percaya dan para pelayan TUHAN harus nyata. Dalam ibadah harus terdapat ucapan syukur karena Dia adalah sumber segala yang kita miliki dan alami saat ini.


Renungkan: Lakukan ibadah sesuai perintah TUHAN. Kenali kehendak-Nya dan nyatakan syukur bersama saudara seiman! [JH]

Berkat Bila Mendengar

Ulangan 11:8-32

Berkat Bila Mendengar


Banyak hal penting yang terlewatkan hanya karena kelalaian dalam satu hal: mendengar!
Bagi orang Israel, hal mendengar sangat penting, bahkan menjadi satu pengakuan utama. Mendengar di sini menunjuk pada kesungguhan mendengar dan melakukan Firman Tuhan. Ini menjadi syarat agar mereka memiliki kekuatan memasuki negeri yang telah Tuhan janjikan. Itu juga menjadi syarat agar mereka memiliki umur panjang dan menikmati kehidupan dengan segala berkat yang berkelimpahan di tanah Kanaan (21 ). Negeri itu dipelihara Tuhan sepanjang tahun dengan hujan pada masanya, tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan dan rumput untuk ternak mereka. Ini menggambarkan adanya kecukupan bahkan kelimpahan berkat yang mereka terima ketika sungguh-sungguh mendengar perintah dan mengasihi TUHAN, Allah (8-15, 32). Tetapi mereka harus berhati-hati supaya tidak menyimpang dan beribadah kepada allah lain. Hal seperti itu membangkitkan murka Tuhan yang dapat meniadakan hujan atau tanpa berkat bagi tanah mereka dan mereka pun dibinasakan (16-17).

Perintah itu harus nyata bukan hanya di dalam hati, tetapi diberi simbol pada tangan, kaki, dan dahi sebagai panduan dalam apa yang dilakukan dan dijalani serta identitas nyata (18). Bagi Israel perintah ini harus diajarkan intensif berulang-ulang kepada anak-anak di mana dan kapan pun, bahkan diberi simbol di depan rumah (19-20). Jika mereka bersungguh-sungguh, Tuhan juga menjanjikan kemenangan atas segala bangsa hingga tidak ada yang dapat bertahan (22-25). Israel harus memilih mendengarkan perintah dan hasilnya adalah berkat . Atau tidak mendengarkan Tuhan dan hasilnya adalah kutuk serta hukuman (26-28). Berkat dan kutuk ini mereka lakukan dengan mengucapkannya di atas gunung Gerizim dan Ebal.


Renungkan: Tuhan berjanji menyediakan berbagai berkat bagi setiap orang percaya. Kita diminta untuk mendengar firman Tuhan dengan segenap hati. Ketaatan kepada Firman Tuhan memampukan kita hidup dalam rencana Tuhan. [JH]

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...