Selasa, 27 Mei 2014

Kabar Baik : " Tamak "

Shalom.
Mulut orang tamak hanya bisa dipuaskan dengan tanah makam. »Peribahasa Arab«

Lukas 12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.

Ketamakan membuat kita hanya mencari dan mengumpulkan, lupa kalau tujuan pencarian itu sebetulnya untuk dinikmati  dalam setiap saat kehidupan kita.

Inilah fenomena kehidupan, sekalipun titik jenuh mencapai puncaknya manusia yang tamak tetap tidak puas untuk mengejar ketamakannya sampai kematian menjemputnya barulah sitamak tak berdaya.

Mari intropeksi hati dan pikiran kita, apakah kita termasuk orang orang yang tamak? Jangan sia siakan ini, karena hidup adalah kasih karunia.

Ada waktu untuk mencari ada waktu untuk menikmati, bangun keseimbangan bagi kita dan keluarga agar berbahagia di bumi dan di sorga.
 
Tuhan Yesus memberkati.
 
Salam,
Lambok Geraldo Hutagalung
Twitter : @LGHutagalung
Hashtag : #LGHutagalung #KKAB #THINKdiffrent

Kamis, 08 Mei 2014

Find & See


FIND AND SEE


Pelikan adalah burung penangkap ikan yang ulung. Tetapi di kota Monterey, California hal seperti ini tidak terjadi. Di kota ini, burung-burung pelikan tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan ikan, karena banyak sekali pabrik-pabrik pengalengan ikan. Selama bertahun-tahun mereka berpesta dengan ikan-ikan yang berserakan. 

 

Tetapi hal yang menakutkan terjadi ketika ikan di sepanjang pesisir mulai habis, dan pabrik-pabrik pengalengan mulai tutup, burung-burung tersebut mengalami kesulitan. Karena sudah bertahun-tahun tidak menangkap ikan, mereka menjadi gemuk dan malas. Ikan-ikan yang dulu mereka dapatkan dengan mudah sudah tidak ada, sehingga satu persatu dari mereka mulai sekarat dan mati. 

Para pencinta lingkungan hidup berusaha keras untuk menyelamatkan mereka. Berbagai cara dicoba untuk mencegah populasi burung ini agar tidak punah. Sampai suatu saat terpikirkan oleh mereka untuk mengimport burung-burung pelikan dari daerah lain, yaitu pelikan-pelikan yang berburu ikan setiap hari. Pelikan-pelikan tersebut lalu bergabung bersama pelikan-pelikan setempat. Hasilnya luar biasa. 

Pelikan-pelikan baru tersebut dengan segera berburu ikan dengan giatnya, perlahan-lahan pelikan-pelikan yang kelaparan tersebut tergerak untuk berburu ikan juga. Akhirnya pelikan-pelikan di daerah tersebut hidup dengan memburu ikan lagi. 

Les Giblin, seorang pakar hubungan manusia menjelaskan bahwa manusia belajar sesuatu dari panca inderanya. 1% dari rasa, 1½ % dari sentuhan, 3½ % dari penciuman, 11% dari pendengaran, dan 83% dari pengelihatan. 

John C Maxwel, seorang pakar kepemimpinan dalam sebuah surveinya membuktikan bahwa, “Bagaimana seorang menjadi pemimpin?” 5% akibat dari sebuah krisis, 10% adalah karunia alami, dan 85% adalah dikarenakan pengaruh dari pemimpin mereka. 

Demikian halnya jika Anda ingin semakin maju, maka salah satu cara terbaik adalah dengan bergaul dengan orang-orang yang berprestasi yang bisa anda temui. Perhatikan cara mereka bekerja, lihat hidup mereka, pelajari cara berpikir mereka, lihat bagaimana mereka mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup mereka. 

Memang benar kita dapat belajar dari Tuhan langsung atau melalui pimpinan Roh Kudus, tapi kita juga harus terbuka ketika Tuhan menempatkan orang-orang terbaik yang bisa memacu hidup kita.(Renungan-spirit web) 

Carilah pergaulan yang dapat membangun kerohanian dan kehidupan Anda! 

* * * * * 

Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak. (Amsal 13:20) 

Allah Mempunyai Foto mu


ALLAH MEMPUNYAI FOTOMU


Seorang artis pencandu obat-obatan dan divonis oleh dokter bahwa dia terkena virus HIV, kini tergolek sekarat di rumahnya. Seorang teman datang untuk menghibur dan mencoba menguatkan imannya. Namun dosa-dosa yang telah diperbuat sang artis ini telah membutakannya sehingga dia merasa sangat putus asa. 

 

"Aku berdosa," katanya. "Aku telah menghancurkan hidupku sendiri dan kehidupan banyak orang di sekelilingku. Sekarang aku tersiksa dan tidak ada lagi yang bisa aku perbuat untuk memperbaikinya. Aku akan masuk neraka." 

Temannya ini meihat ada sebuah potret gadis kecil yang cantik dan lucu dengan figura indah di atas meja kecil di samping tempat tidur sang artis. Lalu dia bertanya,"Foto siapa ini ?" 

Mendengar pertanyaan itu, si artis bangkit semangatnya dan menjawab dengan antusias, " Itu putriku. Dia adalah mutiara hidupku. Satu-satunya yang terindah yang aku miliki." 

"Apakah kamu akan menolongnya jika dia mendapat kesulitan atau apakah kamu memaafkannya apabila dia melakukan kesalahan. Apakah kamu masih menyayanginya ?", tanya sang teman. 

"Tentu saja," jawab sang artis. "Aku akan melakukan apapun demi dia. Mengapa kamu bertanya seperti ini?" 

"Saya ingin kamu tahu bahwa Allah juga punya foto dirimu di atas mejanya." 

Sang artis tersentak. Sudah lama ia tidak mendengar kata Allah dan bahkan tidak pernah mengucapkannya. 

Saudara, mengapa kita sering menghakimi diri kita sendiri dengan tuduhan-tuduhan yang kejam, dengan pikiran-pikiran yang jelek ? Kalau kita saja mengahkimi diri sendiri seperti itu, bagaimana dengan orang lain ? Apakah kita lupa, bahwa kita ini milik kepunyaan Allah ? Apakah kita lupa pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membuktikan kepada kita bahwa kita ini berharga dan mulia. Kita sangat-sangat dikasihi-Nya. 

Seburuk apapun kesalahan dan pelanggaran kita, Allah mau mengampuninya. Kasih-Nya menutupi semuanya. Kasih-Nya tulus, yang dibuktikanNya dengan datang sebagai Bayi kecil, kemudian Dia mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dan menguduskan kita sekali untuk selamanya. Dia bukan hanya mempunyai foto diri kita, tapi juga keseluruhan hidup kita. Kita harus bersyukur karena kita terpahat ditangan-Nya. (fw.hr.stmg) 

* * * * * 

Sebab ALLAH mengutus Anak-NYA ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh DIA. (Yohanes 3:17) 

WARISKAN IMAN & KETAATAN


WARISKAN IMAN KETAATAN


Pernahkah Anda bertanya, darimanakah Nuh memiliki pengertian iman yang luar biasa sampai ia sanggup membangun bahtera di atas gunung ketika tak ada tanda hujan sama sekali selama bertahun-tahun? Darimanakah Abraham memiliki iman yang luar biasa sampai ia disebut sebagai Bapa orang beriman? 

 
Abraham & Ishak 

Sebuah fakta mengejutkan ditunjukkan oleh Alkitab secara tersirat. Adam yang hidup selama 930 tahun, jika dirunut dari kelahiran keturunan demi keturunan, sebenarnya Adam masih hidup sampai Lamekh, generasi keturunannya yang ke-9 lahir. Adam mati ketika Lamekh berusia 56 tahun. 

Lamekh adalah ayah kandung Nuh yang lahir ketika Lamekh berusia 182 tahun. Tak heran jika Nuh memiliki iman yang luar biasa untuk membangun bahtera karena ayahnya, Lamekh, masih mendapatkan pengajaran langsung mengenai iman ketaatan dari Adam, satu-satunya saksi mata hidup dari Taman Eden. 

Sama halnya dengan Nuh yang hidup selama 950 tahun. Jika dirunut dari kelahiran keturunan demi keturunan, Nuh masih hidup sampai Abraham, keturunannya yang ke-11 lahir. Nuh mati ketika Abraham nerusia 58 tahun. Tak heran Abraham memiliki iman yang luar biasa karena ia mendapatkan pengajaran langsung dari Nuh, saksi mata hidup ketika Tuhan meluluhlantakkan bumi dengan air bah karena ketidaktaatan manusia. 

Bukan tanpa alasan Adam, yang jatuh dalam dosa ketidaktaatan dan diusir dari taman Eden, diberikan umur panjang ketika ia seharusnya mati karena dosa. Karena Adam memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar untuk mewariskan iman ketaatan itu kepada keturunannya dari generasi ke generasi. Dari kejatuhannya di Taman Eden, Adam belajar konsekuensi dari ketidaktaatannya kepada Tuhan. 

Mewarisi iman ketaatan kepada keturunan kita dari generasi ke generasi merupakan hal yang sangat penting dan vital di mata Tuhan. Mengajarkan anak-anak kita mengenal Tuhan dengan segenap hati dan jiwa merupakan tugas yang tidak bisa dianggap remeh. Tuhan adalah Tuhan, pribadi yang tak pernah berubah dari awal dunia dijadikan. Tuhan selalu ingin bersekutu dengan manusia ciptaan-Nya. Dan hal itu hanya dapat dilakukan jika kita memiliki pengenalan yang benar akan Dia. (fw.meinardy.mrtnz) 

* * * * * 

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. (Ulangan 6:6-7)

JANGAN MENGHAKIMI


JANGAN MENGKAHIMI


"Istri saya sudah tuli,” keluh seorang suami kepada dokter pribadinya. “Saya harus bicara berkali-kali padanya, barulah ia mengerti.” 

Sang dokter lantas memberi usul: “Bicaralah dengannya dari jarak sepuluh meter. Jika tak ada respons, coba dari jarak lima meter, lalu dari jarak satu meter. Dari situ kita akan tahu tingkat ketuliannya.” 

Si suami mencobanya. Dari jarak sepuluh meter, ia bertanya pada istrinya, “Kamu masak apa malam ini?” Tak terdengar jawaban. 

Ia mencoba dari jarak lima meter, bahkan satu meter, tetap saja tak ada respons. 

Akhirnya ia bicara di dekat telinga istrinya, “Masak apa kamu malam ini?” 

Si istri menjawab: “Sudah empat kali aku bilang: sayur asam!” Rupanya, sang suamilah yang tuli. 

Saat mengkritik orang lain, kita kerap kali tidak sadar bahwa kita pun memiliki kelemahan yang sama, bahkan mungkin lebih parah. Ada kalanya apa yang tidak kita sukai dari orang lain adalah sifat yang tidak kita sukai dari diri sendiri. Kita belum bisa mengatasi satu kebiasaan buruk, kemudian jengkel saat melihat sifat buruk itu muncul dalam diri orang lain, sehingga kita memintanya untuk berubah. 

Tuhan Yesus tidak melarang kita menilai orang lain secara kritis. Namun, janganlah membesar-besarkan kesalahan orang lain dengan mengabaikan kesalahan diri sendiri. Jika kita memakai standar atau ukuran tinggi dalam menilai orang lain, pastikan kita sendiri sudah memenuhi standar yang kita buat. Yang terbaik adalah introspeksi diri terlebih dulu sebelum memberi kritik kepada orang lain. 


* * * * * 

Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. (Matius 7:1) 

Kabar Baik 11-Mei-14; Pengalaman Dengan Tuhan


Shalom.

"Experiences are one of the most important things that God uses to shape you for service." »Rick Warren« 

"Pengalaman adalah salah satu hal penting yang Tuhan gunakan untuk membentuk anda untuk pelayanan." »Rick Warren« 

1 Samuel 17 : 37 Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau." 

Pendidikan tinggi memang penting, namun pengalaman hidup bersama Sang Raja lebih penting dalam pembentukan pelayanan kita.  

Karena inspirasi dan kekuatan kita justru lebih tepat bila ketika kita sudah pernah mengalaminya secara pribadi. 

Jadi kesaksian kita adalah hal nyata bukan hanya teori, mulai sekarang kita memastikan apa yang kita lakukan dalam setiap pelayanan kita betul betul lahir dari pengalaman, sehingga jadi berkat yang hidup buat setiap orang yang kita layani.


Tuhan Yesus memberkati.

Salam, @LGHutagalung

TAWA IBU YANG TERAKHIR


TAWA IBU YANG TERAKHIR
(oleh Robin Lee Shope)


Hanyut dalam rasa kehilangan yang mendalam, aku tidak memperhatikan kerasnya bangku yang ku duduki. Saat itu aku berada di pemakaman temanku yang sangat kukasihi - Ibuku. 

