Senin, 08 Desember 2014

MEMAHAMI MAKNA NATAL UNTUK IMAN KITA

MEMAHAMI MAKNA NATAL UNTUK IMAN KITA

Natal secara harfiah berarti hari kelahiran. Jadi, secara makna kata, mengucapkan selamat hari Natal merupakan ungkapan yang berlebihan karena di dalam kata Natal sudah terkandung arti hari. Perkataan Natal sendiri bisa digunakan oleh siapa saja. Namun, di negara kita, Natal rupanya sudah identik dengan hari kelahiran Kristus. 

 

Dalam bahasa Inggris, Natal disebut dengan "Christmas". Christmas berasal dari kata Christ(Kristus) dan Mass (massa atau kerumunan orang) karena pada Christmas, banyak orang berkumpul mengingat/merayakan hari kelahiran Kristus. 

Kelahiran Kristus di dunia mempunyai suatu titik awal yang paling penting dalam misi Kristus. Dilahirkan bukan dari percampuran laki-laki dan perempuan, melainkan dari campur tangan Allah, yakni diperanakkan oleh kuasa Roh Allah (Matius 1:18,20). Maria, seorang gadis saleh, mendapat kehormatan sebagai perantara kedatangan Sang Mesias (Lukas 1:26-33). Adapun Kristus datang untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang semakin buruk oleh karena kesesatan manusia. 

Sebenarnya, Natal merupakan suatu pemberian Allah yang paling besar bagi umat manusia. Natal merupakan wujud kasih Allah kepada manusia (Yohanes 3:16). Natal merupakan motivasi Allah untuk membantu umat manusia. 

Semenjak jatuhnya Adam dan Hawa yang dipikat Iblis dalam nafsu keinginan, Allah selalu peduli pada makhluk ciptaan yang dikasihi-Nya. Karena dari semua ciptaan Allah, hanya manusialah yang dijadikan menurut rupa Allah (Kejadian 1:26,27). 

Dan, hanya manusia, makhluk hidup yang dilengkapi dengan napas Allah atau Roh Allah. Tidak ada makhluk lain yang begitu sempurna seperti manusia. Binatang, tumbuhan (makhluk di atas bumi) hanya terdiri atas badan kasar. Malaikat (makhluk surga) hanya terdiri atas badan halus (roh). Namun, manusia terdiri atas badan kasar dan badan halus. 

Manusia juga diberi kuasa atas dunia ini. Segala makhluk di bumi diberi nama oleh manusia. Dan, manusia diminta untuk memenuhi bumi ini dengan keturunannya supaya ada komunitas yang kudus yang menyembah Allah dengan benar (Kejadian 1:26,27). 

Jatuhnya manusia dalam pencobaan Iblis merusak segalanya. Kehidupan yang serba diberkati, bumi yang subur dan binatang yang jinak menjadi rusak total. Allah pun marah dan mengutuk manusia dan tempat kehidupannya. Binatang yang semula jinak menjadi liar dan saling bunuh untuk makan. Binatang pun menjadi tidak hormat pada manusia (Kejadian 3:14-15). 

Apakah Allah senang dengan semua ini? Tidak, Allah berduka dan menyesali kerusakan ini. Untuk itu, Allah mengirim nabi-nabi untuk berbicara kepada manusia (Ibrani 1:1-4) karena Allah tidak dapat berbicara langsung kepada manusia. Sebab, Allah terlalu kudus bagi manusia yang sudah berdosa sehingga manusia tidak akan dapat berhubungan langsung dengan Allah. Manusia bisa binasa di hadapan hadirat Allah. 

Allah bahkan sempat memusnahkan suatu keturunan yang buruk dengan banjir besar pada masa Nabi Nuh. Namun, sebenarnya, pemusnahan itu mendukakan hati-Nya. Dan, Allah berjanji tidak akan ada lagi banjir di dunia seperti pada masa Nabi Nuh (Kejadian 7:10,12,23; 8:21,22; 9:11). 

Nabi demi nabi diutus Allah untuk berbicara kepada manusia agar manusia dapat kembali membina hubungan yang baik dengan Allah. Namun, semua gagal. Akhirnya, Allah mengutus anak-Nya. Perkataan anak sering disalahtafsirkan oleh banyak orang. Disangkanya, Allah mempunyai istri dan beranak cucu. Padahal, perkataan anak merupakan suatu istilah. Allah yang menciptakan dunia merupakan yang awal dan disebut Bapa. Sedangkan Kristus adalah Allah yang menjelma. Dari Logos (perkataan Allah) yang juga Allah, berubah menjadi manusia dan dilahirkan melalui manusia sehingga terciptalah istilah anak (Yohanes 1:1-14). 

Allah turun tangan sendiri karena memang tidak ada nabi yang berhasil. Peperangan melawan Iblis hanya dapat dilakukan secara sukses oleh Allah. Lucifer (Iblis) sebelumnya merupakan malaikat yang memiliki kedudukan tertinggi sehingga makhluk lain tidak ada yang sanggup mengalahkannya (Yesaya 14:12-15; 2 Tesalonika 2:3-4, 7-8). 

Kedatangan Kristus ke dunia bukan tanpa hambatan. Iblis tahu kedatangan-Nya merupakan suatu awal dari kekalahannya. Itulah sebabnya, melalui Herodes, Iblis berusaha membunuh Kristus. Maka, keluarlah perintah dari Herodes untuk membunuh semua bayi di Betlehem yang berusia kurang dari dua tahun (Matius 2:16-18). 

Namun, Allah tidak dapat dikalahkan Iblis. Sebelum Iblis bertindak, Allah telah memperingatkan Yusuf untuk pergi mengungsi ke Mesir. Di sanalah, mereka tinggal hingga Herodes mati (Matius 2:13-15). 

Setelah melalui segala rintangan dan pencobaan, Kristus akhirnya berhasil menunaikan tugas-Nya, yakni mendamaikan manusia dengan Allah (Roma 3:25; 5:11; 1 Yohanes 2:2) dengan memberikan diri-Nya sebagai kurban hidup di kayu salib sehingga Ia dapat berkata, "Sudah Selesai" (Yohanes 19:30). 

Hal penting tentang Natal: 
1. Natal merupakan awal dari misi Kristus. 
2. Natal merupakan motivasi Allah untuk memperbaiki hubungan-Nya dengan manusia. 
3. Natal merupakan awal dari kekalahan Iblis. 
4. Natal merupakan hadiah terbesar, termahal, dan termulia bagi umat manusia. 

Sumber asli:/Nama situs: Hidup Itu Anugerah/Alamat URL: http://sumber-hidupituanugerah.blogspot.com/2011/12/memahami-makna-natal-untuk-iman-kita.html/Penulis: Deny S. Pamudji 
Diambil dari:/Nama situs: Natal/Alamat URL:http://natal.sabda.org/memahami_makna_natal_untuk_iman_kita/Tanggal akses: 8 Oktober 2013 
i-kan-binaanak 

* * * * * 

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:5) 

Tidak ada komentar:

8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...