Teguran terhadap
orang kaya
Jakobus 5:1-6
Teman-teman
yang kami kasihi didalam Yesus Kristus.
Kemarin hari buruh International dan
di setiap kota di Indonesia cukup rame demonstrasi dari para buruh. Jauh
sebelumnya Firman Allah sudah mengingatkan akan terjadinya hal tersebut sebagai
berikut:
Jakobus
5:1.
Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas
sengsara yang akan menimpa kamu! 5:2 Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah
dimakan ngengat! 5:3
Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian
terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan
harta pada hari-hari yang sedang berakhir. 5:4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan
besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu,
dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit
panenmu. 5:5 Dalam
kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan
hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. 5:6 Kamu
telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan
kamu.
Siapakah orang kaya yang ditegur
oleh Yakobus sedemikian keras? Samakah dengan mereka yang tekebur melupakan
Tuhan dalam perencanaan usaha mereka (4:13-17)?
Rupanya tidak. Yakobus kini berbicara dari konteks sosial zamannya, menegur
keras para tuan tanah yang serakah menguasai tanah dan mempekerjakan orang di
tanah tersebut secara tidak adil. Dalam surat Yakobus, "kerja" tidak
saja mengandung arti harafiah: ekonomis, tetapi juga arti rohani: yakni cara
tertentu orang memperlakukan harta, dalam hal ini harta orang lain. Bila orang
kaya menambah harta dari upah buruh yang dia tahan (4), tentu salah! Setiap
majikan mempunyai tanggung jawab di hadapan Allah untuk menggaji para
pekerjanya secara memadai. Jangan sampai majikan menggelapkan hak para pekerja.
Tuhan memperhatikan pekerja yang tertindas dan mendengarkan teriakan mereka!
Yakobus juga memperingatkan orang
untuk tidak menimbun kekayaan (ayt 2-3,
bandingkan dengan Mat. 6:19-21). Yang ia maksud bukanlah
tabungan untuk hari depan, karena menabung merupakan tindakan bijaksana. Yesus
mengajar orang untuk mendapatkan harta di surga dengan memberi bantuan kepada
orang miskin (Mrk. 10:21). Orang yang
menimbun kekayaan namun tidak membantu si miskin disebut tamak! Ini salah!
Sebab Yesus telah berjanji untuk menjamin kebutuhan umat-Nya (Mat. 6:33).
Ada dua kesalahan yang terkait
dengan ketamakan dan tidak peduli sosial ini.
- Pertama, orang hanya memperhatikan yang fana dan mengabaikan yang kekal. Mereka lupa bahwa emas dan perak tidak dapat menyelamatkan mereka dari hukuman Allah. Padahal zaman ini sedang menuju akhir!
- Kedua, ketamakan membuat orang menginjak-injak orang-orang papa. Padahal Tuhan memihak mereka dan melawan orang yang menindas mereka. Sampai kini pun dosa di sekitar perolehan kekayaan, perlakuan terhadap harta, dan sikap terhadap orang papa masih berlangsung di sekitar kita. Kiranya kita memiliki sikap yang benar terhadap semua itu!
Surat
ini tergolong "surat-surat umum" karena pada mulanya dialamatkan
kepada suatu sidang pembaca yang lebih luas daripada jemaat lokal. Salam
"kepada kedua belas suku di perantauan" (Yak
1:1), dan juga petunjuk-petunjuk lainnya (Yak2:19,21)
menunjukkan bahwa surat ini pada mulanya ditulis kepada orang Kristen Yahudi
yang tinggal di luar Palestina. Mungkin para penerima surat ini termasuk
orang-orang pertama yang bertobat di Jerusalem dan, setelah Stefanus mati
syahid terserak oleh penganiayaan (Kis 8:1)
sejauh Fenisia, Siprus, Antiokhia dan lebih jauh lagi (Kis 11:19). Hal ini menerangkan:
(1) mengapa pembukaan surat ini
menekankan hal menanggung dengan sukacita pencobaan yang menguji iman dan
menuntut ketabahan (Yak 1:2-12),
(2) pengetahuan
pribadi Yakobus tentang orang percaya yang "terserak" itu, dan
(3) nada
yang berwibawa dari surat ini. Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus
sedang menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan.
Terkenalnya
pengarang ditunjukkan oleh cara ia menyebut dirinya, yaitu hanya
"Yakobus" (Yak 1:1).
Yakobus, saudara tiri Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, pada umumnya
dipandang sebagai penulis surat ini. Pidatonya dalam sidang di Yerusalem (Kis 15:13-21) dan gambaran mengenai dirinya di
bagian lain dalam PB (contohnya di Kis 12:17;
21:18; Gal 1:19; 2:9,12; 1Kor 15:7) sangat cocok dengan apa yang
diketahui mengenai penulis surat ini. Sangat mungkin Yakobus menulis surat ini
pada dasawarsa 40-an. Tanggal yang agak dini untuk penulisan surat ini
ditunjukkan oleh berbagai faktor, seperti kenyataan bahwa Yakobus menyebutkan
istilah Yunani synagoge untuk menunjuk tempat pertemuan orang Kristen (Yak 2:2). Menurut keterangan sejarawan
Yahudi, Yosefus, Yakobus, saudara tiri Tuhan mati syahid di Yerusalem tahun 62
M.
Tujuan Yakobus menulis
(1) untuk
membangun semangat orang percaya Yahudi yang sedang menderita berbagai
pencobaan yang menguji iman mereka,
(2) untuk
memperbaiki berbagai pengertian yang salah mengenai sifat iman yang
menyelamatkan, dan
(3) untuk
menasihatkan dan membina pembacanya mengenai hasil-hasil praktis iman mereka
dalam hidup yang benar dan perbuatan yang baik.
Surat
ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan menjalankan
kehidupan Kristen yang sejati.:
1. Yakobus mendorong orang percaya untuk menanggung
pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11);
2. melawan godaan (Yak
1:12-18);
3. menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak 1:19-27);
4. serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan
yang kosong (Yak 2:14-26).
5. Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang
berdosanya lidah yang sukar dikendalikan (Yak
3:1-12; 4:11-12),
6. hikmat duniawi (Yak
3:13-16),
7. kelakuan berdosa (Yak
4:1-10),
8. kehidupan yang congkak (Yak
4:13-17) dan
9. kekayaan yang mementingkan diri sendiri (Yak 5:1-6).
10. Yakobus
menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka yang sudah
mundur (Yak 5:7-20).
Semoga bermamfaat bagi kita
semuanya. Tuhan memberakti.
Referensi: SDA Bilble Comentary VII hal 497 – 500, 535 –
534
Tidak ada komentar:
Posting Komentar