 

Akhirnya beliau dikalahkan dalam pertempuran panjang melawan kanker. Perasaan itu demikian menyakitkan; sehingga kadang kala sangat menyesakkan. Selalu dengan penuh dukungan, Ibu bertepuk tangan yang paling keras ketika menonton drama disekolahku, menghabiskan sekotak tisu ketika mendengarkan kisah putus cintaku yang pertama, menghiburku ketika ayah meninggal, memberikan dorongan pada masa kuliahku, dan selalu mendoakan sepanjang hidupku. 

Ketika penyakit Ibu diketahui, saudara perempuanku baru melahirkan dan saudara laki-lakiku baru menikah dengan kekasih yang dikenalnya sejak kecil, sehingga jadilah saya, anak remaja berusia dua puluh tujuh tahun tanpa beban, untuk merawatnya.Aku merasakannya sebagai suatu kehormatan. 

"Sekarang apalagi, Tuhan?" tanyaku, sambil duduk di gereja. Jalan kehidupan terbentang didepanku sebagai suatu hamparan jurang yang tak berdasar. 

Saudara laki-lakiku duduk tertegun dengan wajahnya memandang salib sambil menggengam tangan isterinya. Saudara perempuanku duduk bersandar pada pundak suaminya, lengan suaminya memeluk dirinya yang sedang memangku anak mereka. 

Semuanya begitu merasa berduka, sehingga tidak memperhatikan bahwa aku duduk sendirian. 

Tempatku selalu bersama Ibu kami, menyiapkan makanannya, membantunya berjalan, membawanya ke dokter, memberinya obat-obatan, membaca Injil bersama-sama. Sekarang beliau sudah bersama Tuhan. Tugasku sudah selesai, dan aku merasa begitu kesepian. 

Aku mendengar pintu dibuka dan ditutup dibelakang gereja. Langkah tergesa-gesa terdengar dari lantai yang berkarpet. Seorang laki-laki muda yang terlihat jengkel melihat sekeliling ruangan dengan cepat dan segera duduk disebelahku. Dia melipat tangannya dan meletakkannya pada pangkuannya. Matanya mulai berkaca-kaca. Kemudian dia mulai terisak-isak. 

"Maaf saya terlambat" paparnya, walaupun sebenarnya tidak perlu penjelasan. 

Setelah beberapa pidato selesai, dia memiringkan tubuhnya dan berkata, "Mengapa mereka selalu memanggil Mary dengan nama 'Margaret'?" 

"Karena namanya adalah Margaret. Bukan Mary. Tidak ada yang memanggilnya 'Mary'," bisikku. 

Aku heran kenapa orang ini tidak duduk dibagian gereja yang lain saja. Dia selalu mengganggu rasa berkabungku dengan airmatanya dan kegelisahannya. 

Siapa sih orang asing ini? 

"Tidak, itu tidak benar" dia bersikeras, ketika beberapa orang melirik kepada kami yang berbisik-bisik. 

"Namanya adalah Mary, Mary Peters." 

"Ini bukanlah upacara pemakamannya." 

"Apakah ini Gereja Luther?" 

"Bukan, Gereja Luther ada diseberang jalan" 

"Oh." 

"Aku rasa anda berada pada upacara pemakaman yang salah, pak" 

Suasana khidmad yang bercampur dengan kenyataan akan kesalahan dari orang ini berkembang dalam diriku meledak menjadi tertawa. Aku tutup mukaku dengan kedua tanganku dan berharap agar suara tawaku terdengar sebagai isak sedih. 

Suara derit bangku membantuku. Pandangan tajam dari orang yang berduka lainnya malah membuat suasana menjadi semakin menggelikan. Aku mengintip pada orang tersesat yang kebingungungan yang duduk disebelahku. Dia juga tertawa, dan ketika melihat sekelilingnya, dia memutuskan sudah terlambat untuk meloloskan diri dari suasana yang tak terduga itu. Aku membayangkan Ibuku juga tertawa. 

Pada kalimat "Amin" yang terakhir, kami bergegas keluar dan menuju tempat parkir. 

"Rasanya kita akan menjadi bahan pembicaraan seluruh kota," ujarnya sambil tersenyum. 

Dia menyebutkan namanya adalah Rick dan karena dia tidak ikut pada upacara pemakaman bibinya, dia mengajak aku untuk menemaninya minum kopi. 

Sore itu merupakan awal dari perjalanan panjang hidup aku bersama orang ini, yang hadir pada upacara pemakaman yang salah, tapi pada tempat yang benar. 

Setahun setelah pertemuan itu, kami menikah di gereja tempat dia menjadi asisten pastor. Kali ini kami berdua tiba pada gereja yang sama, pada waktu yang tepat. 

