Di tengah jalan, si anak melepas sabuk pengamannya karena merasa tidak nyaman, Sang ayah menyuruh untuk memasang kembali, namun si anak tidak menurut.
Tabrakan pun tak terhindarkan, si ayah selamat, namun si anak terpental keluar, kepalanya membentur aspal dan menderita luka di kepala yang cukup parah.
Setelah beberapa lama di rumah sakit, akhirnya si anak siuman, namun ia tidak bisa melihat dan mendengar apapun.
Sang ayah hanya bisa memeluk erat anaknya, membuat anaknya merasakan nyaman dan senantiasa menjaga anaknya. Suatu kali, anaknya kesal karena ayahnya membuang liontin kesukaannya
Si anak sangat marah, namun sang ayah hanya bisa menghela nafas. Komunikasinya terbatas, ingin rasanya ia menjelaskan bahwa liontin itu sudah berkarat,
ia hanya berharap anaknya sepenuhnya percaya kalau ayahnya hanya melakukan yang terbaik untuknya.
Saat anaknya mendiamkannya, dia merasa tersiksa, namun dia tetap setia menjaganya.
Setiap hari sang ayah terus berdoa dan berharap kalau suatu saat TUHAN akan menyatakan mujizat-NYA kepada anaknya.
Beberapa tahun berlalu, di suatu pagi sayup² bunyi kicauan burung membangunkan si anak, Pendengarannya pulih di susul penglihatannya.
Melihat rambut ayahnya yang telah memutih, si anak memeluk erat sang ayah dan menangis, sambil berkata, "Ayah, terima kasih ya, selama ini engkau telah setia menjagaku..."
Kasih seorang BAPA begitu besar, sehingga telah mengorbankan se-gala²nya untuk sang anak.
Tangan-NYA terbuka untuk Pengampunan dan penerimaan.
Kita adalah anak itu, dan sampai kapanpun akan berlaku seperti itu.
Dosa, pelanggaran dan apapun keadaan kita hari ini, tak akan bisa menghapus ikatan itu.
Selamanya kita tetap anak-NYA... Kembalilah jika selama ini kita sudah meninggalkan-NYA,
sebab tangan-NYA selalu terbuka untuk kita...
“Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.”
(Mikha 7:19)
Goϑ ϐlešš Yoυ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar