Ulangan 10:1-11 | Kesempatan Baru
Tidak setiap kali setelah kegagalan yang fatal ada kesempatan yang baru. Tetapi bagiIsrael, Tuhan masih berikan kesempatan.
Setelah kedua loh batu dihancurkan dalam peristiwa lembu tuangan, Tuhan meminta Musa kembali memahat dua loh batu yang serupa dan sebuah tabut kayu untuk menyimpannya. Pada kedua loh batu yang baru, TUHAN kembali menuliskan firman-firman yang ada pada loh batu sebelumnya (1-4). Setelah Musa membawanya turun, maka Israel melanjutkan perjalanan ke Mosera. Harun pun mati dan dikuburkan di sana. Tetapi kematian Harun tidak menjadi akhir dari masa keimaman. Tuhan melanjutkan keimamannya melalui anaknya Eleazar dan melalui suku Lewi.
Pemilihan atas suku Lewi dapat dimengerti sebagai pengganti atas anak-anak sulung yang harus dipersembahkan menjadi milik Tuhan. (5-6; band. Kel. 32: 26-29; Bil. 3:6-14; Ul. 21:5). Mereka bertugas dalam segala penyelenggaraan ibadah, seperti juga mengangkut tabut dan memberkati umat (7-8). Pemilihan ini membuat suku Lewi tidak memperoleh hak milik pembagian tanah seperti saudara-saudaranya yang lain. Hal ini karena mereka harus fokus pada pelayanan TUHAN dan akan berada di antara saudara-saudaranya sehingga kehidupan mereka akan ditunjang oleh orang Israel lainnya (9; band. 12:12, 18, 14:27). Musa sangat mengenal hati Tuhan, bahkan murkaNya yang masih menyala atas bangsa Israel. Karena itu, Musa kembali datang mengajukan permohonan atas bangsa Israel selama 40 hari 40 malam. Tuhan pun mendengarkan dan tidak jadi memusnahkan bangsa Israel. Mereka masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan menuju tanah Kanaan (10-11).
Keteladanan seorang pemimpin seperti Musa layak ditiru. Dia terus berkorban, menyediakan segala yang Tuhan perintahkan, dan memikirkan serta berdoa untuk kepentingan bangsanya. Kita perlu bersyukur untuk orang-orang seperti itu yang mau berkorban bagi umat Allah.
Bersyukurlah dan jangan menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan berikan.