Dalam masa dukaku, Tuhan memberiku tawa. 

Dalam rasa kesepianku, Tuhan memberiku cinta. 

Bulan Juni yang lalu kami merayakan pesta ulang tahun perkawinan kami yang ke duapuluh-dua. 

Setiap ada yang menanyakan bagaimana kami bertemu, Rick selalu mengatakan, "Ibu dia dan bibi Mary saya mempertemukan kami, dan itu sungguh merupakan perjodohan yang diatur dari surga." 

* * * * * 

O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! (Roma 11:33) 

SEMANGAT HIDUP

SEMANGAT HIDUP 

Selamat siang sobat. 
  
Lama rasanya saya tidak menulis dan berbagi tulisan dengan rekan-rekan yang dikasihi Allah. Semoga rekan-rekan semua selalu dalam perlindungan Allah dan segala yang dilakukan sungguh menghasilkan buah berlimpah. 
  
Sobat, semalam dikarenakan saya tidak bisa tidur, saya menyempatkan menonton televisi dan disana ada film bagus tentang kebangkrutan sebuah perusahaan dan ternyata pemimpin perusahaan itu yang "merampok" aset perusahaan itu hingga karyawannya mengalami kesulitan karena mereka telah menanamkan semua uang pada perusahaan itu. 

 
  
Dalam masa-masa kesulitan itu, sebagian karyawan termasuk karyawan "eselon" yang juga mengalami kesulitan mencari cara untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. 
  
Sebagian dari mereka menjadi "perampok" dan ada yang usaha "judi" di rumahnya untuk mempertahankan hidupnya. 
  
Sekali lagi situasi sulit yang terjadi dalam negeri itu. 
  
Situasi yang tidak menentu karena adanya kesulitan keuangan di mana keluarga tidak mampu menghidupi keberadaan anggota keluarganya. 

Yah ini hanyalah film dan berakhir dengan kegembiraan karena berkat seorang bekas anggota itu berhasil mengembalikan uang dari pemilik perusahaan yang merampok uangnya dengan dimasukkan pada dana pensiun karyawan perusahaan itu dan semua bersuka cita karena memperoleh kembali uang mereka setelah perampokan oleh pemimpin perusahaan ini. 
  
Tapi bagaiamana jika hal itu sungguh terjadi dalam kehidupan ini. 
  
Beberapa hari yang lalu, saya juga dihadapkan oleh keadaan yang cukup tidak mengenakkan menghadapi "prahara" keluarga. 

Sebuah keluarga pedagang bubur yang biasa mangkal di depan rumah kami, teryata pedagang ini mengalami kecelakaan dan harus masuk rumah sakit serta motor mereka "hancur" sedangkan motor itu masih motor kreditan. 
  
Berdagang adalah "tulang" punggung kehidupan kelaurga itu disamping suami pedagang itu yang kerja serabutan ikut orang, dan motor itu adalah salah satu kekayaan yang diandalkan kerena rumah mereka jauh dan motor itu pula yang harus dipakai untuk antar jemput sekolah anaknya. Serta jika tidak ada motor maka biaya transportasi kedua anak keluarga itu mencapai 25 ribu karena dari rumah pedagan itu tidak ada angkot. 

Keadaan sungguh tidak membahagiakan dan dunia serasa kiamat bagi pedagang bubur itu. 
  
Ini adalah kenyataan hidup, dalam serba ketidakberdayaan itu, motor kreditan sudah ditarik oleh pihak yang memberikan kredit dan semua menjadi gelap serta hanya ada satu andalan hidup yaitu dari suami pedagang itu yang hanya bekerja serabutan ikut orang dengan motor butut yang dimilikinya. 
  
Namun semangat ada dalam keluarga itu, pedagang bubur itu tidak lagi jualan bubur dan tugas antar jemput anaknya diserakan penuh kepada bapak anak itu dan dilakukan sebelum dan setelah bekerja. 

Jadi kedua anak yang satu SMK dan yang satunya SD selalu berangkat bersama bapaknya dan pulang menunggu bapaknya pulang kerja. 
  
Berangkatnya sich tidak masalah karena bisa diatur jamnya tapi pulangnya yang menjadi masalah karena bapak anak ini pulangnya tidak selalu pada jam yang sama tergantung permintaan pekerjaan dari orang yang membutuhkan tenaganya. 

Bapak itu bisa pulang jam 5 sore, bisa jam 6 sore dan bisa jam 11 malam. 

Pernah karena ada lembur anak itu harus menunggu sampai jam 1 malam dan kedua anak itu duduk di depan rumah kami sambil tidur-tiduran. 
  
Keadaan itu terus berlangsung hingga saat ini dan tadi malam ada kejadian yang membuat saya sedih yaitu kedua anak itu sudah kelihatan jenuh dan capek karena jam 10 malam bapaknya belum pulang, setiap menelpon bapaknya, bapaknya marah-marah karena motornya rusak. 

Eh, jam 11-an bapaknya datang dengan "menuntun" motor karena motornya tidak bisa menyala. 

Bapak anak itu langsung bilang, "Jangan telpon terus, bapak juga capek bukan kamu saja yang capek". 
  
Anaknya bilang, "Besok ulangan dan saya tidak mau masuk sekolah karena capek". 

Bapaknya bilang, "Ya sabar, bapak kan gak sengaja bikin motor rusak". 
  
Saya tidak tahu mereka ngomong apa lagi karena kedua anak itu langsung jalan meninggalkan rumah kami dan motor bapak itu dititipkan di rumah kami. 
  
Bapak itu sebenarnya ingin meminjam motor pada saya tetapi sayang karena motor yang biasa saya pakai adalah motor gereja yang sudah saya kembalikan beberapa waktu lalu dan saya tidak memiliki motor lagi. 

Saya menanyakan apakah ada uang untuk pulang, syukurlah bapak itu bilang masih ada dan cukup untuk naik ojek. 
  
Pagi harinya kedua anak itu ternyata masuk sekolah dengan naik ojek dan bapaknya datang agak siangan dengan naik ojek pula. 

Kedua anak itu telah memiliki semangat lagi untuk menjalani hidup dan perjalanan sekolahnya, serta mampu mengatasi rasa malas dan capek setelah semalam kesal karena lama menunggu bapaknya yang tak kunjung datang dan datangpun dengan motor yang rusak sehingga tidak bisa cepat pulang sedangkan mereka perlu belajar untuk ulangan. 
  
Orang kecil sering dibuat kecil oleh keadaan dan hidup ini. 

Tapi jika semangat itu ada maka  keadaan tidak bisa "mengebiri"  atau "mengecilkan" mereka dan mereka bisa tetap mengatasi masalah 'pengecilan' dalam hidupnya. 
  
Hal ini karena adanya semangat untuk terus dan terus maju melawan  keadaan yang memperkecil kehidupan mereka. 
  
Jika semangat itu ada dalam diri, maka tentulah akan ada jalan keluar dan hidup akan keluar sebagai pribadi yang kuat walaupun diperkecil dan dipersempit ruang gerak oleh kehidupan ini. Berani mendobrak rasa malas, rasa capek, rasa putus asa dan rasa rendah diri adalah pintu untuk menemukan semangat baru mencapai apa yang ada di depan kehidupan. 
  
Belajar dari keadaan menjadikan orang menemukan semangat pula. Dari kehidupan kita belajar dan dari kehidupan pula kita diberi pelajaran. Tak ada yang mustahil bagi mereka yang memiliki semangat karena semangat adalah pintu gerbang keajaiban. 
  
Semoga kebaikan selalu ada dalam hidup kita dan kita tumbuh sebagai orang yang bersemangat dalam keadaan apa pun termasuk keadaan yang serba sulit sekalipun. 

Semua pasti bisa diatasi apalagi kita memiliki Allah yang selalu memperhatikan hidup kita. 
  
Jika kita memiliki impian dan kita berusaha mewujudkannya maka Allah dan seluruh alam akan bahu-membahu membantu kita. 

Salam dalam cinta membangun dunia baru dengan semangat baru agar semua menjadi lebih baik. 
  
Jangan biarkan rasa malas, rasa capek, rasa putus asa dan rasa rendah diri memasuki hidup kita karena sekali mereka masuk maka kita akan diikatnya dan kita sulit keluar darinya. 

Teruslah bersemangat dan terus menemukan semangat baru dari kehdupan ini. 
  
Seperti keluarga tukang bubur dengan kedua anaknya ini, mereka tetap memiliki semangat untuk maju walaupun kesulitan ada dalam kehidupan mereka. 

Salam dalam semangat seperti keluarga tukang bubur ini. (Petrus P)   

* * * * * 

Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:12,13)  


8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

 8 NASIHAT UNTUK PARA SUAMI “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya...